Jumat, 22 November 2019

KPJ Kemas tema Festival HAM dengan Karya Seni Instalasi




Menjadi tuan rumah dalam  Festival HAM 2019 kali ini masyarakat Kabupaten Jember  pada 19-21 November 2019 pada tahun ke-7 ini mengangkat tema pembangunan daerah berbasis HAM dan berkeadilan sosial melalui pendekatan budaya merupakan kebanggaan sekaligus tantangan. Alasan Komnas HAM menggandeng pemerintah daerah untuk berperan aktif dalam kegiatan Festival HAM, salah satunya adalah, karena pemerintah daerah menjadi pihak yang sering diadukan ke Komnas HAM. Masyarakat Jember yang menjadi tuan rumah acara ini bersiap menerima dengan suguhan beberapa penampilan seni budaya, produk UMKM serta yang tak kalah meriah yaitu merias sudut ruang publik dengan seni instalasi.

 

Pada dasarnya definisi seni instalasi adalah karya seni yang dibuat dengan menyusun, merakit dan memasangkan berbagai media seni, baik dua maupun tiga dimensi sehingga membentuk kesatuan realitas dan makna baru. Secara harfiah, instalasi diambil dari bahasa inggris, yaitu Installation yang artinya “pemasangan” atau “menempatkan”. Sehingga seni instalasi berkaitan dengan pemasangan sesuatu, yaitu karya yang akan dipamerkan terutama di ruang publik. Dan pada acara Festival HAM 2019 ini seni instalasi dipamerkan di sudut-sudut ruang publik yang mudah dilihat dan dinikmati peserta Festival HAM hadir di Kabupaten Jember.

Seni instalasi juga mengakomodir seni rupa ruang publik  baik di jalanan maupun di gedung pemerintah kabupaten , hal ini merupakan media partisipasi kalangan seniman seni rupa dalam mendorong pemenuhan, perlindungan dan penghormatan hak asasi manusia. Tema hak atas kehidupan yang layak merupakan tema aktual dan salah satu persoalan nyata HAM kita; di mana berbagai aspek kehidupan yang layak seperti lapangan pekerjaan, perumahan, layanan kesehatan serta fasilitas umum masih banyak yang belum memadai.


Seniman Jember yang bersinergi dengan Tim artistik Umar Kayam Foundations adalah KPJ (Komunitas Perupa Jember) yang memamerkan karya instalasi dan seni rupa tiga dimensional/tri matra yang diletakkan pada area publik di kantor pemerintah Kabupaten Jember. Dimensi karya yang dipamerkan bermacam-macam ukurannya. Material yang digunakan memperhatikan respon pada ruang, penggunaan/pemilihan material, kekuatan karya untuk dapat diaplikasikan baik dalam maupun luar ruangan dalam berbagai kondisi alam dan cuaca serta diutamakan menggunakan bahan material daur ulang yang ramah lingkungan. Mereka menggarap gapura yang di jalan, ruang seminar , aula dan sudut ruang-ruang yang ada di kantor pemerintah Kabupaten Jember .

Pada tahap awal, para seniman KPJ antara lain Aab, Viki, Handa, Pras dan Aldo berbagi peran dengan Dany dan Mat dari Tim Umar Kayam Foundations, untuk mendiskusikan gambar/desain karya yang akan dikerjakan dalam beberapa sudut ruang publik. Mereka berbagi untuk menghiasi ruang-ruang yang akan menjadi fokus kegiatan peserta Festival HAM. Persiapan hingga menjadi sebuah karya yang dipamerkan , memakan waktu selama sepuluh hari. Bahkan dalam finishing sempat ada partisipasi Raquel dari negara Mexico yang menggambar sosok perempuan dengan bunga merah, mendapat respon tersebut para seniman Jember menjadi lebih bersemangat.

 


Bupati Jember sempat juga menemani para seniman rupa yang sedang berkarya dan menyelesaikan karya instalasinya, bahkan beliau menanyakan kepada salah seorang dari seniman Jember tentang gambar tangan yang sedang berjabat tetapi ada dalam penjara. Memang kondisi ruang-ruang publik yang dibuat untuk instalasi dalam tahap menuju finishing jadi masih terlihat berantakan . Tetapi ada peserta yang sempat mengapresiasi karya-karya instalasi serta karya senirupa ketika sudah dimulai acara Festival HAM di hari pertama. “Karya-karya seniman Jember ini sangat menarik, sangat sesuai dengan tematik Hak Azasi Manusia, bahwa masih banyak hak-hak masyarakat yang terabaikan . Mungkin hal itu digambarkan dengan dewi keadilan yang dibungkus Holy line  dengan corong pengeras suara yang ditentengnya benar-benar sebuah fakta HAM belum menyentuh para pelakunya,”ungkap Muhamad Nur warga Jember yang sempat melihat instalasi tersebut. “Saya jadi terinspirasi karena gambar dan instalasi yang di pamerkan, dan salut untuk para seniman yang sudah berpartisipasi dalam Festival HAM di Jember ini,”tandasnya.

Tidak ada komentar: