Selasa, 24 Mei 2022

kesenian itu cukup dengan niat baik


Komunitas jaranan wirowongso Ajung yang cukup kondang adalah Cemeti Amarosuli, sudah bertahan sepuluh tahun lebih. Anggotanya juga banyak terutama anak anak muda minlenial dan GenZ yaitu pemuda pemudi yang tinggal di sekitar desa atau dari luar desa. Beragam jenis profesinya ada yang masih pelajar dan mahasiswa ada juga yag sudah bekerja bahkan berkeluarga. Lebih tepatnya komunitas ini kita sebut keluarga besar Cemeti Amarosuli. Kenapa mereka bisa bertahan berkesenian bahkan mampu mengembangkan kapasitas sumber dayanya sekaligus berkemampuan mengadakan eksebisi secara mandiri tanpa ada bantuan dari pihak luar yang berarti.

Dalam pantauan kami rupanya selain berkegiatan seni tradisi mereka juga mengadakan pengajian rutin setiap malam jumatnya, kira-kira inilah resepnya . Kemudian dengan beberapa acara rutin tahunan yang wajib mereka lakukan, sepanjang yang kita tahu even yang wajib itu acara peringatan ulangtahun, suroan, bersih diri sebelum memasuki bulan ramadhan dan selain itu ada latihan rutin semacam arisan sebulan sekali dan melayani tanggapan-tanggapan dari pihak yang punya hajat. Saya tidak melihat detai manajemen komunitas ini tetapi rasanya jarang ada masalah urusan keuangan, mungkin manajemen di atur secara kekeluargaan. Dan jika ada masalah internal segera mereka atasi jadi tidak berlarut-larut, displin latihan juga mereka terapkan.  Relatif rapi organisasi mereka ini, mungkin karena faktor kepemimpinan oleh seorang yang sangat mengerti sikon anggota dan situasi luaran. Sebagai pemimpin sekaligus ustad dalam pengajiannya, nama  Muhammad Sutinggal yang juga sering disebut Bopo oleh anggotanya sangat tegas dalam mengelola komunitas ini yang sudah dianggap menjadi keluarganya menjadi motor penggerak seni tradisi jaranan di Jember. Sutinggal yakin, bahwa menggerakkan seni tardisi jaranan tidak harus orang yang sekolahan bertitel, berkedudukan sebagai pejabat bukan juga orang yang punya harta tetapi cukup dengan niat , tindakan nyata serta doa serta saling menjaga antar anggota keluarga besar. Sudah itu saja cukup, rejeki sudah ada yang mengatur selama kita berusaha dan berdoa Gusti Allah tidak akan melupakan kita. Sepakat sih dengan pandangan beliau, semoga keluaraga besar Cemeti Amarosuli senantiasa diberi kelancaran dalam pengembangan kesenian dan kebudayaan.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

enggak cokoplah kalo hanya niatan baik