Kamis, 26 Mei 2022

Seni Pertunjukkan mempengaruhi psikologi massanya

fotodoc ssendratasik jatayu tiwikromo

Seni pertunjukan sebagai produk ekspresi seni, selalu akan berhadapan dengan apresiasi penikmatnya. Karena pada dasarnya penikmat atau penonton adalah salah unsur terpenting dalam produksi seni pertunjukan selain ada beberapa unsur lainnya yang tak kalah penting yaitu pemilihan waktu yang tepat sesuai dengan kebutuhan, pemain pendukung beserta kru pertunjukan serta penentuan ruang seperti gedung dan pola pertunjukannya. Seni pertunjukan sebagai performance art akan melibatkan aksi orang maupun kelompok, seperti teater, sendratari, konser musik, monolog, pembacaan puisi yang langsung berhadapan dengan penontonnya. Ukuranya jika pas dengan animo penonton maka akan dielu-elukan bahkan bisa histeris atau khusyuk menyimak (apresiatif) tetapi jika tidak sesuai maka reaksi penonton bisa liar bisa lempar botol air mineral atau meninggalkan pertunjukan meski belum berakhir.

Interaksi panggung mengawal sisi komunikasi dengan penonton, semakin intens maka semakin penonton terlibat dalam pertunjukan tersebut. Jadi pemain juga merupakan kekuatan dalam penyajiannya diatas panggung yang sebelumnya telah dilengkapi dengan pemahaman naskah, serta arahan sutradara dalam memainkan sesuai dengan logika panggung dengan menterjemahkan gagasan dan pesanya yang ingin disampaikan juga latar temanya, plot, blokingnya, artikulasi gaya dan bahasa dalam dialognya. kekuatan pemain tadi akan didukung dengan perangkat kru panggung lainnya yaitu kostum, makeup, property panggung, ilustrasi, sound dan lampu panggung. Itu semuanya akan diatur oleh tim produksi, nah disanalah peran yang sering tidak terlihat tetapi vital yaitu perijinan, promosi, dokumentasi, transportasi konsumsi dan akomodasi, admnistrasi dan manajemen keuangan serta sponsor pendukung. Kalau masih memungkinkan sumberdaya bisa double casting.

Mengenai kebutuhan ruang di seni pertunjukan tidak harus memakai standar gedung teater atau konser musik, karena itu semua menyesuaikan kebutuhan dan target yang ingin dicapai. Bisa saja menggunakan stadion, lapangan, studio, amphiteater , jika ruang sepeti gedung tidak mampu mewakili penyampaian ide dan gagasan seni pertunjukna maka bisa menggunakan lainnya karena ruang seperti apa itu tidak mutlak. Sehingga ketika ruang sudah diputuskan maka kebutuhan pementasan lainya pasti akan menyesuaikan agar tersampaikan apa pesan yang ingin dicapai. Sudah pasti akan berpengaruh pada biaya produksi. Termasuk didalamnya urusan sewa alat, gedung ,kostum, sound system , lampu , kontrak honor pemain dan kru, belum lagi urusan pendukung lainnya bila pementasan di ruang terbuka yaitu keamanan , tenaga angkut bongkar pasang dan kru pawang sebagai mediator harmonisasi alam . Sehingga pembiayaan seni petunjukan dalam gedung dan di areal terbuka akan berbeda. Memang sepertinya rumit sekali menjalankan  ide gagasan ke dalam bentuk produksi seni pertunjukan, tetapi kalau sudah menjalaninya pasti asik-asik saja bahkan bisa ketagihan. Markicob, mari kita coba.
 

Tidak ada komentar: