Senin, 20 Juni 2022

jaranan buto hasil akulturasi budaya


Budaya bisa saja tercipta karena perpaduan dua tradisi yang bersetubuh membentuk suatu yang dianggap bisa mewakili situasi sosial kemasyarakatan mereka. Misalnya seni jaranan buto yang beradasal dari Cemetuk dekat gambiran , yaitu sebuah dusun kecil yang menjadi bagian dari wilayah administratif Desa Cluring, Kabupaten Banyuwangi dan letaknya berbatasan dengan wilayah kecamatan Gambiran.

informasi yang berkembang disana bahwa dulu masyarakat Dusun Cemetuk mendapatkan pengaruh kebudayaan masyarakat pendatang dari Jawa Mataram yang ada di wilayah Gambiran. Mungkin karena masyarakat Gambiran sebagian besar masih memiliki garis keturunan trah Mataram. Dari pengaruh itu jaranan buto,  adalah kesenian tradisi sebagai bentuk akulturasi budaya. Memadukan kebudayaan osing suku asli Banyuwangi dengan kebudayaan Jawa Mataram. cerita yang mengabdopsi kisah tokoh legendaris Minakjinggo. Pandangan orang jawa ada versi beranggapan yang mengatakan bahwa Minakjinggo adalah seorang yang berkepala raksasa yang dalam bahasa Jawa dipersonifikasikan dalam bentuk butha.

Kini persebaran kesenian ini juga semakin meluas membumi terutama diwilayah-wilayah yang mempunyai perdikat jawa mataram, termasuk wilayah pesisir selatan jember dan lumajang. Dan masih eksis hingga sekarang menghibur masyarakatnya. 

Tidak ada komentar: