Senin, 14 November 2022

milenial enggan belanja kepasar tradisional


Pasar di nusantara ini selain tempat jual beli barang juga sebagai tradisi silaturahmi antar warga, karena bisaa bertemu secara langsung saling menyapa dan tegur sapa saling menanyakan kabar  . Pertemuan tersebut sangat bermakna bagi mereka yang kadang letak rumahnya berjauhan dan punya rutinitas kegiatan masing-masing, makanya pasar yang punya hari pasaran kadang dimanfaatkan sebagai media bertemu sekedar tahu kondisi atau temu kangen diantara mereka. pasar sebagai pusat informasi dan perencanaan peristiwa budaya jaman dulu sangat mungkin terjadi. Sekaligus didalamnya bisa tertanam saling menghargai dan menghormati sesama baik penjual maupun pembeli secara lebih terbuka tanpa ada yang disembunyikan proses inilah yang mendukung kelestarian kebudayaan bangsa nusantara.

Makanya keberadaan pasar tradisional di nusantara ini bisa bertahan begitu lamanya, bahkan tak akan goyah walaupun terjadi bencana alam sekalipun, tetapi mereka akan kalah jika ada penggusuran pasar dengan alasaan renovasi total. dijaman digital yang serba online seperti sekarang ini , tidak menghentikan mereka terutama emak-emak meninggalkan pasar beralih ke pasar modern. Pasar sudah dianggap sebagai bagian dari kehidupan mereka selain kebutuhan dapur tetapi juga relasi sosial. Kalau anak sekarang sudah mulai beralih dengan belanja serba online, mungkin saja generasi inilah yang generasi yang tidak mengenal pasar tradisional dan alaanya justru sebaliknya yaitu pasar kotorlah, malu karena harus ketemu orang, mager karena harus berjalan dan tidak efektif katanya. Sebenarnya tidk semua juga generasi milenial dan gen z sekarnag ini enggan ke pasar tradisional, jika diperhatikan masih ada saja anak-anak milenial belanja ke pasar baik dengan kawan maupun dengan ortunya, kayaknya asik-asik ajah tuh gaes.Nah kalian termasauk generasi muda yang mana nich.

Tidak ada komentar: