Sabtu, 03 Desember 2022

para sufilah yang mengajari ngopi


Budaya ngopi dalam catatan sejarah awalnya  mulai abad 15 Masehi. Kopi ini berasal dari Ethiopia daratan afrika masuk persia  melalui Yaman pada akhir abad 15, dan para ulama sufi waktu itu justru menemukan khasiatnya yaitu dengan minum kopi bisa menahan ngantuk. Karena zat yang ada dalam kopi tersebut bisa membuat mereka lebih berkonsentrasi sat ibadah. Dari Yaman kopi merambah ke kota-kota Islam di Hijaz, Mesir, dan Syam pada abad ke-10 H yang saat itu berada di bawah Dinasti Mamluk (1250-1517 M).Di beberapa wilayah negeri Syam, saat itu kopi identik dengan tarikat Syadziliyah. Dalam tradisi ngopi mereka, cangkir kopi pertama ditumpahkan ke tanah. Itulah ‘jatah’ pendiri Tarikat Syadziliyyah. Jadi, para sufi itulah yang mengajari ngopi

Sejarawan Ibn al-Imad (w.1089 H), penulis biografi ulama, Syadzarât al-Dzahab, mencatat, Abu Bakar bin Abdullah, ulama pengikut tarekat Syadziliyah, diketahui membuatnya dengan biji kopi (al-bunn) dari Yaman. Ternyata bisa membuat mata melek, dan giat ibadah malam. Dia pun anjurkan para pengikutnya untuk banyak ngopi. Makanya budaya minum kopi diantara para pengikut tarekat tersebut semakin meluas sehingga budaya minum kopi jadi tradisi komunitas dan kopi menjadi komoditas yang perdagangkan diatara bangsa-bangsa jaman itu. Mungkin saja para sufi tersebut ketika menyebarkan agama islam sampai juga di tanah air nusantara, sekaligus juga mengenalkan budaya minum kopi. Bisa dikatakan ngopi lekat sangat dengan kehidupan di pesantren di Jawa dan umumnya seluruh bangsa nusantara. Apalagi kemudian para bagsa eropa sejak abad 17an menggerakan para negara jajahannya untuk menanam kopi dengan paksaan, akibatnya perkebunan kopi meluas dinegeri ini.

 


Tidak ada komentar: