Selasa, 21 Februari 2023

kendil dan plasenta dulu sangat akrab


Begitu melihat gerabah atau tembikar seperti kerajinan wadah terbuat dari tanah liat terkadang multi fungsi, karena macem-macem gunanya. Disamping kebutuhan dapur sebagai wadah kuliner dengan citarasa tradisional juga sering digunakan untuk wadah air-ari sijabang bayi. Ari-ari dalam bahasa kesehatan adalah plasenta sebagai cadangan asupan makanan ketika bayi masih dalam kandungan. Wadah ini di Jawa biasanya dinamakan kendil , semacam gentong kecil. 

Terkait kendil ini tradisi di Jawa biasanya untuk mengubur plasenta tersebut, setelah di bersihkan dan di cuci dihilangkan dari darahnya kenudian dikasih garam dan empon-empon . Kemudian dibungkus kain fan dan kadang diberi tulisan al fatihah , dibacakan sholawat  atau doa  bagi yang non muslim. Kendil tersebut biasanya satu setel dengan tutupnya, sehingga plasenta akan dimasukan dan dikuburkan. Tradisi orang Jawa dikuburkan di depan rumah diberi kurungan dan dikasi penerangan lampu selama empatpuluh hari. Hal ini bukan klenik tetapi memang tujuannnya untuk menjaga jangan sampai bau darah tersebut menggugah binatang buas mencurinya. Lalu kenapa kok dijaga karena menurut pemahaman orang jawa plasenta tersebut adalah saudara si jabang bayi, yang sudah semestinya diberikan penghormatan dan dikuburkan selayak mungkin. Namanya juga saudara.

Nah nggak tahu juga di kehidupan masyarakat kita yang semakin modern dan tidak terlalu memperhatikan tradisi tersebut. Tetapi senyampang tradisi tersebut masih dekat dengan kebaikan dan hormat terhadap sesama meski sudah menjadi jasad bahwa memperlakukan dengan layak adalah suatu kewajiban yang baik, makanya tradisi ini masih ada meski tidak semuanya melestarikannya. 

Tidak ada komentar: