Jumat, 17 Februari 2023

leo kristi inspirator folksong indonesia

 

Genre balads merupakan ciri khas dari hampir seluruh musik dan lagu yang diciptakan Leo Kristi. Dalam kariernya dia mendirikan grup musik beraliran rock progresif bernama Lemon Trees bersama Gombloh dan Franky. Setelah memisahkan diri dari Lemon Tree's, Leo Kristi lebih suka tampil dalam konser dengan memakai jubah hitam di atas panggung. H. Leo Imam Sukarno atau lebih dikenal dengan nama Leo Kristi (8 Agustus 1949 – 21 Mei 2017) adalah musisi pengelana yang amat menikmati karier musiknya di jalanan. Leo Kristi merasa menemukan musikalnya lewat mbambung perjalanan panjang menjelajah Nusantara.

Musik adalah dunia yang dikenalnya sejak kecil. Masa kecilnya Leo  menyimak setiap irama yang dimainkan tiap subuh oleh ayahnya, H.M. Iman Soebiantoro , PNS yang juga merupakan seorang musisi. Sejak kecil, Leo Kristi aktif dalam kegiatan menyanyi di gereja, dan juga sebagai bagian dari kegiatan sekolah dasarnya, meskipun ia sendiri muslim. Leo waktu itu sekolah di SD Kristen, Surabaya pada tahun 1961.

Ketika sekolah dibangku  SMP  ia mendapat sebuah gitar dari ayahnya. Lalu, ia masuk kursus Tony Kerdijk, Direktur Sekolah Musik Rakyat di Surabaya. Untuk menyanyi ia belajar pada Nuri Hidayat dan John Garang. Ia juga pernah kursus gitar pada Poei Sing Gwan dan Tan Ek Tjoan. Dua gitaris yang diakuinya cukup memberi pengaruh pada musiknya. Di SMAN 1 Surabaya, ia tidak lepas dari kewajiban berbaris dan ikut menyanyikan lagu-lagu perjuangan di bawah Tugu Pahlawan. Leo saat SMA bikin grup band rock n' roll bernama "Batara" mereka suka menyanyikan lagu-lagu milik The Beatles anggotanya  Ratno, Karim, Soen Ing, John Kotelawala, Andre Muntu, dan Harry Darsono (kini menjadi desainer nasional).

Seiring dengan perkembangan musik Indonesia yang semakin beragam, Leo Kristi tetap setia di jalur musiknya, dia tetap menggelandang dan bersentuhan langsung dengan kehidupan rakyat jelata dalam proses kreatif penciptaannya. Maka, dengan lagu balada yang sarat dengan lirik patriotisme dan cinta, ia tetap menggelorakan semangat juang. Masa jaya lagu-lagu Leo Kristi 80-90an seperti mengalir undangan dari seluruh kota di Indonesia, dan lama-lama meng influence anak-anak muda dimasa itu terutama yang suka aliran balad atau folk. Bahkan sering diadakan lomba-lomba lagu Leo didaerah-daerah pesertanya juga banyak. Leo Kristi dengan Konser Rakyat-nya, ternyata pewngaruhnya luar biasa hingga mempunyai penggemar, yang nyaris men-tradisi dikalangan anak-anak muda. Kini Leo Kriti telah tiada , dia meninggal dunia di usia 67 tahun di RS Immanuel, Bandung, Jawa Barat, Minggu (21/5/2017) dini hari. Kakak Leo, Boni, menuturkan bahwa sang adik mengidap penyakit disentri amoeba atau infeksi usus besar. Untuk mengenang dan meneruskan pesan lagu-lagu Leo, para penggemarnya bikin komunitas dengan nama LKers (Komunitas Pecinta Musik Konser Rakyat Leo Kristi). Semoga tenang dan damai Leo Kristi, lagu-lagumu akan selalu menjadi inspirasi kami.

 

Tidak ada komentar: