berteman dengan kegelapan berselimut kabut
menyentuh dinginnya aspal jalan yang beku
kota ini seperti tak berpenghuni, sepi terbalut
hanya lampu-lampu temaram tergantung kaku
mata disapu angin bulu mata mengembun
titik airnya meleleh mengenai pelipisku
kukayuh sepeda melewati malam merimbun
kusadari waktu semakin berlari menderu
semilir angin menyapa kembali bikin kelu
nyesak didada hawa terasa makin dingin
suasana ini bikin aku lupa kemana jalanku
seakan aku sesat, aku harus melawan angin
rupanya alam menyadarkan ketetapan hati
aku kini harus mencapai kepastian arah
cinta dan kasihmu menjaga arah kemudi
terimakasih cintamu yang membuat cerah
suasana hatiku, suasana jalanku
rahman dan rahimmu menyejukanku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar