Sabtu, 14 Juli 2018

SERUAN BOLOSREWU

Orasi budaya BSJB 2018
Assalamualaikum Wr Wb
Salam sejahtera , Om swasti astu, Namo budaya
Salam budaya,  Rahayux3
Kekuatan jiwa dalam kesenian tradisi adalah wujud kekuatan budaya. Proses kebudayaan ini berasal dari akar-akar tradisi masyarakat Indonesia meski dengan seribu warna tetap dalam khasanah kebangsaan Indonesia yang berdaulat menuju kesejahteraan rakyat. Semua ini merupakan inspirasi dari amanat Proklamator kita Bung Karno yaitu Trisakti . Bung Karno mengajarkan bahwa bangsa ini harus mempunyai tekad untuk berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian secara sosial budaya.
Perlu diketahui para seniman tradisi jaranan dan rumpun jaranan yang hadir kali ini merupakan sebuah akumulasi kekuatan rakyat yang tumbuh di desa-desa .Bahwa kecintaan para seniman pada Indonesia tidak perlu diragukan, karena dasar filosofinya  bumi adalah ibu dan langit adalah bapak. Sehingga bumi Indonesia sebagai Ibu pertiwi yang wajib hukumnya untuk dipertahankan, dicintai, dijunjung dan dihargai sebagaimana  mencintai ibu kita sendiri. Serta simbol kesemestaan alam adalah bapak dengan segala petunjuk dan arahannya dalam menempuh kehidupan di dunia ini. Tiada yang di takuti oleh rakyat kecuali langit akan runtuh.
Bolosrewu Jaranan Barong 2018 ini sebagai ajang silaturahmi seniman jaranan dan rumpunnya terutama yang ada di Jawa Timur untuk saling mendukung dan sharing informasi terhadap perkembangan kesenian tradisi di masa ini. Sekaligus sebagai ajang ekspresi rakyat dalam kesenian tradisi untuk lebih mengangkat harkat dan martabat kehidupan sosial kemasyarakatan yang merdeka dan berdaulat. Jika antusias masyarakat seni tradisi dalam proses kebudayaan nusantara ini sudah sangat bergairah, maka harapan kami selanjutnya adalah dukungan nyata dari pemerintah daerah dan maupun pusat demi pemajuan kebudayaan Indonesia sehingga proses kepribadian kebudayaan menjadi semakin kuat bersanding saing dengan arus budaya global.
Bolo Srewu merupakan konsep arkaik Jawa untuk menyebut kelompok makhluk yang jumlahnya ribuan .Kata Srewu berasal dari Suro yang artinya berani dan sewu yang artinya seribu, tetapi jika terucapkan Srewu maka artinya adalah berani memanggil kekuatan yang beribu—ribu jumlahnya . Kami beranggapan bahwa Bolo srewu merupakan sambutan dari masyarakat desa dari semua unsur untuk berpadu secara berani melawan keangkara murkaan.  Mantra Bolo Srewu adalah kearifan lokal yang berisi doa agar semua orang dalam lindunganNYA  serta oleh ribuan pasukan sehingga orang lain yang ingin menciderai sehingga tidak akan mampu mewujudkan niatannya.  Bagaimana ragam mantra dari berbagai kesenian tradisi tersebut merupakan kekuatan kultural yang “ dahsyat” ketika para pelaku dan komunitas pendukungnya bisa mengembangkan keunikan masing-masing sekaligus memperkuat solidaritas komunitas.
Dalam dominasi kesenian industrial kekinian adalah kenyataan yang tidak bisa dielakkan. Selain itu, ego-sektoral membuktikan bahwa manusia nusantara  terlepas dari ada percikan-percikan konflik  tetapi tetap mampu menghidupkannya. Begitupula dengan para pelaku seninya. Mereka bertemu , bergotong royong dan berkolaborasi untuk mempersembahkan sebuah pertunjukan, inilah kekuatan sejati dari mantra bolo srewu yang  tak terkalahkan. Artinya, di tengah-tengah hegemoni budaya pop-industrial, masyarakat  Jember masih memiliki kekuatan kultural yang dibangun dari kesadaran pluralitas.
Gotong royong budaya dalam semangat Jemberan menjadi salah satu kekuatan sosio-kultural di tengah-tengah keberbedaan etnisitas yang menjadi orientasi komunal masing-masing pelaku seni. Gotong royong budaya dimaknai bukan hanya satu etnis atau orientasi kultural tertentu yang mendominasi, tetapi semua etnis juga ikut berkontribusi kepada kekayaan budaya di Jember.  Gotong royong budaya adalah sebuah kemauan untuk selalu bekerjasama dalam keberbedaan dengan tetap menekankan pada tujuan dan orientasi bersama yang berujung pada keberdayaan kultural, tanpa meninggalkan karakteristik lokalitas  mendesain pengembangan seni dan budaya, baik yang berdimensi pariwisata, industri, maupun penguatan tradisi desa-desa dengan kearifan lokalnya.
Tak lupa kami ucapkan pada semua sesepuh kesenian tradisi jaranan yang telah mengabdikan diri demi penguatan akar kebudayaan nusantara, rahayu rahayu rahayu mugi kitha sedaya sami karahayon tansah pinaringan barokahing Gusti allah semoga kita semua yang hadir disini selalu mendapatkan lindunganNYA.
Amin .. amin ya robal alamin
Wassalamualaikum Wr Wb
Iwan Kusuma



*dipersiapkan pada acara bolosrewu jaranan barong 2018 di pantai Payangan

Tidak ada komentar: