Orasi budaya BSJB 2018
Assalamualaikum Wr Wb
Salam sejahtera , Om swasti astu,
Namo budaya
Salam
budaya, Rahayux3
Kekuatan
jiwa dalam kesenian tradisi adalah wujud kekuatan budaya. Proses kebudayaan ini
berasal dari akar-akar tradisi masyarakat Indonesia meski dengan seribu warna
tetap dalam khasanah kebangsaan Indonesia yang berdaulat menuju kesejahteraan
rakyat. Semua ini merupakan inspirasi dari amanat Proklamator kita Bung Karno yaitu
Trisakti . Bung Karno mengajarkan bahwa bangsa ini harus mempunyai tekad untuk berdaulat
secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian secara sosial
budaya.
Perlu
diketahui para seniman tradisi jaranan dan rumpun jaranan yang hadir kali ini
merupakan sebuah akumulasi kekuatan rakyat yang tumbuh di desa-desa .Bahwa
kecintaan para seniman pada Indonesia tidak perlu diragukan, karena dasar
filosofinya bumi adalah ibu dan langit
adalah bapak. Sehingga bumi Indonesia sebagai Ibu pertiwi yang wajib hukumnya
untuk dipertahankan, dicintai, dijunjung dan dihargai sebagaimana mencintai ibu kita sendiri. Serta simbol
kesemestaan alam adalah bapak dengan segala petunjuk dan arahannya dalam
menempuh kehidupan di dunia ini. Tiada yang di takuti oleh rakyat kecuali
langit akan runtuh.
Bolosrewu
Jaranan Barong 2018 ini sebagai ajang silaturahmi seniman jaranan dan rumpunnya
terutama yang ada di Jawa Timur untuk saling mendukung dan sharing informasi
terhadap perkembangan kesenian tradisi di masa ini. Sekaligus sebagai ajang
ekspresi rakyat dalam kesenian tradisi untuk lebih mengangkat harkat dan
martabat kehidupan sosial kemasyarakatan yang merdeka dan berdaulat. Jika
antusias masyarakat seni tradisi dalam proses kebudayaan nusantara ini sudah
sangat bergairah, maka harapan kami selanjutnya adalah dukungan nyata dari
pemerintah daerah dan maupun pusat demi pemajuan kebudayaan Indonesia sehingga
proses kepribadian kebudayaan menjadi semakin kuat bersanding saing dengan arus
budaya global.
Bolo Srewu merupakan konsep arkaik Jawa untuk menyebut
kelompok makhluk yang jumlahnya ribuan .Kata Srewu berasal dari Suro yang
artinya berani dan sewu yang artinya seribu, tetapi jika terucapkan Srewu maka
artinya adalah berani memanggil kekuatan yang beribu—ribu jumlahnya . Kami beranggapan
bahwa Bolo srewu merupakan sambutan dari masyarakat desa dari semua unsur untuk
berpadu secara berani melawan keangkara murkaan. Mantra Bolo Srewu adalah kearifan
lokal yang berisi doa agar semua orang dalam lindunganNYA serta oleh ribuan pasukan sehingga orang lain
yang ingin menciderai sehingga tidak akan mampu mewujudkan niatannya. Bagaimana ragam mantra dari berbagai kesenian tradisi
tersebut merupakan kekuatan kultural yang “ dahsyat” ketika para pelaku dan
komunitas pendukungnya bisa mengembangkan keunikan masing-masing sekaligus
memperkuat solidaritas komunitas.
Dalam dominasi kesenian industrial kekinian
adalah kenyataan yang tidak bisa dielakkan. Selain itu, ego-sektoral
membuktikan bahwa manusia nusantara terlepas dari ada percikan-percikan konflik tetapi tetap mampu menghidupkannya. Begitupula
dengan para pelaku seninya. Mereka bertemu , bergotong royong dan berkolaborasi
untuk mempersembahkan sebuah pertunjukan, inilah kekuatan sejati dari
mantra bolo srewu yang tak
terkalahkan. Artinya, di tengah-tengah hegemoni budaya pop-industrial,
masyarakat Jember masih memiliki
kekuatan kultural yang dibangun dari kesadaran pluralitas.
Gotong royong budaya dalam semangat Jemberan
menjadi salah satu kekuatan sosio-kultural di tengah-tengah keberbedaan
etnisitas yang menjadi orientasi komunal masing-masing pelaku seni. Gotong
royong budaya dimaknai bukan hanya satu etnis atau orientasi kultural tertentu
yang mendominasi, tetapi semua etnis juga ikut berkontribusi kepada kekayaan
budaya di Jember. Gotong royong budaya adalah sebuah kemauan untuk selalu
bekerjasama dalam keberbedaan dengan tetap menekankan pada tujuan dan orientasi
bersama yang berujung pada keberdayaan kultural, tanpa meninggalkan
karakteristik lokalitas mendesain
pengembangan seni dan budaya, baik yang berdimensi pariwisata, industri, maupun
penguatan tradisi desa-desa dengan kearifan lokalnya.
Tak lupa kami ucapkan pada semua sesepuh
kesenian tradisi jaranan yang telah mengabdikan diri demi penguatan akar
kebudayaan nusantara, rahayu rahayu rahayu mugi kitha sedaya sami karahayon tansah
pinaringan barokahing Gusti allah semoga kita semua yang hadir disini selalu
mendapatkan lindunganNYA.
Amin ..
amin ya robal alamin
Wassalamualaikum
Wr Wb
Iwan Kusuma
*dipersiapkan pada acara bolosrewu jaranan barong 2018 di
pantai Payangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar