Selasa, 07 Juni 2022

Peran pemerintah memajukan kebudayaan di tengah budaya digital

 

 

 

 

Latihan rutin di sanggar-sanggar tari biasanya memanfaatkan hari libur, hal ini umum terjadi di Banyuwangi terutama di kecamatan Srono. Tetapi jika ada acara yang menampilkan karya sanggar sendiri yang menampilkan tarian anak-anak sanggar mereka , mungkin juga undangan atau bahkan mendadak ada permintaan masyarakat tentusaja latihan ditambah frekuensinya.Anak-anak sanggar sudah paham hal ini, jadi hampir tidak ada yang mengeluh, karena sejak kecil sudah dikenalkan dengan seni tari dengan latihan rutin serta pentas berkala jadi semacam seniman siap latihan dan siap tampil. 

Begitu pula para anak-anak pengrawitnya, selalu mendampingi ketika sanggar ini latihan , jadi mereka sudah biasa setel dengan penarinya. Saya pernah melihat sesi latihan rutin mereka, pada hari minggu . Disana banyak anak-anak dari umur 5 tahunan hingga remaja baik laki-laki maupun perempuan beberapa masih diantar dan ditunggu oleh orangtuanya.  Sementara pengrawitnya juga anak-anak yang di didik untuk mengiringi garapan tari di sanggar tari Kuwung Wetan  Srono Banyuwangi inilah mereka bergabung berlatih dan mengenal budaya Banyuwangi. Ini sebuah peristiwa budaya yang sudah dikenalkan pada anak-anak sejak dini, mereka juga enjoy seperti tak ada yang tertekan ketika berlatih. 

Sanggar-sanggar di Banyuwangi semangat dalam berkarya ini karena pemerintah mengadakan festival tari Banyuwangi ini lah yang menjadi pemicu semangatnya. Festival Karya Tari Daerah adalah cara pemerintah untuk menghargai dan menggali kreativitas anak-anak muda seniman tari dan seniman musik untuk menciptakan karya-karya baru yang akan memperkaya seni budaya Banyuwangi. Acara seperti ini menjadi panggung bagi seniman memberikan karya terbaiknya , sehingga mereka juga bangga dan terus bersemangat melestarikan kekayaan seni budaya daerah mereka. Harusnya bisa dicontoh oleh pemerintah daerah lainnya dalam ikut serta memajukan kebudayaan nusantara.

 

Tidak ada komentar: