cinta pertama bucin, bolehlah
tapi jangan kamu banyak berkorban
karena cintanya yang palsu
bucin bukanlah tanpa obyektifitas
hanya kesenangan kaum papa yang tersembuyi
tersamar oleh senyum kelu, ditangan pembagi bantuan
senyum kreditan atas nasib pilu dari kristalisasi
kemiskinan berpeluh berkeringat penghapus dahaga
rakyat sudah sumarah sementara janji-janji bertebaran
adalagi konten politik berubah bentuk hablur
konteksnya jelas riilnya sangat abu-abu
lebih baik hujan saja yang datang
bikin senang anak-anak, tanah kering terguyur
kering hati adem sesaat, hujan adalah harapan
yang mesti hujanmu anugerah bagi kami
kami diajari slalu bersyukur bukan menghujat