Rabu, 15 Agustus 2018

nyekar di tebu ireng jombang

 

 

saya mengenal Gus Dur sejak mahasiswa
beliaulah yang menjadi salah satu inspirasiku 
untuk membela kaum tertindas, yang memberi
arah pandang tentang islam nusantara
dan Gus Dur adalah seorang kiai yang humoris
berkat beliau saya lebih dekat dengan kawan-kawan ranting
NU yang kebetulan juga sebagai anggota serikat tani independen
salut tabik hormatku untuknya, dari surabaya aku sempatkan 
untuk nyekar di makam beliau di tebu ireng jombang
#alfatekah #jusduren #indonesiaraya #islamnusantara 

penghargaan terhadap sanggar jaranan yang berprestasi



sanggar jaranan yang memenangkan lomba jathilan dan bujang ganong
sebagai upaya melestarikan seni budaya jaranan dan serumpunya

penyerahan barongan kepada sanggar cemeti amarosuli

mencoba membangun jaringan pemuda pemudi penggerak senitradisi terutama 
seni jaranan dengan menyerahkan barongan sebagai keseriusan supporting
kepada cemeti amarosuli yang telah mendedikasikan kegiatan sanggar
demi kemajuan kebudayaan di Jember #bolosrewu # dkjjaya







Selasa, 14 Agustus 2018

jurus 17


Jurus jitu menjadi aktifis
Praksis, merupakan cara awal untuk memacu rasa penasaran. “jangan-jangan” kata kunci yang biasa menjadi awalan menelaah , dibantu dengan bekal pemahaman teori dan skill pengorganisasian untuk dipraktekan dilapangan
Dialog , diskusi diantara para kader sharing pemetaan masalah dilapangan
POD, mencari sumber sumber informasi sebagai referensi melengkapi pemahaman
Musyawarah mufakat, belajar bermusyawarah dan mengambil sebuah keputusan dengan cepat
Mengambil hikmah dari pengalaman, pengalaman pribadi adalah guru yang terbaik diharpakan kedepannya bisa memperbaiki menjadi lebih baik.
#jariyahosengtenanan #bolosrewu #iwanbolosrewu #aktivisjatim

Senin, 13 Agustus 2018

istana negara kemuningsari kidul

Istana negara sudah berusaha  direplika oleh seniman jember , terbukti  pembangunan Kantor Desa Kemuningsari Kidul, Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember, Jawa Timur, ini terbilang cukup mirip dan megah. Meski kantornya berada di sekitar areal persawahan, struktur bangunan kantor Desa Kemuningsari Kidul itu sangat terasa ada aura Istana Negara.  Setelah selesai pembangunannya hampir setiap hari kantor desa ini tidak pernah sepi dari kunjungan warga yang berasal dari luar desa setempat. Pak Jarwo sebagai kepala desa merasa sangat bangga karena dia sudah membawa nama desanya menjadi viral di media sosial dan masyarakat di jember. Mereka yang datang itu karena informasi dari media sosial dan pada akhirnya mereka berkunjung karena penasaran.
Pembangunan kantor desa itu, pemerintah desa mengeluarkan dana yang tidak sedikit, yakni sekitar Rp 1,8 miliar. Pembangunannya dilakukan secara bertahap,  karena anggaran tidak bisa sekaligus. Setelah diresmikan dan aktivitas pemerintahan berpindah ke kantor yang baru, banyak warga yang dari luar desa berdatangan, hanya untuk sekadar swafoto di depan kantor desa. Faktanya  banyak yang datang ke sini . Banyak muda mudi berfoto di depan kantor desa. Rencananya Sujarwo menambahkan  bangunan di sekitar kantor desa, dengan konsep taman bermain dan warung makan. Mungkin agar pengunjung yang datang ke sini betah berlama-lama menikmati suasana kantor desa sekaligus menikmati kuliner dan taman. aku pun ikutan berswapoto di istana negara kemuningsari kidul kecamatan jenggawah Jember.






bolo dewe

   

 







 



 



bedah buku soekarno studies di OASE Jember









Diskusi dan Bedah Buku Soekarno Studies 11 April 2018 di Oase kopi dan literasi Jember
Buku Soekarno Studies dikupas tuntas dari sisi Soekarno seorang individu dan Soekarno sebagai proklamator dengan gagasan besarnya tentang sosialisme Indonesia. Penulisnya Hilmy Firdausy
juga menyinggung tentang gagasan Soekarno dari Pan Islamisme, Nasionalisme, Marxisme yang ke Indonesiaan, dan penangkapan ajaran wahabi yang dianggap rasional menuju islam  tradisi gagasan progresif di dunia pesantren. Sampai Soekarno berjumpa dengan islam progresif di santri santri Islam tradisi  seperti NU di forum berikutnya. Yang menariknya penulis ini mengkaji teks soekarno dari sisi strukturalnya, mungkin seperti mengkaji kitab-kitab yang dijarkan di pesantren, Mengenai sisi sosiologi sosial dan psikososialnya tidak terungkap secara gamblang, bagaimana situasi saat itu soekarno menyikapi wahabi, kemudian menerapkan ajaran marxisme nya pada tujuan untuk mensejahterakan rakyatnya misal perjuangan UU pokok agraria dan bagi hasil belum lagi sikap soekarno terhadap pemimpin negara-negara besar lainnya dan yang terakhir bagaimana sosok perempuan di mata soekarno tidak menjadi bahasan yang mendalem. saya sebagai mengagum soekarno berusaha mengimbangi presentasi penulis buku ini dari sisi tinjauan sosiologisnya , mungkin saya beranggapan bahwa sang penulis belum secara subyektif masuk dalam alam soekarnois . sehingga penulisannya terasa lempeng dan lurus tanpa ada pretensi sosiopolitiknya . Tapi salut atas penulis yang notabene seorang santri lulusan pesantren nurul jadid dan meneruskan di UIN ini menulis tentang soekarno, semoga santri lainnya akan membaca buku ini dan tervirusi untuk memandang soekarno secara obyektif dan semakin menadalem nantinya. MERDEKAAA !!

Gladi di Ajisoko Jatigowok

Workshop untuk para pelaku seni tradisi di sanggar-sanggar di pedesaan sangat dibutuhkan sebagai tambahan maupun bekal refernsi dasar dasar seni tari maupun konsep seni pertunjukan.
pada latihan di sanggar seni seperti di Ajisoko Jatigowok Kesilir Wuluhan Jember para pelaku sepertinya butuh pendampingan dasar-dasar gerak tari. Dewan Kesenian Jember dalam hal ini koordinator tari Ninin mencoba berkomunikasi dan berinteraksi dengan para pemain jathil berserta panjaknya untuk mengarahkan beberapa gerakan dan beat gamelan pengiringannya agar memenuhi kaidah dasar yaitu wiraga, wirama dan wirasa sehingga tercipta harmoni dan gerakan tersebut terasa bernyawa dan hidup. DKJ selalu berusaha menyempatkan untuk mendatangi undangan gladi atau latian di masing-masing sanggar binaan DKJ . terutama sanggar sanggar yang terlibat dalam event bolosrewu jaranan barong yang setiap tahunnya di gelar oleh DKJ. 
Para punggawa sanggar inilah motor-motor penggerak yang akan selalu memompa semangat para pelaku seninya agar tetap mencintai dan memajukan budaya sendiri , budaya nusantara maka akan memajukan kebudayaan Indonesia.