Teater simulasi
bencana erupsi gunung raung
Desa-desa yang termasuk data desa zona merah di Kabupaten
Jember , data tersebut berdasarkan data
pemetaan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember. Ada sepuluh
desa merupakan desa yang terdampak
erupsi Gunung Raung di perbatasan Jember, Banyuwangi, dan Bondowoso. Ke-10 desa
itu tersebar di tiga kecamatan yakni Sumberjambe, Ledokombo, dan Silo. Ke-10
desa itu 3 di Kecamatan Sumberjambe 7000 lebih jumlah rumah tangga itu meliputi
Desa Jambearum (2.961), Rowosari (1.882),
dan Gunung Malang (3.023), lalu 4 Desa Slateng, Sumberbulus, Sumbersalak, dan
Sumberlesung di Kecamatan Ledokombo, dan ada 3 Desa Sidomulyo, Sumberjati, dan Desa Garahan
di Kecamatan Silo.
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember.
Daerah yang terdampak itu terdiri dari dampak gempa/getaran, abu, dan lahar
dingin jika gunung berketinggian 3.332 Mdpl itu meletus maka tiga kecamatan di atas merupakan daerah
bencana primer jika Gunung Raung mengalami erupsi. Menurut petugas BPBD bahwa potensi
bahaya erupsi Raung pada Kawasan Rawan Bencana III yakni terlanda awan panas,
aliran lava, dan lontaran batu (pijar). Sedangkan potensi bahaya erupsi pada
Kawasan Rawan Bencana II adalah kawasan yang berpotensi terlanda awan panas,
aliran lava, dan bahan lontaran batu (pijar) serta hujan abu lebat. Kalau
potensi Kawasan Rawan Bencana I merupakan kawasan terlanda banjir lahar dan
kemungkinan dapat terkena perluasan aliran piroklastik (awan panas).
BPBD akan terus memantau kondisi terutama keadaan di
masyarakat yang ada di lereng Gunung Raung di Jember. BPBD Jember juga meminta
warga sekitar tetap tenang dan tidak perlu percaya isu-isu yang menyesatkan
terkait kondisi Raung. BPBD Jember harus
tetap memperhatikan secara lebih sigap terutama kepada warga yang tinggal di kawasan atau
pinggir hutan di Desa Rowosari, Jamberarum dan Sumber Malang. Sebab jarak
tinggal mereka berada di lereng Gunung Raung.
Berdasarkan informasi inilah maka simulasi mengenai tindakan
kebencanaan untuk menguji kesiap siagaan semua elemen termasuk organisasi
masyarakat , keamanan, pemerintahan dan
masyarakat desa, sehingga akan menjadi kesiapsiagaan yang utuh dan bukan
parsial. Dalam hal ini termasuk upaya sosialisasi bencana, penanganan peristiwa
becana dan pasca bencana secara menyeluruh untuk dilakukan secara bersama dan
simultan. Sering terjadi ketika bencana terjadi banyak persoalan yang kadang
tidak pernah terpikirkan muncul serta tindakan yang tidak sesuai prosedur
dilakukan secara acak dan tidak terkoordinasi dengan baik. Sebenarnya hal
seperti ini tidak ingin terjadi. Makanya lebih baik di persiapkan secara detail
dan matang untuk semua pihak. Untuk keperluan itulah Dewan Kesenian Jember
mengajak semua pihak yang terlibat dalam penanganan kebencanaan melakukan
simulasi kebencaan erupsi gunung Raung. Para pihak yang akan terlibat terutama
masyarakat dan aparat desa di 10 desa
terdampak, pihak kepolisian, koramil, sekolah , organisasi kepemudaan,
organisasi pecinta alam dan OPD pemkab Jember terutama BPBD Jember.
Menurut DKJ pentingnya simulasi ini sebenarnya bertujuan
agar sosialisasi kebencanaan ini disadari semua pihak dan semua elemen
masyarakat untuk berpartisipasi, dan diharapkan pasca simulasi natinya semua
masyarakat mengetahui apa-apa yang perlu dipersiapkan bila sewaktu-waktu gunung
Raung mengalami erupsi . Bukan kepanikan yang akan menimbulkan ketidakteraturan
dalam menghadapi peristiwa kebencanaan. Simulasi ini akan dikemas dalam teater
hidup secara kolosal, yang diadakan di lapangan (dengan view gunung raung dan
jalan desa menuju lapangan tersebut).
Skenario Simulasi
kebencanaan “sabda Raung 2018” (frame maupun live)
Gunung Raung termasuk gunung berapi yang aktif. Gunung api
meletus disebabkan magma di dalam perut bumi yang di dorong keluar oleh gas
yang bertekanan tinggi atau karena pergerakan lempengan bumi, tumpukan tekanan
dan panas cairan magma. Letusannya membawa abu dan batu yang menyenbur dengan
keras, sedangkan lavanya bisa membanjiri daerah sekitarnya bahkan hingga radius
ratusan hingga ribuan kilometer.
AWALAN
Para petani sedang mengerjakan pertaniaanya, istirahatsiang
di gubug tengah sawah (NORMAL : Tidak ada gejala tekanan magma).
Sosialisasi kebencanaan dengan model ceramah di gubug
Sosialisasi kebencanaan dengan kesenian di halaman rumah
warga
BPBD menerima informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi mengenai kondisi Gunung Raung pada saat rapat dengan camat dan
beberapa Kepala desa beserta perangkatnya dari kondisi (WASPADA : Aktifitas vulkanik san
seismik/kegempaan gunung sudah meningkat) menjadi (SIAGA : Letusan dapat menjadi dalam waktu 2
minggu).
Petugas BPBD menjelaskan apabila terjadi bencana gunung
meletus , apalagi bila sudah ada kondisi awas (AWAS : Letusan dapat menjadi dalam
waktu 24 jam). Apa saja akibat yang di timbulkan oleh letusan gunung api . Bahaya
letusan gunung berapi adalah adanya erupsi, yang dapat berupa awan pasa , abu
vulkanik, lava atau lahar mungkin juga gas beracun.
Organisasi Pemuda dan PA sedang melakukan kegiatan camping
sambil bersih-bersih gunung bersama warga sekitar lereng gunung . Dalam
istirahatnya terjadi pembicaraan bagimana jika sewaktu waktu Gunung Raung
meletus. Apa yang harus dilakukan sebelum terjadi letusan? Mahasiswa pecinta
alam menerangkan , pertama kita harus kenal kawasan rawan bencana letusan
gunung api, sepakat titik kumpul bersama warga , menentukan jalur penyelamatan
/evakuasi yang terdekat , bawa tas khusus yang berisi kebutuhan hidup selama tiga
hari seperti,makanan,pakaian dan obat-obatan.
Ternyata banyak warga dan pemuda desa yang tidak tahu,
mereka mngusulkan bagaimana kalau diadakan latihan penyelamatan atau simulasi
kebencanaan.
MEDIO
Acara bersih desa, kesenian dan selamatan desa , hampir
semua warga masyarakat terlibat acara tersebut. (kondisi gunung dengan cepat
meningkat dari Normal-- waspada –
siaga). Ada perintah dari BPBD untuk persiapan mengungsi.
Kepala Desa segera memerintahkan warganya untuk
menyelamatkan diri , menuju titik kumpul. Saat terjadi letusan gunung Raung. Kades segera memerintahkan
warganya mengungsi, melewati jalur yang berlawanan arah angin dan menghindar
dari peta rawan bencana dan mencari perlindungan darurat. Apabila terjebak dalam ruangan ,tutup semua
pintu dan jendela. Saat turun hujan abu,usahakan menutup wajah dengan kedua
telapak tangan atau sapu tangan serta gunakan kain / masker untuk melindungi
pernafasan. Menuju titik kumpul dan tenda –tenda keselamatan.
NORMAL DIAKHIR MEDIO
Petugas keamanan dan BPBD yang selalu siaga dilapangan telah
mendapatkan informasi bahwa letusan sudah mereda keadaan sudah NORMAL kembali.
Pak polisi menyarankan kepada warga setelah terjadi letusan
, kembalilah kerumah masing-masing dengan tenang , kemudian bersihkan atap
rumah dari debu/abu gunung hujan debu yang menutupi atap rumah agar tidak mengakibatkan
atap rumah runtuh.
Tim Medis Kecamatan di bantu dengan PMR sekolah serta
organisasi PA memperingatkan bahwa bahaya pasca letusan masih ada, mereka
memerintahkan agar menghindari zona
hujan abu, kalau berada di luar ruangan tutup mulut dan hidung karena debu gunung api dapat mengiritasi
sistem pernafasan anda , gunakan kacamata apabila mengendarai kendaraan di
daerah hujan yang lebat, tapi lebih aman jika sementara waktu ada di ruangan
saja . Tetapi perlu untuk orang membutuhkan pertolongan seperti orang tua,orang
yang cacat fisik,dsb.
SUASANA DI TENDA
PENGUNGSIAN
Tenda –tenda banyak didirikan untuk orang-orang yang
mengungsi , para relawan dan pramuka membangun dapur umum tetapi tetap perlu
mewaspadai adanya penyakit menular di
tempat pengungsian,seperti ISPA,Diare,campak
dan keracunan makanan. Petugas dapur umum memasak dan membagikan makanan
sehat kepada para pengungsi .
Para relawan lainnya menjaga ibu dan anak yang perlu
pertolongan baik makanan gizi maupun strees trauma pasca bencana. Mereka
mengajak bermain anak-anak. Hiburan sederhana mereka upayakan di tenda tenda
pengusian.
Dokter Puskesmas memberikan penerangan upaya hidup sehat
selama di tenda tenda pengungsian. Disini semua darurat makanya semua harus
sama-sama menjaga hidup bersih agar semuanya sehat. Buanglah hajat di jamban,
selalu mencuci tangan sebelum makan , selalu minum air yang telah di masak.
Sementara para perawat memebrikan pertolongan pada pengungsi
yang luka-luka bakar terkena awan panas atau lahar panas atau patah tulang
akibat tertimpa maupun terkilir . yang tidak mampu dirawat ditempat terutama luka berat diangkut ambulan di bawa
ke rumahsakit .
AKHIR
Upacara selamatan doa bersama karena telah selamat dari
bencana gunung Raung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar