konsep
MERTI TIRTO GUMITIR
Mengusungkan tema pemberdayaan dan pengkayaan ekonomi
industri kreatif melalui seni budaya dan pengembangan tanaman hias. Kegiatan
ini rencananya berlangsung selama dua hari. Acara ini juga akan diikuti oleh
seluruh lapisan masyarakat petani tanaman hias, pelaku seni, pengusaha dan
lain-lain. Selamatan dengan semangat gotong royong atau hidup bebrayan sesama
manusia.
Masyarakat Jawa selalu memandang bahwa kehidupan antar
pribadi merupakan satu kesatuan yang utuh, laiknya sebuah mata rantai yang
bersambung dan saling bergandeng. Maka tak heran jika dalam setiap pola tingkah
individu Jawa selalu mengedepankan rasa bebarengan, bebrayan. Wujud dari hal
tersebut adalah penyelenggaraan selamatan.
UPACARA DOA PADA LELUHUR DESA
Upacara rokat somber yang juga disebut upacara menyelamatkan
sumber mata air ini bertujuan agar
masyarakat terutama masyarakat Desa sido mulyo selalu memelihara atau
melestarikan sumber mata air . Upacara berjalan sangat meriah dimulai dengan
arak-arakan masyarakat Balai desa Sidomulyo menuju sumber mata air. Anak-anak
dan orang dewasa membawa beberapa tumpeng berisi hasil perkebunan dan tumpeng serta
sesajen. Selain itu terdapat pula alunan musik tradisional. Kemudian diikuti tawasul
(doa) kepada leluhur, kemudian dilanjutkan dengan penyembelihan domba untuk
dimasak dan dijadikan hidangan tamu nantinya. Seorang sesepuh setempat
sekaligus penyelenggara kegiatan di lokasi mengatakan upacara tersebut
dijadikan sebagai pendekatan ke masyarakat untuk mengingatkan kembali tentang
kepedulian terhadap lingkungan.
Sejumlah instrumen ritual disajikan khusus, ialah nasi putih
yang dibentuk tumpengan atau gunungan, ayam ingkung satu ekor, jajanan pasar,
serta sayuran . Nasi tumpeng atau nasi gunungan adalah nasi yang dibentuk
menyerupai segi tiga sama kaki wujud lancip mengarah ke atas melambangkan
kepada ketajaman (tidak tumpul). Ini artinya bahwa usaha apapun baru akan
berhasil kalau pelakunya sendiri berusaha meneguhkan kemauan dan menajamkan
pikirannya. Saji mempunyai arti menghidangkan sesuatu, ketika mendapat akhiran
en menjadi sajen berubah maknanya menjadi memberikan sesuatu dalam bentuk
makanan (sajen=caos dhahar). Tujuan pemberian sajen ini bisa bermacam-macam
tafsir.
GAPURA UMBULAN
1.
Sesampai di gerbang atau gapura menuju umbulan
semua berhenti , disambut oleh penari-penari persembahan Merti Patirtan serta wanita wanita
kembenan CATANGO cacahe patang puluh songo berjajar menuju sumber umbulan
dengan membawa damar kambang.
2.
Sampai di umbulan disambut oleh anak anak
bermain air semprotan di udara, tawa sorak surai terhenti ketika terdengar
suara suling dan gong bertalu talu.
3.
Penari Merti Patirtan persembahan melingkari umbulan
4.
Anak anak umbulan semprotkan air keudara
serempak
5.
49 Wanita wanita memasang damar kambang dalam jambangan berisi bunga disisi sisi
umbulan
6.
Diiringi tetembangan doa – doa demi kelestarian
alam dan umbulan sebagai sumber kehidupan
7.
Para pengunjung di tata duduknya sambil bersila
mengitari umbulan
8.
Tumpeng makanan masuk , di sambung dengan doa
sesepuh / kiai
9.
Sambutan-sambutan
10.
Doa penutup
11.
Setelah itu petugas membagi bagikan makanan ke
pengunjung
12.
Sementara ada beberapa sajian kesenian , daging
kambing mulai di bakar satenya
13.
Masyarakat desa semuanya bersama sama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar