Sabtu, 21 Juli 2018

SELAMATAN ANAK CUCU UMBUL TIRTO GUMITIR


konsep 
MERTI TIRTO GUMITIR
Mengusungkan tema pemberdayaan dan pengkayaan ekonomi industri kreatif melalui seni budaya dan pengembangan tanaman hias. Kegiatan ini rencananya berlangsung selama dua hari. Acara ini juga akan diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat petani tanaman hias, pelaku seni, pengusaha dan lain-lain. Selamatan dengan semangat gotong royong atau hidup bebrayan sesama manusia.
Masyarakat Jawa selalu memandang bahwa kehidupan antar pribadi merupakan satu kesatuan yang utuh, laiknya sebuah mata rantai yang bersambung dan saling bergandeng. Maka tak heran jika dalam setiap pola tingkah individu Jawa selalu mengedepankan rasa bebarengan, bebrayan. Wujud dari hal tersebut adalah penyelenggaraan selamatan.

UPACARA DOA PADA LELUHUR DESA
Upacara rokat somber yang juga disebut upacara menyelamatkan sumber mata air  ini bertujuan agar masyarakat terutama masyarakat Desa sido mulyo selalu memelihara atau melestarikan sumber mata air . Upacara berjalan sangat meriah dimulai dengan arak-arakan masyarakat Balai desa Sidomulyo menuju sumber mata air. Anak-anak dan orang dewasa membawa beberapa tumpeng  berisi hasil perkebunan dan tumpeng serta sesajen. Selain itu terdapat pula alunan musik tradisional. Kemudian diikuti tawasul (doa) kepada leluhur, kemudian dilanjutkan dengan penyembelihan domba untuk dimasak dan dijadikan hidangan tamu nantinya. Seorang sesepuh setempat sekaligus penyelenggara kegiatan di lokasi mengatakan upacara tersebut dijadikan sebagai pendekatan ke masyarakat untuk mengingatkan kembali tentang kepedulian terhadap lingkungan.
Sejumlah instrumen ritual disajikan khusus, ialah nasi putih yang dibentuk tumpengan atau gunungan, ayam ingkung satu ekor, jajanan pasar, serta sayuran . Nasi tumpeng atau nasi gunungan adalah nasi yang dibentuk menyerupai segi tiga sama kaki wujud lancip mengarah ke atas melambangkan kepada ketajaman (tidak tumpul). Ini artinya bahwa usaha apapun baru akan berhasil kalau pelakunya sendiri berusaha meneguhkan kemauan dan menajamkan pikirannya. Saji mempunyai arti menghidangkan sesuatu, ketika mendapat akhiran en menjadi sajen berubah maknanya menjadi memberikan sesuatu dalam bentuk makanan (sajen=caos dhahar). Tujuan pemberian sajen ini bisa bermacam-macam tafsir.

GAPURA UMBULAN
1.       Sesampai di gerbang atau gapura menuju umbulan semua berhenti , disambut oleh penari-penari  persembahan Merti Patirtan serta wanita wanita kembenan CATANGO cacahe patang puluh songo berjajar menuju sumber umbulan dengan membawa damar kambang.
2.       Sampai di umbulan disambut oleh anak anak bermain air semprotan di udara, tawa sorak surai terhenti ketika terdengar suara suling dan gong bertalu talu.
3.       Penari Merti Patirtan persembahan  melingkari umbulan
4.       Anak anak umbulan semprotkan air keudara serempak
5.       49 Wanita wanita memasang damar kambang  dalam jambangan berisi bunga disisi sisi umbulan
6.       Diiringi tetembangan doa – doa demi kelestarian alam dan umbulan sebagai sumber kehidupan
7.       Para pengunjung di tata duduknya sambil bersila mengitari umbulan
8.       Tumpeng makanan masuk , di sambung dengan doa sesepuh / kiai
9.       Sambutan-sambutan
10.   Doa penutup
11.   Setelah itu petugas membagi bagikan makanan ke pengunjung
12.   Sementara ada beberapa sajian kesenian , daging kambing mulai di bakar satenya
13.   Masyarakat desa semuanya bersama sama

Tidak ada komentar: