Jumat, 23 Agustus 2019

Ayo lestarikan lahbako dengan flashmob


Flashmob tari Lahbako disukai para perempuan milenial, kenapa di depan sebuah minimarket Alun-alun Jember jadi heboh, pada CFD (car free day) hari Minggu 25/8/2019, bukankah biasanya ada senam pagi. Tapi CFD kali ini lain, banyak perempuan dewasa dan remaja pada turun kejalan untuk mengadakan flasmob, yaitu gagasan mengajak tampil secara terorganisir yang bertujuan menghibur tetapi dengan mengajak sebanyak-banyaknya partisipasi dan interaksi penontonya. Rupanya flashmob tari Lahbako menarik bagi kaum milenial, terbukti partisipasi gadis-gadis secara spontan mengikuti gerak tari dari para seniornya.

Hal ini membuktikan dengan flashmob ini  Tari Lahbako sebagai salah satu icon kota Jember masih dikenali oleh warga Jember. Tarian ini masih terus dilestarikan dan dipelajari, baik di sanggar seni maupun diperkenalkan melalui flashmob seperti pagi ini. Buktinya banyak yang berpartisipasi dengan spontan dengan kostum olahraga pagi.

Anda tahu sejarah tari lahbako ? lahbako diiringi musik patrol dan  bahwa musik patrol  (musik perkusi khas Jember) . Sejarah tari Lahbako yang diciptakan oleh seniman Bagong Kusudihardjo dari Yogyakarta kira-kira tahun 1980an. Penggarapan tari ini diprakarsai oleh Soeryadi Setiawan Bupati Jember pada saat itu. Bisa jadi inspirasi dari keseharian masyarakat Jember yang sebagian besar merupakan petani tembakau itulah yang dibuat untuk mengarap tari lahbako. Wilayah Jember sendiri merupakan salah satu daerah penghasil tembakau terbaik dan terbesar di Indonesia baik tembakau kasturi maupun Na Oogst. 

Selain itu Tari Lahbako ini juga merupakan bentuk penghargaan terhadap peran perempuan Jember terhadap industri tembakau baik di ladang maupun di gudang tembakau. Karena sebagian besar pengerjaan pada produksi tembakau dilakukan oleh perempuan. Sehingga terciptalah Tari Lahbako yang menggambarkan aktivitas para perempuan petani tembakau dari mulai tanam sampai dengan pasca panen. Mereka menggambarkan kegembiraan dalam menanam tembakau.

Mungkin pemberian nama Tari Lahbako  merupakan bentukan dari dua kata yang diambil dari bahasa Madura yaitu “Lah” dan “Bako”. Kata Lah berasal dari  potongan kata “olah” atau “mengolah”. Sedangkan kata Bako sendiri merupakan konotasi dari kata “tembakau”. Dari bentukan dua kata tersebut dapat diartikan Tari Lahbako merupakan tarian yang menggambarkan pengolahan tembakau. Harapan kita flasmob tari-tari dari Jember akan diadakan lagi tiap ada car free day,  secara spontan yang gak bisa nari pun akhirnya terhipnotis menari juga.



Tidak ada komentar: