Jember merupakan daerah tujuan pendatang, baik dari
banyuwangi, madura, jawa mataraman dan ada mandar , bugis, china juga masih
banyak etnis lainnya yang hidup dalam wilayah kabupaten ini. Memang dalam
sejarahnya ada beberapa wilayah yang dulu masuk kerajaan balambangan banyuwangi
dan sebagaian pengaruh mataram islam serta sebagain lagi migrasi dari
masyarakat madura yang didatangkan untuk bekerja di perkebunan jaman penguasaan
ileh belanda. Makanya dengan banyaknya ragam kesenian sebenarnya secara jujur
itu semua adalah kekayaan budaya
meskipun tidak asli –asli banget karena mungkin proses akulturasi budaya
yang terjadi dalam dinamika sosial kemasyarakatanya. Bayangkan jika even-even
tersebut di wadahi dan difasilitasi oleh pemerintah mungkin hasilnya akan
menjadi momen peristiwa kebudayaan yang akan mampu membentuk karakter dari
masyarakat jember.
Mulai dari seni pertunjukan tradisional hingga seni rupa dan
sastra teater yang termasuk seni modern mempunyai wadah-wadah yang dikelola
secara mandiri . Sepertinya acara-acara yang bermunculan secara padat jadwalnya,
nampaknya saling berinteraksi saling menunjukan eksistensinya serta kemampuan
tetapi sebenarnya tujuan komunitas seni tersebut bukanlah untuk pamer pada
penguasa pemerintahan tetapi semata-mata adalah tuntutan ekspresi dan apresiasi
masyarakat. Karena faktanya selama ini komunitas seni ini bisa hidup dijember
karena respon baik dari masyarakat, mereka ditanggap mereka diapresiasi
karyanya dan mereka juga menjadi kebanggaan masyarakat. Heibaatnya masyarakat
jember merawat tradisi nusantara dengan cara yang sederhana dan mudah dilakukan
dan tidak memerlukan strategi yang muluk-muluk, baru nanti setelah mereka kuat dan
mandiri pasti akan muncul ide kreasi dan inovasi dalam menggerakkan seni budaya
secara lebih konstruktif ideal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar