Rabu, 14 Desember 2022

jaranan seni tradisi yang tetap eksis di masyarakat


Kenapa kesenian tradisional selalu mendapatkan hati di mata masyarakat terutama di pedesaan, padahal bisa jadi yang main grup yang didatangkan dari luar daerahnya. Enak saja dan asik ajah tuh gaess seperti seduluran mereka bahkan saling mendukung baik dari tamu maupun tuan rumah. Kesenian tradisi seperti jaranan, hampir tidak pernah sepi penontonnya terutama di jawa timur, kota Jember misalnya juga banyak komunitas atau grup jaranan yang tersebar diseluruh pelosok desa. Kalau menurut informasinya hampir setiap desa di jember wilayah selatan pasti punya, kalau di utara tidak semua desa yang ada keseniannya.

Jaranan seperti milik mereka asli, jaranan ini kesenian asli Indonesia jadi ya harus dijaga atau dirawat bahkan dikembangkan keberadaannnya, begitulah yang sering kita dengar dari para pecintanya. bahkan seni tradisi ini pecintanya tidak hanya yang tua-tua saja kini generasi muda juga banyak yang menyukai. Kemudian secara tanggapan nya juga ekonomis sehingga masyarakat kecil pun bisa menanggapnya, terus cara menjamunya juga sangat sederhana misalnya makan dan ngopi rokok terjamin maka para seniaman tersebut akan menampilkan hiburan dan atraksi yang terbaik dari mereka.

Yang menraik lainnya adalah filosofi mereka dalam melakukan ritual jaranan, bahwa harmonissi harus dijaga manusia itu harus seimbang antara fisik dan spiritualnya sesudahnya Tuhanlah yang menentukan takdir manusia. Unsur dalam seni tradisi yang pakem adalah unsur ritmis, erotis dan magis yang dianggap sudah menyatu dengan kehidupan masyarakat di nusantara ini. Makanya jika salah satu unsur itu terlupakan maka seperti ada yang kurang dan kurang menarik bagi penontonnya. Nah yang terakhir adalah model atau gaya apresiasi masyarakat kita adalah bagaimana bisa menanggap seni tradisi ini, kemudian apresiasi penonton adalah tradisi nyawer baik pemain jaranannya, pengrawitnya atau penggambuhnya.

Tidak ada komentar: