Rabu, 09 Juli 2025

pasrahnya menjalariku


pagi membuka hati menatap matahari terbangun dari peraduan
menyerap sinarnya membasuh tangan tundukan muka sujud kebarat
adakala merangkai menapaki bulir memujinya, mungkin setandan
hidup harus terus dilanjutkan, menunggu sisa giliran berangkat

 

Tidak ada komentar: