Salahsatu spot wisata keraton yang
dapat dikunjungi wisatawan adaalah tamansari , keistimewaan
taman sari. Performanya mempesona pasca gempa yogya gaess, kawasan ini menonjolkan
gaya arsitektur khas zaman kerajaan kuno yang tetap dipertahankan sampai
sekarang. Kawasan ini memang sempat mengalami restorasi dan pemugaran setelah
terjadinya gempa atau karena usia bangunannya yang sudah tua. Namun, sejumlah
bagian bernilai historis tinggi di taman sari masih tak berubah, yaitu kolam
pemandian, kanal air, jembatan gantung, dan lorong bawah tanah. Nah
memang jalan menuju tamansari harus melewati lorong atau urung-urung, suasana lorong
begitu tenang dan damai. Seakan jauh dari hiruk pikuk ibu kota daerah bergelar
istimewa ini. Padahal tamansari hanya berjarak beberapa ratus meter dari titik
nol Yogyakarta, yaitu ujung selatan Malioboro. Ada dua lorong bawah
tanah di kawasan tamansari, yang bernama Urung-urung (lorong) Timur dan
Urung-urung Sumur Gumuling. Lorong timur menghubungkan Pulo Panembung dan Pulo
Kenanga. Lorong sepanjang empatpuluh lima meter berkelok. Sepanjang lorong
terdapat beberapa tempat untuk bertapa, yang salah satunya khusus pertapaan
raja. Namun pertapaan khusus ini ditutup jeruji besi dan belum pernah dibuka
untuk umum. Sementara tempat pertapaan yang tidak ditutup kerap digunakan oleh
pihak-pihak yang masih mempercayai budaya kejawen untuk meletakkan sesaji dan
memanjatkan doa-doa. Menurut info-infonya lorong-lorong ini terkoneksi
dengan gunung merapi dan laut kidul gaess, betapa kuatnya sisi spiritualitas
bangunan keraton ini gaess. Jogja memang istimewa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar