Flashmob Lahbako Milenial di Alun-alun Jember, kejadian flashmob di depan sebuah minimarket Alun-alun Jember jadi
heboh, pada CFD (car free day) hari Minggu 25/8/2019, bukankah biasanya ada senam
pagi. Memang sehabis senam pada CFD kali ini lain, banyak perempuan dewasa dan remaja pada turun
kejalan untuk mengadakan flasmob, yaitu gagasan mengajak tampil secara
terorganisir yang bertujuan menghibur tetapi dengan mengajak sebanyak-banyaknya
partisipasi dan interaksi penontonya. Rupanya flashmob tari Lahbako menarik
bagi kaum milenial, terbukti partisipasi para gadis-gadis, ibu-ibu dan remaja putri secara
spontan mengikuti gerak tari.
Jumat, 23 Agustus 2019
Ayo lestarikan lahbako dengan flashmob
Flashmob tari Lahbako disukai para perempuan milenial, kenapa di depan sebuah minimarket Alun-alun Jember jadi
heboh, pada CFD (car free day) hari Minggu 25/8/2019, bukankah biasanya ada senam
pagi. Tapi CFD kali ini lain, banyak perempuan dewasa dan remaja pada turun
kejalan untuk mengadakan flasmob, yaitu gagasan mengajak tampil secara
terorganisir yang bertujuan menghibur tetapi dengan mengajak sebanyak-banyaknya
partisipasi dan interaksi penontonya. Rupanya flashmob tari Lahbako menarik
bagi kaum milenial, terbukti partisipasi gadis-gadis secara
spontan mengikuti gerak tari dari para seniornya.
Hal ini membuktikan dengan flashmob ini Tari Lahbako sebagai salah satu icon kota
Jember masih dikenali oleh warga Jember. Tarian ini masih terus dilestarikan dan
dipelajari, baik di sanggar seni maupun diperkenalkan melalui flashmob seperti
pagi ini. Buktinya banyak yang berpartisipasi dengan spontan dengan kostum olahraga pagi.
Anda tahu sejarah tari lahbako ? lahbako diiringi musik patrol dan bahwa musik patrol (musik perkusi khas Jember) . Sejarah tari Lahbako yang diciptakan oleh seniman Bagong Kusudihardjo dari
Yogyakarta kira-kira tahun 1980an. Penggarapan tari ini diprakarsai oleh
Soeryadi Setiawan Bupati Jember pada saat itu. Bisa jadi inspirasi dari
keseharian masyarakat Jember yang sebagian besar merupakan petani tembakau
itulah yang dibuat untuk mengarap tari lahbako. Wilayah Jember sendiri
merupakan salah satu daerah penghasil tembakau terbaik dan terbesar di
Indonesia baik tembakau kasturi maupun Na Oogst.
Selain itu Tari Lahbako ini
juga merupakan bentuk penghargaan terhadap peran perempuan Jember terhadap
industri tembakau baik di ladang maupun di gudang tembakau. Karena sebagian besar
pengerjaan pada produksi tembakau dilakukan oleh perempuan. Sehingga
terciptalah Tari Lahbako yang menggambarkan aktivitas para perempuan petani
tembakau dari mulai tanam sampai dengan pasca panen. Mereka menggambarkan kegembiraan dalam menanam tembakau.
Mungkin pemberian nama Tari Lahbako
merupakan bentukan dari dua kata yang diambil dari bahasa Madura yaitu
“Lah” dan “Bako”. Kata Lah berasal dari
potongan kata “olah” atau “mengolah”. Sedangkan kata Bako sendiri
merupakan konotasi dari kata “tembakau”. Dari bentukan dua kata tersebut dapat
diartikan Tari Lahbako merupakan tarian yang menggambarkan pengolahan tembakau. Harapan kita flasmob tari-tari dari Jember akan diadakan
lagi tiap ada car free day, secara spontan yang gak bisa nari pun akhirnya terhipnotis menari juga.
Senin, 19 Agustus 2019
Gus Mad Yang Selalu Bersahaja
Kesehariannya bertani dan mengajar ngaji, sesekali juga memberikan pengobatan bila ada yang meminta dia untuk membantu orang sakit. Gus Mad dikenal dengan pengobatan dengan media air keras atau air raksa. Padahal kalau kita melihat air keras justru seringkali giris, karena air keras tersebut bila mengenai kulit maka akan melepuh. Tapi di tangan Gus Mad air raksa justru dijadikan media pengobatannya. Baik penyakit luar seperti luka, borok dan lainnya maupun penyakit dalam. Sangar pisan ngobatine lur. Tetapi beberapa orang yang kesana meminta Gus Mad mengobati banyak yang menyatakan kesembuhannya. Semoga gusti Allah selalu memberikan pentunjuknya. Amin
Minggu, 04 Agustus 2019
Sabtu, 03 Agustus 2019
LEGO SUPRAPTO PIMPINAN LUDRUK BALADA
Joko Sambang dan Pak Lego
Seni drama tradisional yang masih hidup dimasyarakat kita
masih ada yang eksis, misalnya ludruk dan kethoprak. Ludruk merupakan kesenian
drama tradisional Jawa Timuran, yang ditampilkan biasanya disesuaikan dengan
kondisi sosial jaman itu . Kalau kethoprak biasanya melakonkan lakon cerita Jawa dengan seting jaman keraton Mataram. Ludruk adalah bentuk karya lakon dalam drama
trdaisional juga seringkali menyisipkan kritik-kritik terhadap pemerintahan
kolonial Belanda dan jaman Jepang di eranya.
Hal ini juga dilakukan oleh pelopor sekaligus pimpinan
Ludruk BALADA Tembokrejo yaitu bapak
Lego Suprapto, SPd, SSn yang masih eksis mementaskan lakon-lakon perjuangan
dalam ludruknya. Tema pergerakan kebangsaan yang dilakonkan bisa diartikan sebuah
perlawanan melalui seni yang mampu ditularkan dengan baik sehingga nilainya
dikenang hingga kini. “Lakon ludruk Joko Sambang pendekar Gunung Gangsir, yang
menceritakan perlawanan terhadap Belanda yang menindas rakyat pada masa pergerakan
kemerdekaan. Dulu ini lakon yang paling disukai penonton mungkin kalau sekarang
istilahnya viral,”ujar Pak Lego pimpinan group ludruk BALADA.
Kini ludruk semakin kehilangan penikmatnya, bahkan nyaris
tidak eksis dalam dunia pertunjukkan seni tradisional. Tetapi pak Lego tidak
patah semangat, bahkan untuk menggerakkan kesenian ludruk tersebut dia
mengadakan latihan rutin . “ Jadi tiap malam Rabu dan malam Sabtu kita latihan
, ya pemainnya warga dari sekitar desa sini saja. Biar masyarakat ikut memiliki
kesenian ini.”Itulah penuturan pak Lego , beliau juga mengakui kalau ludruk di
Jember hanya satu dua yang masih eksis, ada group ludruk Fajar Pagi dan ludruk Merdeka Kencong.
Sudah dua tahun usia Ludruk Balada yang dipimpin oleh Pak
Lego , yang kini masih eksis untuk memberikan hiburan kepada rakyat di Jember
terutama kecamatan Gumukmas di wilayah Jember Selatan. Pertunjukan ludruk yang digelar di desanya Tembokrejo Kecamatan Gumukmas selain berfungsi
sebagai hiburan sekaligus sebagai pendidikan kecintaan pada kebudayaan
nusantara.
Fans Berat BK
Bung Karno Digambar di Tembok Kampung
Konsep peringatan 17 an sebagai hari ulang tahun kemerdekaan
Republik Indonesia adalah peringatan yang mengutamakan penghargaan terhadap
pahlawan kemerdekaan yang telah melepaskan Indonesia dari penjajahan. Dan hari
ini kita meneruskan dan mengisi cita-cita para pendiri bangsa sebagai wujudnya
yaitu menjaga negara ini dari ancaman negara lain. Bekerja untuk menghidupu
keluarga dan belajar menuntut ilmu juga bagian dari kecintaan terhadap negara
ini.
Mengisi kegiatan untuk memeriahkan kemerdekaan juga
salahsatu kegiatan yang mempunyai pendidikan kebangsaan. Mencintai tanah air
Indonesia dan menghormati jasa-jasa para pahlawan merupakan penanaman jiwa-jiwa
nasionalisme untuk generasi muda dan masyarakat lainnya. Menghiasi gapura yang
dilakukan oleh warga di jalan Letjend Sutoyo gang 3 di Lingkungan Sumber Pakem Sumbersari
ini tidak mau kalah dengan kegiatan menghias gapura lainnya.
Seperti Cak Pono salah seorang seniman, yang bersemangat menghiasi
tembok di kampungnya dengan gambar Bung Karno yang belatar belakang warna merah
putih. Meskipun berpanas-panasan ia rela menggambar pahlawan pujaannya. “ Saya
termasuk orang yang ngefans berat pada Bung Karno, dan sekarang ini saya tuangkan
dalam tembok dalam rangka memperingati HUT RI yang ke 74,”ungkapnya. “Tanpa ada
Bung Karno , mungkin tidak ada kemerdekaan Indonesia,”lanjut Cak Pono sambil
melanjutkan lukisannya. merdekaaa cak !!!
Kamis, 01 Agustus 2019
Selasa, 30 Juli 2019
Bajul Ijo kuasai Alun-alun Jember
Peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh pada tanggal 23
Juli 2019 ini, dimaknai sebagai kepedulian seluruh bangsa Indonesia terhadap
perlindungan anak Indonesia agar tumbuh dan berkembang secara optimal. Dengan
mendorong keluarga Indonesia menjadi lembaga pertama dan utama dalam memberikan
perlindungan kepada anak, sehingga akan menghasilkan generasi penerus bangsa
yang sehat, cerdas, ceria, berakhlak mulia dan cinta tanah air.
Di Alun-alun Jember peringatan HAN 2019 berlangsung dengan
meriah terutama adanya pementasan tari massal sekitar 1200 anak paud dan TK se
Kabupaten Jember yang tampil dengan kemasan Tari Bajul Ijo. Anak-anak yang
tampil merasakan kemeriahan bersama, mereka bertemu dengan sekian anak
pendukung tari massal dalam upacara peringatan HAN pada hari Selasa 30/7/2019. Bisa
dikatakan peringatan kali ini anak-anak mendapatkan keceriaan dan kemeriahannya,
mereka nampak riang menarikanya.
Dalam peringatan itu , Bupati Faida juga sangat mengapresiasi
tari massal Bajul Ijo karena melibatkan sekaian banyak anak-anak yang tampil
memeriahkannya. Melalui peringatan HAN diharapkan pemerintah dengan seluruh
lapisan masyarakat berpartisipasi secara aktif untuk meningkatkan kepedulian
dalam menghormati, menghargai, dan menjamin hak-hak anak tanpa diskriminasi,
dan memastikan segala hal yang terbaik untuk anak dalam pertumbuhan dan
pekembangannya. Selain itu masyarakat, dunia usaha, media massa dan pemerintah harus
peduli terhadap pemenuhan hak dan perlindungan khusus anak agar anak dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal, sehingga menjadi generasi penerus yang
berkualitas tinggi. Dijadwalkan tari massal Bajul Ijo akan mentas lagi saat Festival HAM pada november 2019 yang akan datang. Congratulations
Senin, 22 Juli 2019
Adhi Pastel si Singo Galak
Anda tau pertigaan mayang dan seputih disitu ada kali mayang
sebelah kali itu ada sekumpulan anak-anak muda berkesnian
ada sanggar seni jaranan reyog Putra Sakti yang secara letak
administrasi berada di kecamatan Pakusari Jember Jawa Timur
Pemain reyog yang kondang salah satunya adalah Adhi Pastel
sampai sampai dadag reyognya pun dikasih nama Singo Galak
Sanggar ini tempat kumpulnya anak-anak muda yang cinta seni
tetapi banyak juga simpatisan yang selalu jadi support sanggar
bila sedang ada tanggapan atau menggelar art performance
Adhi Pastel bermain reyog dan jaranan ini ada maksudnya
rupanya ia memberi contoh bagi anak-anak muda yang tidak
ada aktifitas produktif , ayolah berkesenian daripada nganggur
dan efeknya lari ke hal-hal yang negatip yang mengarag pada
tindak kriminal dan narkoba. memang tidak langsung berubah
perlahan-lahan, anak muda itu akan menilai dengan fakta dan
pengalamannya . Adhi Pastel berharap agar Sanggarnya mau
menampung kawan-kawannya yang berminat untuk bergabung
ya mesti diselksi dan latihan dulu agar perform tetep mbois
GenZ bukan kaleng kaleng
Adalah Kevin Ganongers, anak muda ini adalah pemain sekaligus instruktur seni tarian Ganongan, ayng masih sekolah di SMK 3 Jember. Tetapi aktifitasnya disekolah juga diimbangi dengan kegiatannya di sanggar kampungnya yaitu sanggar Singo gendeng Talangsari Jember
Bakat seninya telah membawa pada pilihan-pilihan untuk megekspresikannya dalam media kesenian tradisi . Sejak kecil Kevin ini sudah ikut dalam pagelaran atau tanggapan seni Jaranan di sanggarnya. Nah jaranan di jember selalu diselipi tarian Bujang ganong salah satu tokoh lincah dan berkostum topeng ganong yang menyerupai pentul dengan muka sangar dan rambut yang menjurai keatas.
Sebagai Gen Z Kevin muda ini berusaha untuk mencari tahu, mencari guru, mencari pengetahuan pada senior maupun pada sumber-sumber yang dianggapnya mampu ditimba ilmunya. Juga dalam menentukan pilihan ketika ada acara-acara pesta demokrasi misalnya pemilu atau pilkada, ia memandang sebagai anak muda harus memberikan aspirasinya dan jujur pada hati nuraninya. K evin hadir sebagai pemilih pemula dan yakin akan pilihannya. Dia menganggap golput bukanlah jiwa anak anak muda generasi kekinian, cari tahu jika butuh pengetahuan lalu tentukan pilihanmu begitu kata Kevin , pernyataannya bolosrewu bukan abal-abal om, dan Gen Z bukan kaleng kaleng om
Langganan:
Postingan (Atom)