Minggu, 05 Juni 2022

Anak-anak digital belajar wayang kulit


kenalkan wayang sejak dini

Wayang adalah kesenian yang bisa dikatakan populer dikalangan masyarakat Jawa, karena seringkali seni pertunjukkan ini mentas pada even-even tradisi. Misalnya bersih desa, suroan, malam perpindahan tahun bahkan acara-acara yang diadakan oleh keluarga. Acara keluarga inilah yang kadang terlalu sering contohnya anak sunat nanggap wayang, pesta perkawinan ataupu acara ulangtahun bisa saja mereka menanggap wayang kulit semalam suntuk. Tapi jika kita ikuti dari mulai awal pagelaran wayang masih berjubel, mendekati goro-goro berkurang  justru berjalan cerita mengarah pada intinya yang tersisa hanyalah para lansia dan sesepuh saja. Sementara anak-anak muda sudah menghilang entah kemana, ada sih paling yang suka dan gemar nonton wayang. Kenapa yaa ?

Bisa jadi anak-anak sekarang ini milenial dan GenZ tidak suka karena tidak mengenal tokoh dan ceritanya wayang karena sedikit sekali sosialisasi pada mereka. Alasannya berikutnya mungkin durasinya yang terlalu lama, bagi yang nggak ngerti tambah bosan. Tetapi sebenarnya wayang adalah cerita kehidupan manusia baik interaksi dengan sesama maupun dengan sang penciptanya. Juga bagian uniknya wayang kulit jawa terdapat punokawan yang menggambarkan tokoh rakyat yang lugas dan segar canda tawanya.

Di Semarang ada tokoh yang memberikan waktunya meluangkan ruangnya untuk memberikan pengajaran pada anak-anak tentang wayang. Beliau adalah bapak Supuno Jepang seorang pengajar dari Unnes , memandang betapa pentingnya memberi pengetahuan wayang terhadap anak-anak, mulai dari cerita wayang, tokoh dan karakter serta sebagian teknis permainannya. Saya salut bener dengan  aktifitas ini, ternyata masih ada sosok pengajar yang meluangkan waktunya demi pemahaman budaya pada anak-anak bangsa. Semoga Bapak Supono Jepang selalu diberikan kesehatan oleh Sang Maha Pencipta. foto doc supono jepang
 

Tidak ada komentar: