Sesaji yang disiapkan sebelum pentas seni Jaranan ini sebenarnya bukanlah tindakan syirik yang dianggap menyekutukan Tuhan. Dari para sesepuh, penggambuh, pelaku, pegiat dan pemain jaraan sendiri tidak ada yang sengaja bersekutu dengan setan. Karena pada dasarnya seluruh sesaji yang dipersiapkan merupakan gambaran tentang ajaran hidup yang sebenarnya menjadi media pencerahan kepada manusia agar selalu melakukan hal baik dan menghindari hal-hal yang tidak baik bagi kehidupan. Sesaji biasanya dipersiapkan oleh sesepuh jaranan sebelum kesenian jaranan diselenggarakan, harapannya pertunjukan lancar dan semua selamat . Hampir semua kesenian jaranan selalu menghadirkan sesaji sebagai bentuk kesakralan kesenian tradisi yang mempunyai kekhasan sendiri seperti ritmis, magis dan erotis.
Sesaji
di pertunjukan seni jaranan biasanya berjumlah tiga belas bentuk antara lain minyakwangi, kemenyan, pisang raja, jenang sengkala, dawet ayu, rujak legi, tumpeng dan
ingkung, sekar, badhek tape, kendi, cok bakal, panggan urip. Makna sesaji
tersebut sebagai sarana bersyukur kepada Tuhan yang telah memberi kedamaian
dalam pertunjukan, menghindarkan pemain dan penonton dari celaka, dan juga memohon kelimpahan
rejeki. Sesaji juga berfungsi untuk mendoakan arwah leluhur agar Tuhan memberi panggenan ingkang sae. Sedangkan pembacaan mantra memiliki makna manusia harus saling
menghormati seluruh dan sesama ciptaan Tuhan, dengan rasa saling menghormati
akan terwujud keselarasan dipertunjukan jaranan sedangkan fungsinya sebagai
sarana menangkal marabahaya yang berada
di sekeliling tempat pementasan . Merawat tradisi nusantara adalah kekayaan bangsa agar dapat mewariskan kepada anak-anak negeri ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar