Kamis, 16 Juni 2022

Kangen Mas Wili


Puisi Nyanyian Angsa, Blues untuk bonie, Hai, Ma, Potret Pembangunan dalam Puisi , orang-orang miskin adalah puisi-puisi yang sangat menginspirasi. Puisi-puisi itu karya sastrawan kondang tanah air WS Rendra. Willibrordus Surendra Broto, dikenal luas dengan nama W.S. Rendra, lahir di Surakarta (Solo) pada tanggal 7 November 1935 dari pasangan R. Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah. Lahir dalam suasana keluarga Jawa. Sugeng Brotoatmodjo adalah seorang Kepala Sekolah Dasar Negeri Kebalen, Solo. Beliau juga seorang guru bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Selain itu, Sugeng Brotoatmodjo dikenal sebagai pelaku seni drama tradisional. Sementara itu, Raden Ayu Catharina adalah seorang penari di istana Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Masa kecil WS Rendra tumbuh dan tinggal di lingkungan sarat akan seni dan budaya, tidak heran jika dia menjelma menjadi seniman besar dengan karya puisi, naskah drama, cerpen, dan lainnya. WS Rendra diketahui juga pernah bermain dalam beberapa film, seperti film Al Kautsar (1977), Yang Muda Yang Bercinta (1977), dan Terminal Cinta (1977). Dia menikahi Sunarti Suwandi dan Sitoresmi Pabraningrat yang banyak memberikan inspirasi kepada Rendra dalam berkarya. Kedua istrinya pemain teater dalam Bengkel Teater yang didirikannya tahun 1968. Bengkel Teater kemudian menjadi sangat terkenal di Indonesia karena memberikan warna dan suasana baru dalam kehidupan teater di Indonesia, khususnya di Yogyakarta. Pada tahun 1976, Rendra menikah dengan Ken Zuraida, istrinya yang ketiga, tetapi kemudian diceraikan Sitoresmi pada 1979 dan Sunarti pada tahun 1981.

WS Rendra dalam kesusastraan, khususnya menulis naskah teater terus berkembang. Naskah yang berjudul “Bip-Bop”, dipentaskan pertama kali pada tahun 1968. Drama ini terkenal dengan judul “Teater Mini Kata” karena mempergunakan kata yang sangat sedikit dan didominasi oleh gerak dan lagu. Menggegerkan dunia teater tanah air, karena menjadi hal baru dalam hala pementasan teater sebelumnya. Sejak tahun 1977, akibat dari tekanan politik, Bengkel Teater mengalami kesulitan untuk tampil di muka publik baik untuk mementaskan dramanya maupun membacakan puisinya. Dan pada tahun 1985, Rendra memindahkan segala aktivitas teaternya ke Citayam Depok, Jawa Barat. Lahan seluas 3 hektar menjadi tempat bernaung Rendra dan kelompoknya, lahan itu terdiri dari bangunan kediaman Rendra beserta keluarga dan bangunan sanggar untuk latihan drama dan tari.Kangen Mas Wili, dulu aku sempat juga ke bengkel teater bersama kawan-kawan menimba ilmu dan mengikuti latihan bersama keluarga besar bengkel teater. Was Wili namamu tak akan pernah mati.

Tidak ada komentar: