Jumat, 17 Juni 2022

Milenial : Kami cinta seni tradisi nusantara

 

Milenial sekarang ini semakin sedikit yang peduli pada pengembangan budaya nusantara, terutama unsur budaya yang semakin jauh dari mereka adalah kesenian tradisional Banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya gempuran budaya global digital yang massif menyerang kota-kota besar sebagai kiblat anak-anak muda di daerah juga ikut mempengaruhi pudarnya rasa cinta terhadap kesenian tradisional sendiri. Meskipun milenial tahu bahwa tanggung jawab untuk mengembangkan dan melestarikan warisan leluhur bangsa generasi muda dan kesadaran mereka pemerintah tidak bisa diandalkan untuk melakukan itu semua. Tapi milenial seperti kehilangan bahasa, jadi bukan menjadi rahasia umum jika kesenian tradisional Indonesia mulai ditinggalkan oleh generasi muda di negeri ini.

Tetapi milenial yang berada di daerah yang merasakan kedekatan dengan lingkungan masyarakatnya, meski dijaman era digital ini mereka masih saja ada yang bergerak berkreasi dan berupaya mengembangkan kebudyaan nusantara melalui kreasi seni tradisinya. Nah ini beberapa alasan yang perlu disimak, kenapa mereka mencintai kesenian tradisional warisan leluhurnya. Bahasa milenial yang sering kita dengar adalah kita tidak mau budaya kita diklaim bangsa lain. Viralnya pemberitaan tentang warisan kebudayaan kita ini di klaim negera tetangga kita, melecut kreasi milenial untuk tetap berupaya memiliki dan mempertahankan budaya leluhur mereka.

Respon marah terhadap klaim negara lain memiliki seni budaya Indonesia. Itu bukti bahwa secuek cueknya milenial terhadap seni budaya nusantara, mereka itu sebenarnya respect terhadap kesenian tradisional yang juga merupakan kekayaan kita sebagai bangsa Indonesia. Meski suka pada kesenian asing tetapi kesadaran mereka hanya sebatas menikmati lebih bagus bila bisa menjadi inspirasi pengembangan budaya nusantara agar disukai oleh semua bangsa didunia. Apalagi kini banyak orang asing yang belajar budaya nusantara, apa jadinya jika mereka orang asing lebih mengerti dari budaya kita sendiri, tentu saja akan malu juga harus lebih mencintai, melestarikan, dan mengembangkannya agar kebudayaan Indonesia tetap lestari dan tetap menjadi jati diri bangsa. Sekarang ini milenial semakinmasif menggunakan kekuatan gadgetnya dalam persebaran aksi-aksi seni tradisinya untuk diposting di medsos sehingga akan tersebar informasinya keselruh dunia. Mungkin ini cara milenial untuk bertahan dan melawan serangan budaya asing via kecepatan informasi dunia maya, selain mereka juga berlatih dan menjadi pelaku kreator seni tradisi nusantara. Salut !!


 

Tidak ada komentar: