Milenial sekarang ini semakin sedikit yang peduli pada
pengembangan budaya nusantara, terutama unsur budaya yang semakin jauh dari
mereka adalah kesenian tradisional Banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya
gempuran budaya global digital yang massif menyerang kota-kota besar sebagai
kiblat anak-anak muda di daerah juga ikut mempengaruhi pudarnya rasa cinta
terhadap kesenian tradisional sendiri. Meskipun milenial tahu bahwa tanggung
jawab untuk mengembangkan dan melestarikan warisan leluhur bangsa generasi muda
dan kesadaran mereka pemerintah tidak bisa diandalkan untuk melakukan itu
semua. Tapi milenial seperti kehilangan bahasa, jadi bukan menjadi rahasia umum
jika kesenian tradisional Indonesia mulai ditinggalkan oleh generasi muda di
negeri ini.
Tetapi milenial yang berada di daerah yang merasakan
kedekatan dengan lingkungan masyarakatnya, meski dijaman era digital ini mereka
masih saja ada yang bergerak berkreasi dan berupaya mengembangkan kebudyaan
nusantara melalui kreasi seni tradisinya. Nah ini beberapa alasan yang perlu
disimak, kenapa mereka mencintai kesenian tradisional warisan leluhurnya.
Bahasa milenial yang sering kita dengar adalah kita tidak mau budaya kita
diklaim bangsa lain. Viralnya pemberitaan tentang warisan kebudayaan kita ini
di klaim negera tetangga kita, melecut kreasi milenial untuk tetap berupaya
memiliki dan mempertahankan budaya leluhur mereka.
Respon marah terhadap klaim negara lain memiliki seni budaya
Indonesia. Itu bukti bahwa secuek cueknya milenial terhadap seni budaya
nusantara, mereka itu sebenarnya respect terhadap kesenian tradisional yang
juga merupakan kekayaan kita sebagai bangsa Indonesia. Meski suka pada kesenian
asing tetapi kesadaran mereka hanya sebatas menikmati lebih bagus bila bisa
menjadi inspirasi pengembangan budaya nusantara agar disukai oleh semua bangsa
didunia. Apalagi kini banyak orang asing yang belajar budaya nusantara, apa
jadinya jika mereka orang asing lebih mengerti dari budaya kita sendiri, tentu
saja akan malu juga harus lebih mencintai, melestarikan, dan mengembangkannya
agar kebudayaan Indonesia tetap lestari dan tetap menjadi jati diri bangsa. Sekarang
ini milenial semakinmasif menggunakan kekuatan gadgetnya dalam persebaran
aksi-aksi seni tradisinya untuk diposting di medsos sehingga akan tersebar
informasinya keselruh dunia. Mungkin ini cara milenial untuk bertahan dan
melawan serangan budaya asing via kecepatan informasi dunia maya, selain mereka
juga berlatih dan menjadi pelaku kreator seni tradisi nusantara. Salut !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar