Rabu, 08 Juni 2022

Nggak berkesan posoan tanpa patrol

 

Bulan Ramadhan adalah bulan suci umat Islam ini merupakan bulan yang ditunggu karena momentum untuk mohon ampun dan memperbanyak amal kebajikan serta perintah berpuasa sebulan penuh. Bulan ramadhan adalah bulan penuh berkah, masjid menjadi ramai, pasar-pasar ramai dan jalanan mendekati buka puasa juga berjubel, mungkin inilah makna bagi para pelakunya. Baik para ulama dan santri , baik santri maupun pengasuhnya , baik pembeli dan pedagang merasakan berkahnya bulan ramadhan. Banyak kegiatan yang harus dijaga agar tidak dilakukan selama bulan suci ini, mungkin kerja-kerja curang direm, korupsi niatnya harus diurungkan, pedagang yang suka tipu-tipu direm sepertinya semua terasa nyaman untuk melakukan ibadah . Tidak sama rasanya ketika melakukannya diluar ramadhan.

Ramadhan di Jember tidak akan lepas dari tradisinya, misalnya orang jadi sering dzikiran dimasjid, bagi-bagi takjil, berbagi sodakoh dan membangunkan orang untuk sahur. Di Jember cara membangunkan orang sahur selain menggunakan loudspeaker masjid dan mushola ada juga yang khas yaitu musik patrol. Nggak berkesan ramadhan di jember tanpa ada musik patrol yang berkeliling kota. Hal ni dilakukan oleh bberapa grup patrol secara bergantian kadang juga bersamaan. Mereka anak-anak muda dengan menggunakan gledekan atau gerobak modif berkeliling kota sambil bermain musik , ramai orang sepanjang jalan jelang sahur hingga sahur mendekati imsak. Peristiwa budaya ini sudah terjadi puluhan tahun, sehingga menjadi tradisi yang mengingatkan pada momentum posoan di jember dalam setahun sekali. Belum pernah merasakan sih bulan puasa terjadi setahun dua kali. Seru kali yaa gaes. Orang yang terjebak macet diantara rombongan musik patrol ini biasanya juga memakluminya peristiwa kayak gini kan setahun sekali, kecuali mobil ambulace yang akan melintas membawa orang sakit pasti akan diutamakan untuk melintasi mereka.



 

Tidak ada komentar: