Dikisahkan, negeri ini berusaha mempertahankan kesatuan
wilayah Nusantara dari ancaman perpecahan dari internal pejabat negara, bisa
jadi kondisinya mirip dengan keadaan saat ini. Banyak pejabat yang terkena pengaruh dari kekuasaan asing, sehingga
membuat tekanan ekonomi dalam negeri, konflik politik makin memanas, kekacauan
ini juga menyebabkan gangguan keamanan oleh perompak dan pemberontak. Diperparah
lagi dengan lunturnya budaya guyup gotong royong dan semakin minimnya rasa
persatuan diantara pemimpin-pemimpin didaerah. Kondisi inilah yang mengingatkan kita akan pentingnya
semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
Berkaitan dengan Dies Natalis UNAIR 2016, himpuni menggelar
pertunjukan kethoprak dengan menampilkan perjuangan Naraya Airlangga (Prabu
Airlangga) pada tahun 1000 M yang mencoba menyatukan Dwipantara. Saat itu,
Dwipantara terbagi oleh kekuasaan Sriwijaya di bagian barat dan Medang Mataram
di wilayah timur. Kesuksesan menyatukan kedua wilayah itu menjadikan Naraya
Airlangga dinobatkan sebagai Raja Kahuripan dengan gelar Sri Maharaja Rakae
Halu Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Ananthawikrama Tunggadewa. Tetapi pertunjukan tersebut dengan gaya
humor, semacam kethoprak humor dengan durasi dua jam empat puluh lima menit
tersebut, hadirin dibuat ger-geran dan bertepuk tangan nyaris tanpa henti.
Pasalnya, banyak polah aktor dan aktris dadakan yang mengundang tawa apalagi
bukan orang jawa .
Pementasan Ketoprak Humor yang diselenggarakan oleh
Perhimpunan Ikatan Alumni PTN se-Indonesia (Himpuni) dengan lakon Menyatukan
Kembali Nusantara di Balai Budaya Komplek Balai Pemuda, Surabaya. Puluhan pejabat
publik dan publik figur ikut memeriahkan acara tersebut. Antara lain, Rektor
UNAIR Prof., Dr., Moh Nasih SE., MT., CMA., Ak., Bupati Jember Faida, Rektor
ITS Prof. Joni Hermana, Walikota Jakarta Pusat Mangara Pardede, Direktur Utama
BTN Maryono, serta Ketua Asosiasi Pengelola Carbon Muslich Ramelan. Tak
ketinggalan, advokat senior Sirra Prayuna, Bambang Hendroyono, Ridwan
Djamaludin, Haiban Hadjid, dan pengurus Himpuni lainnya. Tapi sudah limatahun lebih berselang nggak ada pementasan lagi, ayolah masyarakat rindu pesan dari para tokoh publik dalam kemasan seni budaya. Bosen dengar dan lihat berita melulu.
Pesan yang sampai pada penonton dari cerita pementasan
ketoprak ini adalah tentang kekompakan yang merupakan kunci utama guna
memperkokoh nusantara. Kemakmuran di kerajaan Kahuripan yang dipimpin Prabu
Airlangga itu menjadikan banyak negeri yang mau bergabung agar tertular
kesuksesan. Dan ketika banyak yang merasakan kemakmuran,rasa kebanggaan pada
negara akan bisa menguatkan negara dalam kancah dunia yang lebih luas. Dan rasa
salut dan takjub pada para pemain yang terlibat, meskipun mereka tokoh publik
masih peduli terhadap seni budaya nusantara, bahkan rela menanggalkan status
ketika sedang pentas. Sehingga ketika penonton menyimak maka pesan moralnya
akan bisa ditangkap sebagai inspirasi mereka, terutama untuk merawat tradisi
nusantara. Bayangkan jika setiap tahun kelompok intelektual dan pejabat negara
memberikan dedikasinya untuk pemajuan kebudayaan secar langsung dalam sebuah
reportoar tentusaja masyarakat akan semakin bisa menilai dan memahami pesan
yang disampaikan elitnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar