nduk duh istriku yang kian biasa perlakukan bumiku
dipagi ini ingin segera aku menciummu, sebelum bumi
menghajar dengan pelukannya waktu terasa begitu cepat
sedang nafsuku kian tak teruji rasa sayangku kuingin
segera melihat kebebasanku memijat punggung duniamu
dengan apa saja yang kau ingini, walau ikatan asmara tertali
benang sumbu beraroma minyak tanah aku tetap akan menghargai
bagaimana kompor tetap menyalakan secangkir kopi temani
alam pikirku, maafkan aku yang senang main dengan logika
sedikit saja bumbu perasaan, nduk semoga waktu telah bosan
menempa kita dari semua kebrobrokan yang sudah terpaparkan
kemarin, waktu itu dan yang lalu, janjiku kali ini kan sudahi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar