Anak usia remaja merupakan periode saat individu mengalami masa-masa
peralihan dari tahapan perjalanan hidupnya ketika mengalami perubahan baik pengaturan
emosi, bentuk tubuh, minat perilaku, pola pikir dan cara pandang terhadap agama
dan moralitas sosialnya. Remaja sangatlah rentan sekali mengalami masalah
psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat
terjadinya perubahan sosial yang melingkupinya tanpa tahu cara untuk
menghindari, makanya masih membutuhkan pendampingan dan arahan ortu dalam
menentukan pilihannya. Apalagi jaman kekinian pengaruh arus globalisasi dan
juga lingkungan akan sangat berdampak pada mentalitas dan juga moralitas
individu tersebut. Seorang remaja dalam arahan ortunya tentu saja akan terbantu
untuk membedakan dan menjaga dirinya dari suatu yang dapat membuatnya
terjerumus kearah perbuatan negatif, bisa kita bayangkan bagaimana dalam masa
remaja yatim piatu tidak mempunyai ortu akan sangat bergantung pada situasi
sosial yang ada disekitarnya.
Gen Z adalah suatu wujud remaja yang sudah mengenal gadget
dimasa kecilnya, anak yang lahir pada periode diakhir tahun milenium sampai
sekitar 2016an atau lebih jika dilihat dari siklus perubahan dunia duapuluh tahunan.
Kehadirannya melengkapi fitur dan aplikasi pada gadget yang semakin canggih,
generasi yang menyukai konten visual dan fotografi di media sosial. Tetapi rasa
keinginantahuan Gen Z ini membuat mereka ternyata tidak hanya mengulik secara
online saja, ada juga Gen Z yang fokus pada ketertarikan pengalaman dilapangan
ini ternyata lebih memilih untuk berinteraksi secara sosial atau offline meski
tetap saja bahwa mereka banyak menghabiskan
waktu aktif di media sosial dan games saat bepergian atau liburan.
Jaman sekarang ini tak dapat disangkal bahwa Gen Z
menyukai berselancar di media sosial,
tapi masih ada saja diantara mereka tetap mengutamakan kehidupan nyata dan
pengalaman traveling walaupun pada ujungnya tetap saja berurusan dengan media sosial saat harus shared pengalaman konten
visual dan fotografi mereka. Ketika akan memutuskan membikin konten video ,
termasuk tema dan tempat-tempat yang akan mereka kunjungi, Gen Z akan mencarinya
di feed media sosial. Gen Z mengakui bahwa media sosial adalah sumber inspirasi
utama , sebagian lagi referensi informasi dari senior atau ortu yang
mempengaruhi perjalanan mereka. Kertegantungan Gen Z pada media sosial dan
hanya sedikit pengaruh program TV karena pada dasarnya generasi ini tidak suka
melihat televisi ini bahkan juga lebih tinggi daripada Generasi milenial.
Biasanya Gen Z dipengaruhi oleh influencer media sosial cenderung
memvisualisasikan rencana liburan , kuliner rekomended , kegiatan traveling dan
sport , tetapi gaess ternyata masih ada saja yang tertarik pada konten-konten isu-isu sosial kemasyarakatan yang sedang nge-trend.
Jika sudah masuk dalam kategori cocok pada suatu tema yang menurut mereka
kontekstual maka Gen Z akan mengemas ide gagasan dalam sebuah original project, mereka tidak
ingin dianggap sebagai follower atau njiplak karya yang sebelumnya. Keren ya
gaess.
Adalah sekawanan Gen Z yang kini dalam project yang akan
mengulik seputar pengolahan industri hulu hilir kopi di Jember. Ketertarikan
mereka diawali dengan kesukaan terhadap kopi kekinian, lebih dalem lagi ingin
mencoba untuk melakukan manual brewing. Eksplorasi tak berujung pada kemampuan
seduh tetapi meningkat pada menilai rasa kopi hasil seduhan dari berbagai
tehnik seduh. Sebuah pengalaman baru bagi Gen Z yaitu mereka bukan sebagai
konsumen kopi kekinian tetapi lebih pada eksplorasi mengenai kopi, tentusaja
mendapatkan support dari ortunya sehingga kemajuan level pengetahuannya
terhadap kopi makin meningkat dan masuk pada tahapan trampil. Hingga tahap
mengenal produksi kopi roasted, pertanyaannya semakin jeru dari mulai lokasi
tanaman kopi, biji kopinya, cara pengolahannya serta tehnik roasting kopi
sungguh hal yang tidak biasa seperti anak-anak muda jaman dulu. Tetapi bagi Gen
Z sebuah hal yang biasa semacam prosedur yang harus dilalui setelah mendapatkan info dari literasi kopi dari
media sosial dan beberapa bacaan. Dari sana muncul ide gagasan untuk membuat
video, mungkin nanti hasilnya semacam
film dokumenter atau konten di media sosial tentang GenZ yang melakukan
eksplorasi kopi di Jember dengan bahasa anak-anak Gen Z. Gaskeun !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar