Sesaji kembang setaman tujuh rupa merupakan cara-cara orang jawa, memberi penghormatan pada leluhurnya dan berkomunikasi dengan dzat ghaib diluar lingkungan manusia gaess ataupu juga sebagai wujud puji syukur atas kelimpahan rejeki pada sang pencipta alam semesta. Kembang setaman tujuh rupa ini meliputi, bunga mawar merah putih, melati, kantil, kenanga , sedapmalam sebagai sarana lambang kesucian. Dalam sesaji ini selain kembang setaman juga ada wedang kopi air putih dan pisang ditambahi dupa atau kemenyan yang dibakar gaess ini mungkin menguatkan kesungguhan yang sakral.
Wedang kopi dan air putih dalam cangkir atau gelas ini juga sebagai penghormatan pada leluhur, yang telah memberikan warisan turun temurun pada keluarga dan masyarakat, tentang hidup berdampingan yang harmonis. Dan kalau pisang sebagai lambang tujuan hidup makmur sejahtera sentausa yang ingin dicapai oleh semua umat manusia. Kemudian menjaga konsentrasi dan suasana sakral, sambil membakar dupa dan kemenyan memanjatkan doa-doa untuk leluhurnya serta doa-doa permohonan pada sang pencipta alam semesta agar tidak tersesat meniti jalan hidup serta memohon perlindungan agar terhindar dari bencana dan malapetaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar