Masih rendahnya tingkat konsumsi ikan di masyarakat
Indonesia disebabkan karena masih adanya anggapan di kalangan sebagian
masyarakat bahwa makan ikan kurang bergengsi atau identik dengan kemiskinan,
bahkan masih ada anggapan dalam masyarakat bahwa makan ikan akan menyebabkan alergi
gatal-gatal. Apalagi ada yang beranggapan mengkonsumsi ikan akan menyebabkan
bau badan amis dan bila ibu-ibu yang sedang menyusui mengkonsumsi ikan, maka
air susunya menjadi kurang sedap. Di era
modern banyak tersedia makanan fast food dan frosenan yang menyebabkan ibu-ibu
juga enggan untuk masak ikan karena harus membersihkan sisik ikan dan isi
perut, belum lagi resiko terkena duri, sehingga menimbulkan kesan bahwa masak
ikan adalah sangat merepotkan.
Permasalahan ini tidak hanya di kota saja juga sudah
menjangkiti masyarakat pesisir yang sehari-harinya akan mendapatkan ikan segar
dari laut yang dibawa nelayan telah mengalami kebosanan atau berganti gaya
makanannya. Mungkin hal ini dikarenakan upaya kreatif diversifikasi terhadap
produk olahan ikan yang belum beragam dan tidak menarik sehingga masyarakat
kurang suka mengkonsumsi ikan. Artinya produk tersebut juga kekinian sehingga
anak-anak dan ibu-ibu menyukainya, mengingat manfaat makan ikan sangat baik
bagi kesehatan tubuh, baik gizi, protein, dan vitamin dan kandungan mineralnya
terutama untuk kecerdasan anak-anak . Laut di nusantara ini merupakan sumber
makanan sangat berlimpah sehingga hasil laut terutama ikan akan mudah didapat selain
itu juga banyak di pasar tradisional yang menjual. Budaya pesisir akan erat
sekali dengan keadaan pesisir yang sehat dan keberlimpahan hasil laut , lingkungan
tempat tinggal menjadi tempat yang aman bagi tumbuh berkembanganya tradisi dan
budaya masyarakatnya karena kesejahteraanyan mendukung.