Rabu, 03 Agustus 2022

budayakan makan ikan demi kecerdasan anak

 

 

 

Masih rendahnya tingkat konsumsi ikan di masyarakat Indonesia disebabkan karena masih adanya anggapan di kalangan sebagian masyarakat bahwa makan ikan kurang bergengsi atau identik dengan kemiskinan, bahkan masih ada anggapan dalam masyarakat bahwa makan ikan akan menyebabkan alergi gatal-gatal. Apalagi ada yang beranggapan mengkonsumsi ikan akan menyebabkan bau badan amis dan bila ibu-ibu yang sedang menyusui mengkonsumsi ikan, maka air susunya menjadi kurang sedap.  Di era modern banyak tersedia makanan fast food dan frosenan yang menyebabkan ibu-ibu juga enggan untuk masak ikan karena harus membersihkan sisik ikan dan isi perut,  belum lagi resiko terkena  duri, sehingga menimbulkan kesan bahwa masak ikan adalah sangat merepotkan.

Permasalahan ini tidak hanya di kota saja juga sudah menjangkiti masyarakat pesisir yang sehari-harinya akan mendapatkan ikan segar dari laut yang dibawa nelayan telah mengalami kebosanan atau berganti gaya makanannya. Mungkin hal ini dikarenakan upaya kreatif diversifikasi terhadap produk olahan ikan yang belum beragam dan tidak menarik sehingga masyarakat kurang suka mengkonsumsi ikan. Artinya produk tersebut juga kekinian sehingga anak-anak dan ibu-ibu menyukainya, mengingat manfaat makan ikan sangat baik bagi kesehatan tubuh, baik gizi, protein, dan vitamin dan kandungan mineralnya terutama untuk kecerdasan anak-anak . Laut di nusantara ini merupakan sumber makanan sangat berlimpah sehingga hasil laut terutama ikan akan mudah didapat selain itu juga banyak di pasar tradisional yang menjual. Budaya pesisir akan erat sekali dengan keadaan pesisir yang sehat dan keberlimpahan hasil laut , lingkungan tempat tinggal menjadi tempat yang aman bagi tumbuh berkembanganya tradisi dan budaya masyarakatnya karena kesejahteraanyan mendukung.

 

Tidak ada komentar: