Senin, 24 Februari 2025

Gens alpha njaran


bukti bahwa budaya tradisi leluhur masih dicintai dari generasi ke generasi 
#SaluteTelahMerawatTradisiNusantara

 

Jathilan





 

Bernafas diatas lumpur

 

Barong jaranan jawatimuran, masih eksis


Ada pertanyaan untuk kita semua gaess , kesenian tradisi seperti jaranan kenapa sampai sekarang kok masih saja eksis ditengah budaya global digital ini gaess ? Lalu apa saja penyebabnya sepertinya bertahan tapi makin eksis dimasyarakat kita yaa. Coba deh kalian pikirkan, budaya dan adat tradisi yang katanya jadul keinggalan jaman tapi kenyataannya masih menggeliat.

Menurut info-info nih gaess, anak muda sekarang sudah tidak mau mengenal seni tradisi, seni tradisi bukan kesenian yang mencerminkan negara maju, makanya mereka generasi muda terutama genzi dan gen alpha tidak tertarik lagi terus kenapa pemerintah ingin melestarikan dan mempertahanan budaya dan tradisi ini yaaa gaess wong anak-anak bangsa sudah emoh. Info-info yang berkembang ini seringkali bagian dari upaya untuk membuat budaya global diera digital ini menjadi panutan generasi muda sedunia sehingga nantinya akan mudah mengontrol setiap dinamika sosial yang terjadi dimasyarakat kita dimasa depan.

Namun hal ini sangat mudah dipatahkan dengan adanya geliat upaya pelestarian seni tradisi diberbagai daerah dinusantara ini, dayak makin eksis, papua, suku -suku di sumatera apalagi bali jawa dan madura masih sangat eksis menggelorakan seni budaya tradisi mereka. Kenapa ? Itu karena mereka tidak mau kehilangan identitas dan sejarah sebagai suku bangsa nusantara.Kemudian alasan berikutnya mereka masih memandang bahwa seni budaya tradisi bisa dijadikan sebagai kohesi dalam masyarakat kita, disamping sebagai penghormatan terhadap warisan leluhur , juga suatu budaya dan tradisi yang harus mereka lestarikan agar nantinya anak cucu tidak kehilangan akar budayanya. Suatu bangsa akan kehilangan prespektif arah kebudayaannya dikarekana akar tradisinya telah punah, dan akhirnya terasa lebih susah untuk menyatukan keterikatannya terhadap kebudayaan yang telah dibangun oleh para leluhurnya.



 

Selasa, 18 Februari 2025

endasmu


lagi ngetrend nich gaess dalam nyebut kepala
artinya ndasem kalau disebut masyarakat jawa pesisir utara
gundulmu ini suka disebut oleh masyarakat jawa pedalaman
palalu ini sering dipakai oleh orang jakartaan
pathakmu ini juga suka sekali dipakai untuk ngumpat
kalau bahasa madura kepala itu cethag

 

Cakilan


 

Senin, 17 Februari 2025

Melihat cahaya pulang

Kembara menebar manisnya lautan

Berteman angin sedang gundah lana

Jauh jauh melesat dari tepian daratan

Arah kemana kamu mau Cahya disana


Sabtu, 15 Februari 2025

Ruwahan djojodigdan blitar






Nyadran atau ruwahan adalah tradisi masyarakat Jawa menjelang bulan puasa, dulu kegiatan ini juga sebagai acara ritual kirim doa pada leluhur yang telah meninggal dunia. Dan untuk yang masih sehat seger kawarasan mereka berkumpul dalam satu kumpulan anak cucu dari leluhur mereka untuk saling silaturahmi dan bermaaf-maafan yang dimungkinkan dalam menjalani puasa romadhon smuanya kembali suci saat idul fitri nantinya.
Demikian juga keluarga besar djojodigdan blitar, kita semua melakukan acara rutin tiap tahunnya selain kirim doa leluhur juga saling sapa silaturahmi diantara anak cucu eyang Djojodigdo. Acara ini digelar di kepatihan atau yang sering dikenal sebagai pasanggrahan Djojodigdan, disana juga terdapat makam keluarga dari anak cucu eyang yang sudah meninggal. Makna ruwahan dalam tradisi Jawa adalah upaya menggabungkan antara adat tradisi dan kepercayaan agama Islam yang sudah berlangsung berabad abad lamanya. Ruwah artinya arwah, dan ruwahan mendoakan arwah leluhur yang sudah meninggal, dan dalam islam mendoakan orang tua atau leluhur yang sudah meninggal termasuk anjuran ajaran agama islam yaitu kewajiaban sebagai anak soleh dan solehah. 
Ritual ruwahan dimpasanrahan djojodigdan diawali dengan acara macapatan, yaitu mengenang kridha eyang serta mendoakan agar nantinya dapat masuk surga langgeng serta mendoakan anak cucu yang masih hidup agar dapat berbuat baik dan selalu mendapatkan petunjuk dari Allah SWT dalam mengarungi dunia ini. Kemudian acara berikutnya ada;ah tahlil yang mendoakan arwah leluhur diampuni segala dosanya dan dimohonkan pada Allah agar masuk suwarga langgeng. Baru acara ramah tamah silaturahmi diantara anak cucu hingga keturanan ke tujuh. Yang hadir biasanya sekitar duaratusan orang anak cucu eyang Djojodigdan makan tumpeng serta minum kopi bersama. Sekaligus mengenalkan silsilah serta hubungan sanak saudara , tak kenal maka tak cinta. Sampai jumpa tahun depan, semoga kita selalu diberi kesempatan untu ruwahan di pasanggrahan Djojodigdan Blitar. Amin

 

Kamis, 13 Februari 2025

setinggi apa

tak perlu terlalu tinggi rasa cintamu
jangan kau bandingkan tingginya gunung
dalam rasa cintaku tak sedalam lautan
kepastian aku cinta kamu benar adanya