Jaman kesultanan Demak Bintoro rupanya sudah dikenal sebuah minuman khas di demak saat itu gaess, namanya wedang coro. Wedang coro ini merupakan minuman kaya rempah dengan tujuan umumnya menghangatkan badan , selaras dengan bahan-bahannya antara lain jahe bakar geprek, serai , ada juga gula jawa , daun pandan serta santan. Terus kenapa dinamakan wedang coro padahal nggak ada unsur yang menggambarkan coro sama sekali gaess. Jangan keliru coro ini bukanlah kecoak tetapi orang demak mengartikannya coro ini cara , atau tahapan pembuatan yang harus berurutan gaess. Demak Bintoro adalah kerajaan islam yang dalam syiarnya ingin segala sesuatunya dikaitkan dengan kaidah keislaman sekaligus agar nyantol di benak hati masyarakat demak saat itu gaess.
Tertib tahapan dalam membuatnya sama halnya syiar dalam memahami islam yang akan lebih baik tidak melompat-lompat cara belajarnya. Pembuatan wedang coro ini juga menggambarkan diawali dengan syarat-syarat penyediaan bahan baku dan cara membuatnya. Pertama jahe dibakar di geprek di gongso bersama serai , kemudian gula jawa dipotong dadu ikut di sangrai dan ketiga ditambah santan kental diuleni seperti menjadi bubur tetapi masih cair. Dan cara keempat dimasukan dalam kendil atau jun, menyajikannya menggunakan mangkuk dengan alat siwur panjang dari bambu. Begitulah wedang rempah hangat dengan cara-cara pembuatan dan penyajiannya gaess.