Selasa, 05 Juli 2022

eksistensi tari gandrung di era digital


Tarian Gandrung dibawakan dengan keceriaan dan bergembira suka, rupanya ada unsur khas Banyuwangi terutama masyakat osing. Tari ini dulu dibawakan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat setelah panen. Gandrung merupakan seni pertunjukan yang disajikan dengan iringan musik khas perpaduan budaya Jawa dan Bali. Tarian ini adalah salah satu bentuk kebudayaan dari Suku Osing yang merupakan penduduk asli Banyuwangi. Dalam moment tertentu kadang digunakan sebagai tari penyambutan tamu atau pembukaan event baik lokla maupun regional, nasional bahkan internasional. Tari gandrung ini sudah dikenal oleh masyarakat dunia sejak sering diadakan even internasional di Banyuwangi.

Tarian ini dipentaskan dalam bentuk berpasangan antara perempuan sebagai penari gandrungnya dan laki-laki sebagai pemaju yang dikenal dengan paju. Tetapi kini lebih sering dilakukan secara koreografinya semuanya perempuan . Kesenian ini kemudian terus berkembang di seluruh daerah Banyuwangi dan menjadi ikon khas setempat. Pada mulanya gandrung hanya boleh ditarikan oleh para keturunan penari gandrung sebelumnya, namun sejak tahun sembilanbelas tujuhpuluhan mulai banyak generasi muda yang bukan keturunan gandrung yang mempelajari tarian ini karena minatnya pada seni tradisi dan ada pula yang menjadikannya sebagai sumber mata pencaharian. Upaya melestarikan tari Gandrung agar tetap eksis, karena seni tradisi ini mengandung nilai-nilai historis komunitas Osing yang semakin mengalami berbagai tekanan secara struktural maupun kultural sehingga perlu untuk mendapatkan dukungan baik masyarakat maupun pemerintah.

Tidak ada komentar: