Senin, 29 Mei 2023

menyelamatkan tradisi dengan tetap ngonten nglotok



Era digital seperti sekarang ini hampir semuanya marketing produk bertumpu pada kekuatan konten di media sosial, harapannya bahwa publik akan merespon tentang apa saja yang ditawarkan. Jika jaman dulu marketing masih harus bertatap muka dan membawa katalog maupun brosur jaman sekarang hampir tidak diperlukan lagi kertas cetakan produk knowlegde. Makanya untuk persebarannya seringkali memakai para aktivis medsos, bisa menggunakan berbagai vitur dan fasilitas dari smartphone yang dimiliki, biasanya selain pelaku amatiran juga ada vloger yang dipakai jasanya untuk menjadi influencer, atau bloger sebagai informasi yang lebih mendetail dan masih banyak lagi aplikasi yang digunakan, sehingga produk atau kegiatan kita mampu menjangkau meluas membumi di khasanah media digital seperti sekarang ini. Lalu akah era digitalk ini akan merusak pelestarian tradisi yang mengajarkan keluhuran budi dan lebih mengandalkan tatap muka, sopan santun komunikasi dan saling menghormati , mungkin saja lama kelamaan kan terkikis juga tradisi keluhuran budi, tetapi kita semua harus turut mengamati dan melakukan syiar tradisi keluhuran budi orang nusantara dalam media sosial juga sehingga akan selalu menjadi pengingat dan media alternatif bagi para anak-anak muda jaman kekinian agar tidak luga pada tradisi dan budayanya sendiri. 

vekok kopi klotok


Cara nglotok itu mudah, hanya mengatur perbandingan air, kopi bubuk dan gula, baru kemudian di masak hingga airnya mendidih dan gemulak kemudian diangkat dari kompor dan diaduk secukupnya. Biasanya nglotok pakai kopi robusta dengan sangrai medium, sedangkan  rasio perbandingannya antara air dan kopi satu banding sepuluh tetapi gulanya suka-suka ajah gaess. Klotok juga bisa dimixed dengan susu baik skm maupun fullcream. Tentang reaksi daya adictifnya kopi klotok cenderung perlahan tidak seperti tubruk yang langsung bisa dirasakan seperti aroma dan  meleknya mata saat mau ngantuk, tetapi kopi klotok kerjanya perlahan tetapi bisa betah melek dalam waktu lama , makanya  jaman dulu sering dibuat untuk meronda atau melekan di kampung.  

perkutut lokal bawa berkah





Jalan Vekok hari ini datang dan ikut meramaikan lomba perkutut lokalan di lapangan Plindu sukorejo Jember, rupanya acara ini bisa dikatakan se Jatim karena pesertanya selain dari Jemberan juga banyak yang datang dari luarkota. Ada peserta yang datang dari Pasuruan, Probolinggo , Banyuwangi, Lumajang ,Bondowoso dan kota lainnya di Jatim. Hari minggu yang cerah panas menyengat menjadikan semangat tersendiri dari para peserta karena punya harapan bahwa burung perkutut lokalan yang dibawa dan masuk di digantangan akan mendapatkan penilaian dari juri. Nah gaess Vekok hadir sebagai pelengkap acara pelestarian tradisi perkutut yaitu memabawa tradisi ngopi klotok, yah meskipun udara panas ada saja yang pengin merasakan kopi klotok gaess, artinya acara seperti ini bila nantinya dikemas agak mening mungkin saja akan ada kolab dengan seni tradisi lainnya sebagai acara semonial atau jeda istirahat biar lebih memebrikan muatan pelestarian budaya nusantara. Yah beginilah komunitas perkutut lokal berupaya merawat tradisi nusantara. meluas membumi , Vekok bergerak

Jumat, 26 Mei 2023

vekok, vespae koklok kopine klotok

















 

kopi klotok biasa untuk ronda


Tradisi ngopi klotok yaitu mengingatkan orang jadul yang sedang ronda, sringkali dibuatkan oleh ibu-ibu yaitu kopi ala klotok . Kopi yang dibuat dengan cara dimasak hingga airnya mendidih kemudian ditambahi gula sedikit sebagai pengkita getir pahitnya kopi agar nikmat diminum, dan kahsiatnya bisa mempertahankan mata agar betah melek semalaman. Juga ketika ada hajatan atau kesusahan karena ada yang meninggal dunia biasanya dibuatken kopi klotok. Makanya ngopi ini juga salahsatu cara merawat tradisi nusantara gaess. #vekokvespakoklokkopiklotok

Selasa, 16 Mei 2023

Lingga Yoni ibarat Siwa Dan Uma


lambang semesta penciptaan

Lingga Yoni klop karena saling membutuhkan atau salang melengkapi. Dewi Uma atau Parwati digambarkan mempunyai energi positif yang merupakan simbol yoni . Dan dewa Siwa dilambangkan dengan lingga, dan apabila lingga dan yoni akan menghasilkan kekuatan tertinggi. Yoni merupakan simbol dari Dewi Parwati, yakni pasangan/sakti dari Dewa Siwa yang merupakan dewa tertinggi dalam agama Hindu. Keberadaan yoni pada umumnya disertai dengan lingga yang merupakan lambang Dewa Siwa. Lingga yang ditempatkan di atas yoni merupakan lambang penyatuan antara Dewa Siwa dan Dewi Parwati. Dewa Siwa kerap digambarkan sebagai sosok lingga yang mengandung energi penciptaan dan simbol organ maskulin. Namun, energi tersebut akan berfungsi apabila disatukan dengan shakti yang disimbolkan dalam wujud yoni, simbol organ feminin. Maka penyatuan antara lingga sebagai organ maskulin denganyoni yang merupakan simbol organ feminin akan menghasilkan energi penciptaan, yang merupakan dasar dari semua penciptaan. Ada aliran beberapa pemeluk agama Hindu melakukan pemujaan kepada Dewa Siwa dengan media berbentuk phallus atau kelamin laki-laki. Pemujaan seperti itu mungkin sudah jarang ditemui di Indonesia, tapi kiranya masih berlangsung di India sampai sekarang. Walaupun  pemuja Siwa di India tidak selalu mengamini mereka berhadapan dengan simbol seksual. Pasalnya, mayoritas lingga-yoni tidak digambarkan secara natural sebagai organ seks, melainkan energi penciptaan alam semesta. Tetapi semua keyakinan bergantung bagaimana kita mempelajarinya secara lebih detail dan mendalam, semoga akan menemukan cara merawat tradisi nusantara.

Mbah Mariyani Udan Awu


Dulu aku mengenalnya sebagai seniman kampus senior yang sangat njawani, tindak tanduknya sangatlah dekat dengan budaya jawa. Bahkan seringkali pitutur dan nasehatnya seperti wejangan para simbah atau eyang padahal dia hanya kakak angkatan di sekolahan. Karena modelnya seperti itu maka sering dijuluki mbah Mariyani asalnya Udan awu Srengat Blitar. Beliau sangat respect akan pengembangan seni budaya utamanya seni budaya jawa, jika sudah merasa masuk dalam proses akan sangat serius dan telaten. Kini setelah lulus pulang kerumah asalnya di udan awu membangun padepokan  seni, rasanya ingin berkunjung kalau pas ke Blitar semoga beliau senantiasa pada jalan pilihannya yaitu mengembangkan seni budaya Jawa. 

tak perlu provokaso : aku hanya menjalankan tugas


aku senang orang menyemangatiku

aku senang orang-orang mendukungku

aku senang mereka memprovokasiku

aku sangat senang semuanya setuju padaku


mungkin kamu tidak senang mereka meperlakukan

aku seperti itu, bagimu semuanya berlebihan

mungkin saja kamu keliru telah menganggapku

menikmati semuanya

tapi ketahuilah aku biasa saja, bahkan tidak ada

yang bisa kunikmati , aku telah mati rasa

aku hanya tau mereka bersuka ria, aku tidak

aku tenang hanya mengerjakan apa yang jadi tugasku

yang penting subur semua imajinasinya semua cita-citanya 

meski kamu dorong support provok untuk memompa

semangatku , aku hanya menjalankan tugasku, tak lebih

Sabtu, 13 Mei 2023

pasar tradisional bagaikan pusat pergaulan antar etnis





 

Pasar tradisional selalu menarik untuk dikunjungi, sesansi dipasar ini sangat berbeda dengan di supermarket ataupun di mall sepertinya semuanya sama tanpa jarak dan tanpa perbedaan kelas. Pasar tradisional ibaratkan kondisi sosial yang menuju demokratis meskipun ramai [padet tetapi semua akan berjalan adasaja yang mengalah diantara semua yang ngeyel minta jalan. Kalau dilihat dari lingkar nilai percampuran kebudayaan disanalah berbaur suku-suku dan etnis dan tidak ada itu yang merasa menang sendiri, merasa harus yang paling dihormati. Makanya keberadaan pasar tradisional seringkali mendapaty penolakan ketika akan dibongkar menjadi pasar modern, banyak yang tidak setuju kalau dibikin modern nanti tak akan ada bedanya dengan mall.

Pasar tradisional biasanya juga terjadi koneksitas dengan para pedagang sayur keliling atau warung-warung sayur di kampung yaa pasar besar ini menjadi pusat kulakan dan menjadi ukuran harga yang naik maupun anjlok turun drastis. Ukurannya jika semua harga pada naik maka pedagang keliling atau mlijo akan kulakan sedikit karena dijamin tidak laku dagangannya oleh ibu-ibu perkampungan atau perumahan, tetapi kalau pas kulakannya murah maka apasaja akan dibawanya sehingga daganngannya akan semakin bervariasi dan kelihatan komplit situasi ini yang membahagiakan ibu-ibu. Mungkin inilah cara pelaku pasar tradisional dalam merawat tradisi nusantara.