Sabtu, 21 Mei 2022

Kok ada milenial jadi pemain jaranan


Jika ada milenial mencintai hoby seni pertunjukan itu fenomena yang menarik bagi para penggerak kesenian. Tapi jika seni seni pertunjukan itu adalah seni tradisi wah ini sungguh sangat luar biasa. Bagaimana akan menjadi pembeda bahwa anak-anak milenial kekinian yang biasanya sering mager dan gabut , ngafe atau ngegames ternyata masih ada milenial yang punya hoby reyog kan ataupun jaranan. Lha ini salah satunya sosok pemuda yang suka bahkan juga pemain reyog dan atraksi jaranan, namanya Mas R. Adhy Pastel (singo galak  Putra Sakti) yang juga mempunyai bapak yang suka reyog . Ada juga saudaranya adik-adiknya Fery dan Fikri semuanya juga saling mendukung hoby di seni tradisi. Keluarga ini adalah keluarga yang mendedikasikan tenaga dan pikiran mereka untuk seni tradisi dalam kondisi apapun. Pandemi covid kemarin ya agak terasa baik keuangan maupun ekspresi seni jadi sepi.


Sehingga lama kelamaan seiring waktu terbentuklah semacam sanggar seni atau komunitas seni Putra Sakti, yang menjadi magnet para pemuda yang suka seni tradisi maupun yang hanya simpatisan ikut bergabung disana. Suasana di komunitas ini juga penuh persaudaraan, jika ada tanggapan juga berusaha seadil mungkin dalam melakukan pembagian rejeki. Sampai disitu saja karena saya tidak masuk terlalu dalam urusan domestik bagi-bagi honor. Tetapi sudah mulai menghargai diri mereka sebagai pemain seni tradisi ya bisa dikatakan semipro, malu-malu menyebut nominal kalau ada tanggapan. 

Jumat, 20 Mei 2022

pernah bicara #jemberpunyakita



cinta membawa irama


kadang cinta mampu merubah orang pintar

bisa jadi orang paling goblok dan hampir

takpunya daya kecerdasan samasekali

ketahuilah kalau itu bukan hukuman

melainkan hanya partitur kunci cinta semata

maka padukanlah perasaan cintamu akan 

membikin suasana menyenangkan dan jauh 

dari kesedihan, kegalauan atau kehancuran

inggit garnasih di atas panggung teater


 

Marsha timothy yang biasanya dikenal orang dari dunia film layar lebar, kini mulai terdengar bahwa dia juga produser. Melalui pertunjukan "Inggit Garnasih" Marsha mendampingi Happy salma sebagai produser pentas teater ini. Dia juga mengajak sebanyak-banyaknya orang untuk menonton seni pertunjukkan ini sebagai bahan inspirasi mengenal sosok perempuan yang tegar. Dia menyatakan bahwa kekuatan perempuan dapat menginspirasi bahkan bisa menularkan kekuatan tersebut pada perempuan-perempuan lain disekitarnya. Peran teater “Inggit Garnasih” adalah kisah seorang Inggit sangatlah inspiratif. Inggit mewakili kisah seorang perempuan yang rela mengorbankan seluruh hidupnya demi seorang yang dicintainya tanpa pamrih. Namun, di satu sisi, Inggit juga teguh akan pendirian dan harga dirinya bahwa dia tak mau dimadu meski diimingi kemewahan. Marsha menyatakan bahwa, prinsip hidup seorang Inggit dan keteguhannya memegang prinsip itu adalah sesuatu yang perlu kita renungkan.

Pementasan teater musikal "Inggit Garnasih" akan digelar pada Jumat dan Sabtu (20 dan 21/5/2022) di Ciputra Artpreneur Theatre mulai pukul 20.00 WIB. Sebenarnya Marsha telah beberapakali bersentuhan dengan panggung teater. Pernah jadi pemain  dalam pertunjukan Titimangsa dan Perempuan-perempuan Chairil . Dan kali ini rupakan pengalaman baru menjadi co produser untuk pertunjukan teater. Dunia teater memang keren pasti kelak akan merubah pandangan hidupmu.

Sanggar Kartika Budaya

buka kelas di tahun 2022 (fotodoc sanggar kartika budaya)


Kalau kabupaten Jember bagian selatan terutama ambulu, wuluhan kencong, gumukmas termasuk penghasil seniman dan seniwati seni tradisi yang cukup produktif. Mungkin karena nenek- kakek mereka jaman dulu berasal dari kulonan baik dari ponorogo, blitar, tulungagung , madiun sekitar wilayah mataraman yang hijrah ke jember. Kini generasi mereka secara turun temurun tetap menurunkan tradisi berkeseniannya pada anak turunya. Misalnya di Ambulu di kenal dengan sanggar Kartika Budaya dengan pengelolanya Mbak Enys, cukup maju dalam nggulowenthah anakanak didiknya menjadi penari yang baik.

Setelah suasana pandemik reda kini kegiatan latihan rutin kembali bergerak untuk tahun pelajaran 2022. " Semoga lebih baik lagi, alhamdulillah semakin banyak anak yang ingin belajar seni tradisi. Semoga dengan adanya kantong kantong budaya akan mampu menjadi dan bisa memperkuat akar seni budaya tradisi. " begitu harapan Mbak Enys . Apresiasiku dan salut pada sanggar-sanggar seni di jember adalah mereka punya tradisi sendiri dalam mengelola sanggarnya hingga tetap bertahan dan eksis meski pemerintah tidak membantu mereka masih bergeliat dan sangat berarti bagi gerakan merawat budaya nusantara.

Gen Z yang nggak mager soro

   
foto anggota Hastarini rutin latihan tari (doc ninien)

Melihat latihan anak-anak muda GenZ semangat berlatih menari tradisi rasanya tidak bisa tidak kita harus acungi jempol . Mereka berkesenian dan menari di Sanggar Tari Hastarini Jember yang sudah eksis dan bertahan hingga generasi keduanya. Sudah banyak prestasi dalam hal tari maupun sendratari tak perlu diragukan lagi keperpihakan mereka terhadap kesenian tradisi. Dibawah pimpinan Ninien pengembangan dan inovasi baik materi maupun fasilitasi meningkat sedikit demi sedikit.

Belakangan ini juga terpantau berlatih modern dance hal ini untuk memberikan pengalaman dan pengetahuan pada anggotanya, beberapa persamaan dan pernedaan antara yang modern dan yang tradisi. Juga geliat baru lagi yang mereka coba untuk bergerak dengan nuansa baru yang berbeda yaitu Line Dance yang sekarang sedang booming dimana-mana. Rupanya mereka tak pernah jenuh untuk selalu mencari dan berbagi ilmu, motto mereka yang penting tetap menjaga persaudaraan dan kekompakan.

Di kesempatan yang lain Mbak Ninien menyampaikan alasanya mengapa mereka belajar Line Dance. "Dengan mencoba belajar line dance ini kami berharap akan semakin mengasah kemampuan kami di bidang seni panggung. Kami percaya bahwa kami pasti bisa maju dengan selalu menjaga kekompakan dan saling percaya di antara kami," begitu alasannya. Semoga tetap eksis sanggar Hastarini Jember ini sehingga akan terus memproduksi talenta-talenta seni tradisi secara berkesinambungan. Congrats

mengharap kau hadir

bikin cerita roman

Sepertinya kau masih disini

setia temani hari-hariku

hampir tidak ada rasa kehilangan , diri

malam menjalar sentuhi bintang bersamamu


datangnya pagipun karena 

kamu yang menyentuh mata mentari

kau belai rambut dan kau raba

cium kening penuh kasih


kau mengajakku bersujud padanya, saat kusadar

kau menjelma jamuan piring piring dan gelas cantik

lilin makan malan yang romantis menghampar

serasa semaua tercipta dari jari - jari lentik


tertata rapi siap menjamu aku terharu, tapi

tiba-tiba kau membasuh mukaku berapakali

dan perlahan mimpiku buram, kuterbangun

kagetku tersimpuh duduk aku tertegun


Kamis, 19 Mei 2022

Para Muda Penggerak Jaranan Jember

 

 

 

Putrasakti pimpinan bapak Kodhi pakusari, sanggar ini cukup eksis dengan squad muda-muda berbakat. Meski mereka tidak semua menggantungkan diri dari tanggapan tapi patut diapresiasi bahwa dedikasi mereka dalam pengembangan seni tradisi terutama, jaranan dan reyog ponorogo di jember sudah memberikan warna .  Bahwa proses regenerasi yang ada di Sanggar Putra sakti akan selalu dirintis kini sudah menjadi lapis ketiga. Salut untuk perjuangannya demi kelestarian seni jaranan dan reyog. 

main barong massal


acara ini diadakan dilapangan Makodam untuk memperingati ulang tahun Kodam V Brawijaya
parade jaranan dan caplokan ini diikuti sekitar seribu pemain barong atau caplokan dari daerah
se Jawa Timur. Tujuannya tidak lain hanyalah untuk melestarikan seni tradisi terutama jaranan 
dan barong di masyarakat jawa timur.

Gen Z Masih Suka Menari Tradisi


sepenggal tari jaran dawuk 


Berapa Bayaran Pemain Seni Tradisi


Apa seni tradisi masih eksis ditempatmu gaes, mungkin masih eksis mungkin saja hanya tinggal kenangan karena dikatakan  mati tapi masih ada, dikatakan eksis tapi kok tidak pernah mentas. Seni tradisi semacam mati enggan hidup segan artinya situasi dalam keadaan sulit bergerak. Apalagi berkembang, dalam penelusuran sanggar-sanggar seni terutama seni pertunjukan, yang menggelar show offair baik digedung maupun dilapangan biasanya dipandegani oleh juragan. Juragan ini semacam pemilik atau pemodal sekaligus penggerak bisa disebut tokoh sentral dalam sanggar seni tradisi.

Ketika figurnya bagus, dan punya rasa dedikasi yang tinggi terhadap kesenian tradisi dan selalu diberi kelimpahan rejeki maka sanggar ini akan eksis bahkan kondang. Banyak pengikutnya dan banyak yang menggantungkan hidup disana. Karena para juragan  mau buntung ketika tanggapan nggak sesuai yang diharapkan, dan baru mau mendapatkan hasil keuntungan kalau memang tanggapanya cukup untuk dibagikan pada anggotanya. Pertama kenapa nggak jelas hasilnya karena biasanya seni tradisi ini tidak memasang tarif jadi harganya tidak jelas didepan. Kedua, pemain antara anggota dan volunter tidak jelas job dan bayaranya.

Dan ketiga, pemain seni tradisi karena nggak terikat kontrak kadang tidak disiplin, mungkin karena satu dan lain hal atau karena ada job lainnya yang lebih menarik ujung-ujungnya tidak main. Memang hal seperti ini sudah biasa seperti sego jangan dalam kronik pengelolaan sanggar seni tradisi. Akibat yang fatal manajemen jadi sulit mengatur keuangan dan pemain, yang terburuk antar anggota merasa ada ketidakadilan dan transparansi dalam pembagiannya. Kiranya boleh dicoba secara perlahan dikenalkan manajemen seni pertunjukan, harapanya sih agar tetap eksis dan berkembang. 

Lilin imajinasimu


Ketika PLN sedang ngumbar kuasa, dan kemudian mematikan aliran listriknya kerumah dengan tiba-tiba yang kita cari mestinya alat penerangan batre misalnya atau lampu emergency, tapi entah kenapa jaman dulu selalu saja yang terlintas dipikiran kita lilin. Padahal lilin masih butuh korek api untuk menyalakannya. Pun kalau sudah leleh karena listrik mati cukup lama, lilin akan cepat habis. Itu lilin yang biasa, lha kalau lilinnya modis cantik dan sexy seperti ini rasanya eman kalau dia leleh hingga habis gaes.

Bisa aja yang menciptanya, artinya harus diirit-irit khan, supaya  tubuhnya nggak lumer hehehe. Biarlah menerangi imajinasimu. Biarlah lilinmu memberikan ketenangan dalam keredupan. Atau dipajang saja tanpa harus dinyalakan. Kasihan tubuhnya meleleh kan gaes.

Sabtu, 15 Januari 2022

seni tradisi diterima diruang publik milenial

 

 

Menjadi kebanggan yang luar biasa bagaimana seni tradisi jaranan yang biasanya main di lapangan kampung atau di jalanan masyarakat jember dibuat ternganga karena di ruang publik semacam mall telah terbuka bahkan memberi fasilitas pada seni tradisi ini untuk perform di stage milenial. Awalnya sih canggung tetapi salut pada para milenial yang telah meluangkan kaidah kreasi digital era ini dan meluangkan waktunya melihat penampilan seni tradisi yang merampas ruang eksistensinya. Bahkan sambutanya luarbiasa mereka para milenial justru mengelolanya dengan perangkat modern kekinian untuk kemudian sangat dimungkinkan dijadikan sebagai konten dalam medsosnya, dan ketika ini terjadi maka peluang untuk tersebar seni tradisi ini dimedsos via kekuatan milenial akan publish. dengan demikian sedikit banyak medos kekinian akan terinfluence dengan kehadiran konten-konten tentang seni tradisi, paling tidak para milenial akan meresponnya.