Minggu, 05 Juni 2022

Cinta: kutetap mencarimu

                                                    jika jodoh cinta tak akan kemana

Biarkan saja lakon ini kan kujalani

menuju kearahmu dengan keadaanku 

niatku apik ora duwe pikiran ala, 

ibu pertiwi bapa akoso kula badhe lumampah

nyai among kiai among aku arep mlaku tulung jagakno 

ngarep lan mburiku  nduwur kaliyan ngandhap

segalanya kuserahkan padamu

aku menyusuri jalanan sepi ini

sepi, betapaku mengais cintamu

aku orang yang tak sempurna, nista

semua orang mencaci mengolok mencibirku

tetap saja kulangkahkan kaki ini, bisiku dalam

kem kem bingkem mingkemo cangkeme asu

kula nderek langkung kersane illahi taala

kuulang berulangkali , melangkah terpejam

suara-suara asu lirih, makin menghambur mendebu

makin tajam aroma cintamu, semakin jelas kutemukan hatimu

biarkan rindu menyatukan tubuh indah di kelambunya

Anak-anak digital belajar wayang kulit


kenalkan wayang sejak dini

Wayang adalah kesenian yang bisa dikatakan populer dikalangan masyarakat Jawa, karena seringkali seni pertunjukkan ini mentas pada even-even tradisi. Misalnya bersih desa, suroan, malam perpindahan tahun bahkan acara-acara yang diadakan oleh keluarga. Acara keluarga inilah yang kadang terlalu sering contohnya anak sunat nanggap wayang, pesta perkawinan ataupu acara ulangtahun bisa saja mereka menanggap wayang kulit semalam suntuk. Tapi jika kita ikuti dari mulai awal pagelaran wayang masih berjubel, mendekati goro-goro berkurang  justru berjalan cerita mengarah pada intinya yang tersisa hanyalah para lansia dan sesepuh saja. Sementara anak-anak muda sudah menghilang entah kemana, ada sih paling yang suka dan gemar nonton wayang. Kenapa yaa ?

Bisa jadi anak-anak sekarang ini milenial dan GenZ tidak suka karena tidak mengenal tokoh dan ceritanya wayang karena sedikit sekali sosialisasi pada mereka. Alasannya berikutnya mungkin durasinya yang terlalu lama, bagi yang nggak ngerti tambah bosan. Tetapi sebenarnya wayang adalah cerita kehidupan manusia baik interaksi dengan sesama maupun dengan sang penciptanya. Juga bagian uniknya wayang kulit jawa terdapat punokawan yang menggambarkan tokoh rakyat yang lugas dan segar canda tawanya.

Di Semarang ada tokoh yang memberikan waktunya meluangkan ruangnya untuk memberikan pengajaran pada anak-anak tentang wayang. Beliau adalah bapak Supuno Jepang seorang pengajar dari Unnes , memandang betapa pentingnya memberi pengetahuan wayang terhadap anak-anak, mulai dari cerita wayang, tokoh dan karakter serta sebagian teknis permainannya. Saya salut bener dengan  aktifitas ini, ternyata masih ada sosok pengajar yang meluangkan waktunya demi pemahaman budaya pada anak-anak bangsa. Semoga Bapak Supono Jepang selalu diberikan kesehatan oleh Sang Maha Pencipta. foto doc supono jepang
 

Pranatacara berlatih di sakola bhinneka


 

Kebudayaan Nusantara ini banyak ragam dan bentuknya, dari mulai arsitektur, kuliner, mata pencaharian, ritual tradisi dan bahasa. Bagaimana kebudayaan dapat mencerminkan masyarakatnya hal ini terlihat ketika masyarakat masih menaruh hormat bahkan menjalankan di keseharian . Bahasa punya kedudukan paling tinggi dalam pengembangan kebudayaan, karena disana hampir dipergunakan masyarakatnya dalam segala segi terutama pergaulan sosialnya.

Selain itu bahasa merupakan cara-cara menghormati dan menerapkan etika bergaul di masyarakat, biasanya dipergunakan untuk moment-moment tradisi yang sakral atau bisa dikatakan ritual menyambut tamu agung atau temu manten. Kebanyakan dalam dunia modern ini masyarakat lebih memilih yang simple saja nggak pengen yang ruwet rebyek. Sehingga kebutuhan pranatacara  seringkali dicancel, disamping pengenya simple tetapi karena sumberdaya nya yang jarang tersedia. Makanya ketika ada acara Sakola Bhinneka yaitu pelatihan pranatacara dengan tradisi Madura, Jawa dan Osing ini sangat menarik sebagai upaya pelestarian bahasa sekaligus tradisi penghormatan terhadap tamu maupun pengantin. Apalagi Jember sebagai wilayah yang terdapat akulturasi budaya yang demikian campu aduknya, bisa saja terjadi perkawinan antar budaya. Nah disinilah dibutuhkan pranatacara yang mampu menghantarkan acara sehingga dimengerti oleh hadirin yang mengikuti acara tersebut.

Pelatihan ini tentunya sangat membantu dalam acara-acara pergaulan antar budaya, ataupun dalam satu ragam budaya, diharapkan akan mencetak sumberdaya yang mempunyai ketrampilan untuk menghantarkan acara dengan kemampuan berbahasa dan tatacaranya. Semoga tetap menjadi pelatihan yang menjujung tinggi khasanah kebangsaan Nusantara ini, saling menghargai budaya lain tetapi juga mengenal budayanya sendiri, agar tidak kepaten obor. Jangan bosen-bosen menyelenggarakan acara demi pemajuan kebudayaan nusantara.

 

Sabtu, 04 Juni 2022

eling biyung


 laire mung bondo slendang kawung
kemulan anyep dadi anget ing wayah dalu
tangise jabang bayi nglegakno dadane eyang kakung
wes ditahan banyu moto isih ngembes nlutuh

bungahe biyung kelewat angkane 
nganti lali anggone nyikep singset nali
tombo teko loro lungo bocah iki wes kersane
nyusoni karo umik-umik mbrebes mili

pandungone biyung mesiyo nawondas tur lirih
diselingi sengguk tangisane, aku ngrungokno
dadi wong sak madya wae, nyelehke nafsu kekalih
open ingkang kaping telu eling marang seng kuoso

biyung niku saneh tiyang resik mening, tanpa cidro
weruhe mung blokosuto, yen ora seneng luwih apik nyingkrih
ora selak marang kahanan, diadepi tapi ora sembrono
ngajari wiwit cilik ojo crah karo sedulur, andum yen ono luwih

ooh biyung kulo nyuwun pangapuro, kulo dereng saged
damel bungahe manah, ooh biyung kulo kelangan
 rasane sedih, isone mung ndongaaken mugi gusti midhanget
urip iki sementara, tapi rasa tresnoku ora sirna nir sambikala


Jumat, 03 Juni 2022

percayalah pada tanda kuasanya


 

hidup ini sebuah sandiwara besar,  siapa saja dia hidup menjalani api

berkerngat dan berkubang dalam darah,  tinggal siapa  bisa bertahan

dan bersahabat  dengan takdirnya, lantas apa makna mati,

manusia hanya menunggu detik-detik seruling panggilan

 

musno yoiku jejere manungso mung sak urupe blencong, iso kawur kanginan

tumekan dulangan pamungkas , ora iso selak marang ingkang  nata  kayon

tandane gunge kuoso seng mungkasi  lakune wong wong pilihan

wadeg ragamu kebuntel jroning lempung kaliyan lawon

 

sementara jiwamu kembali, ya kembali terbang nunggu diangkat

jiwa tidak dilahirkan makanya jiwa tidak akan pernah mati

meski berjalan diatas api, tak akan ada darah air mata dan keringat

tapi jangan sampai jiwamu hanya duduk bersemedi di nisanmu sepi


senajan wong urip nang dunya mung mampir ngombe

ojo lali raup  lan nyuceni awakmu, nyuwuno pangapuro

lan golek tombo ati kanggo nginep ayem nang panggon liyan

yoiku alam akhir jaman kang langgeng tanpo goro-goro


Kamis, 02 Juni 2022

Jogetan patrol nuansanya jenaka


Sebelum jogetan patrol menjadi gaya jogetan yang populer, sebenarnya banyak ragam jogetan yang ditarikan oleh para pemain patrol yang intinya ikut pukulan patrol tadi. Biasanya sih sendiri tanpa ada yang merespon, kalaupun merespon juga punya gaya yang berbeda. Makanya seringkali jogetan solo. Solo artinya sendiri biasanya pemain tamborin atau icik-icik. Lalu apakah jogetan itu tidak ada yang berpasangan biasanya yang berpasangan dalam musik patrol adalah pemain tamborin dan pemain tek tuk jenis alat musik kenthongan yang mudah dibawa berjoget. Atau kalau tidak pemain tamborin dan vokalisnya biasanya saling respon dan seperti gaya tarian pergaulan anak-anak muda gitu.

Karena pukulannya cepat dan rapat kadang jogetannya  bisa sangat dinamik tetapi juga bisa dijogeti dengan slow tetap jatuhnya tempo ketukannya empat perempat. Kenapa kok ingin melihat jogetan patrol karena selama bertahun-tahun, patrol telah memasuki putaran kuat sebagai musik lokal jember yang populer dan prestasi telah mempengaruhi budaya masyarakat. Sebagai gerakan budaya saya pikir tetep harus mempersiapkan inovasi-inovasi baik performa musiknya juga style permainannya, misalnya jogetanya. Karena beat musik ini sangat enak untuk diikuti. Karakteristik utama dari jogetan patrol adalah langkah kaki, meliyuk tubuh , tangan hingga pundak , bisa sangat menyehatkan apa lagi bila diambil pada  pukulan cepat dengan ketukan seperempat dan gerakan goyang jogetannya akan dinamis dan bisa juga bisa erotis seksi . Dan bisa juga bernuansa magis bila pukulannya  lambat ritmis.

Sejarah Jogetan patrol , nampaknya tidak ada yang tahu persis kapan adanya karena setahu sya duapuluhan tahun yang lalu ketika patrol, keluar kandang pasti diikuti oleh suporternya sekampung jadi akan menjadi barisan yang banyak dan distulah sering terlihat orang berjoget tapi bukan ala dangdut. Ya modelnya jogetan patrol sih kayaknya. Mungkin karena banyaknya pengikut dan suporternya maka enak saja orang berjoget pede ajah dan nggak malu-malu.

Kayaknya jogetan patrol adalah tarian otentik untuk orang-orang jember terutama yang berada diwilayah kota dan jember bagian utara. Lebih banyak budaya maduranya tetapi sepanjang sepengetahuan saya jogetan ala madura juga berbeda dengan jogetan patrol. Mungkin budaya madura membawa banyak musik dan seni ke jember. Irama musik patrol telah lama digemari sejak mereka para seniman memodifikasi kenthongan tadi , nggak tahu siapa penciptanya. Musik patrol sangat berbeda dengan ul daul madura bukan kerena ada gamelannya, dan tanpa suling tetapi retotika musiknya beda. Bagi saya patrol masih orisinil sebagai hasil serapan masyarakat terhadap situasi budaya leluhurnya jadi jogetannya pun bisa jadi juga hasil dari musik yang orisinil juga.

Tarian jogetan patrol utamanya adalah gerakan kaki dan nuansanya cenderung bercanda suka ria yang memberikan tampilan dan nuansa yang nyentrik unik. Jogetan patrol adalah aksi lembut berirama yang dirasakan melalui lutut dan pergelangan kaki dan tangan lebih banyak memutar pergelangan pundak. Penjoget biasanya berusaha untuk membuat aksi ini tampak humoris mudah dan bebas tanpa beban. Mungkin bagi yang belum biasa berjoget terasa cukup sulit , tetapi kuncinya ikuti irama pukulan saja karena itu fondasi karakter keseluruhan dari jogetan patrol.

Langkah-langkah jogetan patrol yang khas adalah gerakan kaki  termasuk dan lincah cepat, adalagi berdiri dengan sedikit menekuk lutut goyang kiri kanan, pundak diputer setengah putaran dan sebaliknya . Ritme dasar jogetan ini goyangan kecil-kecil tapi cepat, cepat, kemudian melambat. Dan gerakan kaki dalam melangkah biasanya maju mundur , kadang berputar berbalik mungki itu yang khas. Dan kalaupun dijadikan tarian mestinya ketukannya empat perempat. Duakali pindah gerakan. Hahaha ini pun juga masih perlu di konsep lebih baik, karena ini hanya berdasarkan pengamatan dari pentasan musik patrol. Kira-kira kalau diberi nama jogetan patrol ini apa namanya yaa ?

Milenial dan GenZ suka seni tradisi hanya gimmick

 

 


Generasi milenial dan genZ mencintai seni budaya tradisi ini apakah hanya gimmick semata ataukah memang tulus dari dalam hatinya, dengan tujuan melestarikan budaya sekaligus upaya mengembangkan hobynya. Bisa jadi hoby tersebut akan memberikan manfaat baik secara mental maupun nominal, sebagai anak-anak muda yang belum bisa mencari uang sendiri, tentu saja dengan difasilitasi dan kemudian mendapatkan honor adalah pengalaman yang paling mengasyikan. Dapat uang dari jerihpayah sendiri tanpa meminta dari ortu, wow ini istimewa sekali buat mereka. Jadi mereka bukan hanya gimmick, tetapi tulus dengan apa yang mereka bisa lakukan. Sambil menyelam minum air, tentusaja secara fisik mereka dapat manfaat secara mental, yaitu juga mengasah pengetahuan dan kebangsaan mereka sebagai anak-anak muda yang mencintai kebudayaan leluhurnya.

Karena secara rasional menurut para muda upaya pelestarian budaya tidak cukup hanya dilakukan melalui berbagai pertunjukkan secara rutin periodik. Hal utama yang juga harus dilakukan adalah pemberian materi-materi sebagai sarana apresiasi dan pemahaman tentang filosofi serta nilai dari kebudayaan nusantara , warisan dan tradisi yang tumbuh dimasyarakat khususnyayang dialami oleh anak milenial dan genZ sekarang ini. Disamping itu kebudayaan juga harus mampu memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat melalui pengembangan produk kebudayan secara kreatif seperti seni pertunjukan, musik, arsitektur, kuliner, fashion show, film dan kegiatan ekonomi kreatif lainnya. Rasanya masuk dalam logika anak-anak muda jaman sekarang, bahwa aktifitas berkesenian apapun itu mesti harus ada apresiasi dan pengharagaannya baik secara langsung maupun dimasa depan.

Pemajuan kebudayaan merupakan tanggungjawab bersama sebagai warga negara Indonesia yang hidup dam bermasyarakat di wilayah nusantara ini, bahkan jika mereka hidup diluar negeri masih harus menjaga perilakunya yang mencerminkan budaya nusantaranya . Kebudayaan memegang peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa. Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dan menjadikan kebudayaan sebagai investasi untuk membangun masa depan. Di nusantara ini terdapat keberagaman budaya daerahnya , ini  merupakan kekayaan dan sekaligus bisa menjadi identitas bangsa yang sangat diperlukan untuk memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah dinamika perkembangan dunia. Tentusaja sudah masuk dalam pemikiran generasi yang lahir ditengah-tengah tehnologi digital, mereka  sadar bahwa perkembangan penduduk dunia yang semakin global dengan percepatan teknologi dan ilmu pengetahuan tersebut dimasa datang harus dikawal perubahan demi perubahan oleh anak-anak muda milenial dan genZ Indonesia.

Sudahi sampai disini


Apa salahku kau kutemukan yang terakhir bersuara

jerit menyayat ditengah gemuruh hujan semalaman

rintihnya pilu seperti tak kuat lagi menahan lara

raguku hadir, tapi langkah  tetap saja mendekatkan


kau terbujur, tertimpa panas terhanyut luka

seperti tiada akhir kata menghentikannya

kau terus meratap melawan kesendirian, dan ketika

kuulurkan tangan, kau jerat aku keliang dukanya


Kaulah terakhir, antara khyalan dan nyata kau peluk aku damai

sirami dengan bau wangi tubuh basuh halus hatimu

kau tatap mataku teduh dan ajarkan nikmat surgawi

hingga kulupa mengeluh menjalani tragedi bersamamu


ini yang terakhir , mengakhiri  titik diujung tirai ilusi

meski getaran masih menyapa diriku, aku sudah mati

rasa dan kesombonganku, liku-liku menjadi garis lurus

bagai petualang , temukan lakonnya kini tembus di kamus

Rabu, 01 Juni 2022

Regenerasi Jaranan Senterewe Pontang



 


 

Jember bagian selatan bisa dikatakan paling banyak grup atau komunitas kesenian jaranan, misalnya desa Pontang selain seniman jaranan juga penghasil seniman reyog ponorogo. Seni pertunjukkan yang menampilkan seni tradisi selalu mendapatkan tempat di hati masyarakatnya. Saat pertunjukkan tidak pernah sepi dari penonton, semacam hiburan rakyat yang murah dan tidak membedakan golongan, kelompok umur maupun status mereka berbaur untuk menikmatinya.

Adalah sanggar seni seni jaranan senterewe Turonggo Budoyo Sakti Pontang ini selain mampu mempertahankan seni tradisi jaranan senterewe mereka juga melakukan regenerasi baik para pemain jaranan maupun para pemain gamelannya. Masih muda-muda tetapi kemampuannya sudah sangat prigel dan trampil dalam penampilannya. Sanggar ini dikelola oleh bapak Suwandi , lewat tangan trampilnya berhasil menciptakan anak-anak muda milenial dan GenZ yang cinta pada budaya sendiri. dan untuk selingannya pementasan jaranan tadi diselingi dengan campursarian, mungkin ini sebagai ciri khas jaranan senterewe Tulungagungan pecahan jaranan Thek ponorogo. Sekaligus juga memenuhi tuntutan masyarakat penikmat dan penanggapnya agar tetap menjadi hiburan segar dalam jaman yang serba sulit seperti tahun-tahun ini. 

 

Gedung wayang orang Ngesti pandowo tinggal cerita



Perjalanan seni pertunjukkan wayang orang di Semarang menyisakan jejak tapak perjuangan para seniman yang menggerakkannya. Habis sudah sisa tapak gedung kesenian yang pernah mewarnai antusiasnya masyarakat dalam hal seni wayang kulit dan wayang orang karena dulu di jalan pemuda berdiri gedung wayang orang Ngesti Pandowo di kompleks GRIS. Ngesti Pandowo terkenal jaman Ki Narto Sabdo sebagai gedung wayang kulit juga. Gak terpantau dengan jelas GRIS ini singkatan yang bener itu apa, tapi dari pengalaman orang-orang jadul adalah Gedung Republik Indonesia Serikat pada tahun 1949-1950 atas perjuangan walikota Semarang membeli gedung jaman Belanda. 

Gris kemudian menjadi kompleks hiburan masyarakat semarang. Seiring berjalannya pembangunan tahun kemerdekaan Indonesia, muncul THR kemudian di gantikan kompleks Taman Budaya Raden Saleh sebagai kompleks seni budaya rakyat Semarang. Kini GRIS sudah menjadi Paragon super mall sebagai pusat belanja, tidak menyisakan secuil kenangan jejak Ngesti Pandowo disana, ada baiknya sesekali wayang orang bikin performance art di mall tersebut, sekedar mengingatkan perjuangan seniman dan pemerintah kota jaman itu. GRIS pernah mencatat sejarah saat seniman Ngesti Pandowo Ki Narto Sabdo pernah di beri jas oleh Bung Karno.

Seni pertunjukan wayang orang di Semarang menggeliat lagi pasca pandemi covid yang sudah reda, tetapi kali ini kali ini pilihannya adalah pentas di ruang terbuka yaitu di jalanan kota lama. Mungkin karena kini kota lama menjadi prioritas masyarakat sebagai tempat wisata yang harus dikunjungi, sangat tepat sebagai sarana promosi wayang orang pada masyarakat dan turis yang sedang berada di kota ini. Wayang orang Ngesti Pandowo yang pernah menjadi icon kota Semarang, semoga menggerakkan para seniman dan generasinya bersama walikota untuk mengembalikan kejayaan wayang orang dan mendukung pemajuan kebudayaan seperti amanat undang-undang.

Selasa, 31 Mei 2022

Balada ludruk balada

 

Ludruk pernah jaya di maa-masa perjuangan pergerakan, hingga Indonesia merdeka dan jaman-jaman mengisi kemerdekaan. Pentas ludruk dulu sangat sering durasinya bisa sebulan sekali dalam satu desa. Ludruk bener-bener seni pertunjukan rakyat yang selalu dinanti oleh penikmatnya. Pak Sumo menyatakan bahwa , seni pertunjukan ludruk itu sendiri, bisa diartikan dari huruf ynag menyusunya. Jadi ludruk adalah lembaga dari rakyat untuk kemerdekaan, makanya pentas seni drama tradisional menjadi maju dan bersinar pada masa pergerakan kemerdekaan. Orang banyak menangkap pesan dari pentas itu. Ceritanya tentang ludruk itu didapatkan ketika silaturahmi di rumah Pak Dhaim tokoh nasionalis yang peduli pada kesenian dari Jenggawah menambahkan keterangannya.

Meski ludruk dianggap makin menghilang, bahkan nyaris tidak eksis dalam dunia seni pertunjukkan seni tradisional. Tetapi beberapa hari yang lalu ada pentas Ludruk Balada yang dipimpin oleh Pak Lego, rupanya tidak mau dibilang ludruknya telah mati , nyatanya masih eksis untuk memberikan hiburan kepada rakyat di Jember Selatan. Pertunjukan ludruk hadir menghibur rakyat yang lalu di Desa Tembokrejo Kecamatan Gumukmas merupakan bukti ludruk belum mati. Meskipun dengan keadaan yang kembang kempis setelah pandemi covid 19 , sekarang sudah diijinkan pentas  sebagai konsekuensinya seniman harus selalu siap membuat pertunjukan ludruk menyuguhkan hiburan segar untuk para penikmatnya. Mereka berpandangan kalau suguhan pentasnya jelek dinilai oleh penonton, maka besok-besok penonton malah meninggalkan ludruk. Dan itu akan berakibat ambruknya seni ludruk sebagai salahsatu seni pertunjukan yang menjadi aset budaya nusantara hapus dari daftar seni budaya Indonesia.

Meski pemain ludruk balada tidak semuanya dari desa tembokrejo, tetapi pak lego pimpinan ludruk ini sedang melakukan regenerasi dan mendidik anak-anak muda untuk cinta pada budayanya sendiri. Sampai-sampai ngebon pemain dari Andongrejo jember mas Ari Arjes, dan remongnya di bon dari Mayang, bahkan kadang-kadang didatangkan dari yosowilangun Lumajang. Memang pola tambal sulam dalam pentas ludruk antara grup ludruk di Jember menjadi hal yang biasa. Mungkin karena semakain berkurang talenta anak-anak muda sekarang yang mau terjun dalam seni ludruk. Makanya pemain bisa menjadi double casting dalam hari yang sama ditempat yang berbeda, asalkan mampu waktu tempuhnya cukup untuk jalan cerita yang membutuhkan perannya. Seni ludruk butuh perhatian pemerintah dan masyarakat agar tetap lestari dan berkembang sebagai aset seni budaya kabupaten Jember.

Tari Gandrung tampil di even selancar Internasional

   

Seni pertunjukkan yang mendapatkan dukungan masyarakat dan supporting system dari pemerintahannya harusnya memang bisa menjadi icon daerahnya, karena rasa memiliki adalah modal utama dalam pengembangan. Sebut saja tari gandrung seni tradisi di Banyuwangi Jawa timur yang sangat memasyarakat , setelah diselenggarakan event-event sebagai sarana promosi kebudayaan. Kegiatan tersebut akan membuat bangga pada setiap orang yang terlibat dalam event tersebut, bahwa mereka berusaha meluangkan waktunya untuk berpartisipasi dalam event selain ingin menunjukan eksistensinya sebagai pribadi juga menunjukkan pada masyarakat luas bahwa seni tradisi masih menjadi gerakan budaya masyarakat akibatnya mereka akan mencintai budaya sendiri dan tidak akan rela bila akan diambil dari jiwa mereka . Pasti akan melawan.

Event daerah, nasional maupun international merupakan sarana promosi yang sudah seharusnya dimanfaatkan secara optimal. Bagaimana orang-orang manca negara yang sebelumnya tidak kenal tari Gandrung menjadi lebih mengenal dan bahkan penasaran ketika ada event lainnya di banyuwangi. Pasti mereka akan kembali. Event selancar Internasional di Banyuwangi yang di buka oleh tari gandrung sungguh moment interaksi komunikatif pada peserta selancar ini yang sangat efektif. Para turis manca negara maupun domestik akan merasakan kedekatan dengan tari gandrung banyuwangi yang sudah mereka kenal dari promo literasi. Kini mereka berhadapan langsung bahkan menari bersama wow sungguh sensasi yang bakal tak terlupakan pasti ceritanya pada koleganya setelah pulang dari sana menyebar. Efeknya banyuwangi dengan tari gandrungnya akan menjadi pembicaraan di negara asal mereka. Salut pada bupati Banyuwangi yang telah mampu memanfaat even internasional untuk menyemangati penggerak seni budaya semakin bersemangat dalam menjaga tradisi nusantara. 


 

Senin, 30 Mei 2022

barongan rukun wargo suto wijoyo masih eksis

 

 


Kesenian jaranan di jember ini dalam pandangan masyarakat didesa-desa jember bagian selatan, mengangap bahwa kesenian jaranan ini adalah milik mereka. Jaranan itu seni tradisi yang mereka punya hingga harus diarawat dan dilestarikan keberadaannya. Sejauh ini kesenian tradisi bisa bertahan bahkan eksis ini sangat berhubungan dengan penghargaaan dan rasa memiliki oleh masyarakatnya, terutama masyarakat desanya. Meskipun di wilayah perkotaan seni jaranan yang survive bertahan diera masyarakat dengan budaya serba digital modern tinggal beberapa saja.

Komunitas seni jaranan rukun wargo suto wijoyo krton wonoasri Kecamatan tempurejo jember adalah salah satu komunitas jaranan yang punya banyak caplokan atau barongan. Bahkan para pemainnya juga masih muda-muda , regenari tersebut bisa dilakukan bisa diartikan masyarakat desa sangat mendukung  kesenian itu sebagai pelestarian budaya leluhur dan menjadi hiburan rakyat. Wilayah desa yang berada di luasnya perkebunan belanda pada jaman dulu, menjadikan sekecil apapun budaya yang masih dipunyainya mesti akan dipertahankan sebagai tradisi budayanya. Kita bisa bayangkan pada jaman itu hiburan apa yang akan menyapa wilayah perkebunan yang jauh dari keramaian, mau nggak mau kesenian atau budaya leluhur yang dipunyailah yang akan di mainkan jadi hiburan. Hingga kini seni jaranan ini bertahan meski terjadi gempuran oleh budaya modern. Salam hormat untuk sesepuh dan pengelola komunitas rukun wargo suto wijoyo, yang telah merawat tradisi nusantara.