Sabtu, 21 Juli 2018

tumpengan durian sumberjambe







konsep teater simulasi bencana


Teater simulasi bencana erupsi gunung raung
Desa-desa yang termasuk data desa zona merah di Kabupaten Jember ,  data tersebut berdasarkan data pemetaan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember. Ada sepuluh desa  merupakan desa yang terdampak erupsi Gunung Raung di perbatasan Jember, Banyuwangi, dan Bondowoso. Ke-10 desa itu tersebar di tiga kecamatan yakni Sumberjambe, Ledokombo, dan Silo. Ke-10 desa itu 3 di Kecamatan Sumberjambe 7000 lebih jumlah rumah tangga itu meliputi  Desa Jambearum (2.961), Rowosari (1.882), dan Gunung Malang (3.023), lalu 4 Desa Slateng, Sumberbulus, Sumbersalak, dan Sumberlesung di Kecamatan Ledokombo, dan ada  3 Desa Sidomulyo, Sumberjati, dan Desa Garahan di Kecamatan Silo.
Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember. Daerah yang terdampak itu terdiri dari dampak gempa/getaran, abu, dan lahar dingin jika gunung berketinggian 3.332 Mdpl itu meletus maka  tiga kecamatan di atas merupakan daerah bencana primer jika Gunung Raung mengalami erupsi. Menurut petugas BPBD bahwa potensi bahaya erupsi Raung pada Kawasan Rawan Bencana III yakni terlanda awan panas, aliran lava, dan lontaran batu (pijar). Sedangkan potensi bahaya erupsi pada Kawasan Rawan Bencana II adalah kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, aliran lava, dan bahan lontaran batu (pijar) serta hujan abu lebat. Kalau potensi Kawasan Rawan Bencana I merupakan kawasan terlanda banjir lahar dan kemungkinan dapat terkena perluasan aliran piroklastik (awan panas).
BPBD akan terus  memantau kondisi terutama keadaan di masyarakat yang ada di lereng Gunung Raung di Jember. BPBD Jember juga meminta warga sekitar tetap tenang dan tidak perlu percaya isu-isu yang menyesatkan terkait kondisi Raung.  BPBD Jember harus tetap memperhatikan secara lebih sigap terutama  kepada warga yang tinggal di kawasan atau pinggir hutan di Desa Rowosari, Jamberarum dan Sumber Malang. Sebab jarak tinggal mereka berada di lereng Gunung Raung.
Berdasarkan informasi inilah maka simulasi mengenai tindakan kebencanaan untuk menguji kesiap siagaan semua elemen termasuk organisasi masyarakat , keamanan,  pemerintahan dan masyarakat desa, sehingga akan menjadi kesiapsiagaan yang utuh dan bukan parsial. Dalam hal ini termasuk upaya sosialisasi bencana, penanganan peristiwa becana dan pasca bencana secara menyeluruh untuk dilakukan secara bersama dan simultan. Sering terjadi ketika bencana terjadi banyak persoalan yang kadang tidak pernah terpikirkan muncul serta tindakan yang tidak sesuai prosedur dilakukan secara acak dan tidak terkoordinasi dengan baik. Sebenarnya hal seperti ini tidak ingin terjadi. Makanya lebih baik di persiapkan secara detail dan matang untuk semua pihak. Untuk keperluan itulah Dewan Kesenian Jember mengajak semua pihak yang terlibat dalam penanganan kebencanaan melakukan simulasi kebencaan erupsi gunung Raung. Para pihak yang akan terlibat terutama masyarakat  dan aparat desa di 10 desa terdampak, pihak kepolisian, koramil, sekolah , organisasi kepemudaan, organisasi pecinta alam dan OPD pemkab Jember terutama BPBD Jember.
Menurut DKJ pentingnya simulasi ini sebenarnya bertujuan agar sosialisasi kebencanaan ini disadari semua pihak dan semua elemen masyarakat untuk berpartisipasi, dan diharapkan pasca simulasi natinya semua masyarakat mengetahui apa-apa yang perlu dipersiapkan bila sewaktu-waktu gunung Raung mengalami erupsi . Bukan kepanikan yang akan menimbulkan ketidakteraturan dalam menghadapi peristiwa kebencanaan. Simulasi ini akan dikemas dalam teater hidup secara kolosal, yang diadakan di lapangan (dengan view gunung raung dan jalan desa  menuju lapangan tersebut).
Skenario Simulasi kebencanaan “sabda Raung 2018” (frame maupun live)
Gunung Raung termasuk gunung berapi yang aktif. Gunung api meletus disebabkan magma di dalam perut bumi yang di dorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi atau karena pergerakan lempengan bumi, tumpukan tekanan dan panas cairan magma. Letusannya membawa abu dan batu yang menyenbur dengan keras, sedangkan lavanya bisa membanjiri daerah sekitarnya bahkan hingga radius ratusan hingga ribuan kilometer.
AWALAN
Para petani sedang mengerjakan pertaniaanya, istirahatsiang di gubug tengah sawah (NORMAL : Tidak ada gejala tekanan magma).
Sosialisasi kebencanaan dengan model ceramah di gubug
Sosialisasi kebencanaan dengan kesenian di halaman rumah warga
BPBD menerima informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mengenai kondisi Gunung Raung pada saat rapat dengan camat dan beberapa Kepala desa beserta perangkatnya dari kondisi  (WASPADA : Aktifitas vulkanik san seismik/kegempaan gunung sudah meningkat) menjadi  (SIAGA : Letusan dapat menjadi dalam waktu 2 minggu).
Petugas BPBD menjelaskan apabila terjadi bencana gunung meletus , apalagi bila sudah ada kondisi awas (AWAS : Letusan dapat menjadi dalam waktu 24 jam). Apa saja akibat yang di timbulkan oleh letusan gunung api . Bahaya letusan gunung berapi adalah adanya erupsi, yang dapat berupa awan pasa , abu vulkanik, lava atau lahar mungkin juga gas beracun.
Organisasi Pemuda dan PA sedang melakukan kegiatan camping sambil bersih-bersih gunung bersama warga sekitar lereng gunung . Dalam istirahatnya terjadi pembicaraan bagimana jika sewaktu waktu Gunung Raung meletus. Apa yang harus dilakukan sebelum terjadi letusan? Mahasiswa pecinta alam menerangkan , pertama kita harus kenal kawasan rawan bencana letusan gunung api, sepakat titik kumpul bersama warga , menentukan jalur penyelamatan /evakuasi yang terdekat , bawa tas khusus yang berisi kebutuhan hidup selama tiga hari seperti,makanan,pakaian dan obat-obatan.
Ternyata banyak warga dan pemuda desa yang tidak tahu, mereka mngusulkan bagaimana kalau diadakan latihan penyelamatan atau simulasi kebencanaan.
MEDIO
Acara bersih desa, kesenian dan selamatan desa , hampir semua warga masyarakat terlibat acara tersebut. (kondisi gunung dengan cepat meningkat dari  Normal-- waspada – siaga). Ada perintah dari BPBD untuk persiapan mengungsi.
Kepala Desa segera memerintahkan warganya untuk menyelamatkan diri , menuju titik kumpul. Saat terjadi letusan  gunung Raung. Kades segera memerintahkan warganya mengungsi, melewati jalur yang berlawanan arah angin dan menghindar dari peta rawan bencana dan mencari perlindungan darurat.  Apabila terjebak dalam ruangan ,tutup semua pintu dan jendela. Saat turun hujan abu,usahakan menutup wajah dengan kedua telapak tangan atau sapu tangan serta gunakan kain / masker untuk melindungi pernafasan. Menuju titik kumpul dan tenda –tenda keselamatan.

NORMAL DIAKHIR MEDIO
Petugas keamanan dan BPBD yang selalu siaga dilapangan telah mendapatkan informasi bahwa letusan sudah mereda keadaan sudah NORMAL kembali.
Pak polisi menyarankan kepada warga setelah terjadi letusan , kembalilah kerumah masing-masing dengan tenang , kemudian bersihkan atap rumah dari debu/abu gunung hujan debu yang menutupi atap rumah agar tidak mengakibatkan atap rumah runtuh.
Tim Medis Kecamatan di bantu dengan PMR sekolah serta organisasi PA memperingatkan bahwa bahaya pasca letusan masih ada, mereka memerintahkan  agar menghindari zona hujan abu, kalau berada di luar ruangan tutup mulut dan hidung  karena debu gunung api dapat mengiritasi sistem pernafasan anda , gunakan kacamata apabila mengendarai kendaraan di daerah hujan yang lebat, tapi lebih aman jika sementara waktu ada di ruangan saja . Tetapi perlu untuk orang membutuhkan pertolongan seperti orang tua,orang yang cacat fisik,dsb.

SUASANA DI TENDA PENGUNGSIAN
Tenda –tenda banyak didirikan untuk orang-orang yang mengungsi , para relawan dan pramuka membangun dapur umum tetapi tetap perlu mewaspadai  adanya penyakit menular di tempat pengungsian,seperti ISPA,Diare,campak  dan keracunan makanan. Petugas dapur umum memasak dan membagikan makanan sehat kepada para pengungsi .
Para relawan lainnya menjaga ibu dan anak yang perlu pertolongan baik makanan gizi maupun strees trauma pasca bencana. Mereka mengajak bermain anak-anak. Hiburan sederhana mereka upayakan di tenda tenda pengusian.
Dokter Puskesmas memberikan penerangan upaya hidup sehat selama di tenda tenda pengungsian. Disini semua darurat makanya semua harus sama-sama menjaga hidup bersih agar semuanya sehat. Buanglah hajat di jamban, selalu mencuci tangan sebelum makan , selalu minum air yang telah di masak.
Sementara para perawat memebrikan pertolongan pada pengungsi yang luka-luka bakar terkena awan panas atau lahar panas atau patah tulang akibat tertimpa maupun terkilir . yang tidak mampu dirawat ditempat  terutama luka berat diangkut ambulan di bawa ke rumahsakit .
AKHIR
Upacara selamatan doa bersama karena telah selamat dari bencana gunung Raung.

SELAMATAN ANAK CUCU UMBUL TIRTO GUMITIR


konsep 
MERTI TIRTO GUMITIR
Mengusungkan tema pemberdayaan dan pengkayaan ekonomi industri kreatif melalui seni budaya dan pengembangan tanaman hias. Kegiatan ini rencananya berlangsung selama dua hari. Acara ini juga akan diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat petani tanaman hias, pelaku seni, pengusaha dan lain-lain. Selamatan dengan semangat gotong royong atau hidup bebrayan sesama manusia.
Masyarakat Jawa selalu memandang bahwa kehidupan antar pribadi merupakan satu kesatuan yang utuh, laiknya sebuah mata rantai yang bersambung dan saling bergandeng. Maka tak heran jika dalam setiap pola tingkah individu Jawa selalu mengedepankan rasa bebarengan, bebrayan. Wujud dari hal tersebut adalah penyelenggaraan selamatan.

UPACARA DOA PADA LELUHUR DESA
Upacara rokat somber yang juga disebut upacara menyelamatkan sumber mata air  ini bertujuan agar masyarakat terutama masyarakat Desa sido mulyo selalu memelihara atau melestarikan sumber mata air . Upacara berjalan sangat meriah dimulai dengan arak-arakan masyarakat Balai desa Sidomulyo menuju sumber mata air. Anak-anak dan orang dewasa membawa beberapa tumpeng  berisi hasil perkebunan dan tumpeng serta sesajen. Selain itu terdapat pula alunan musik tradisional. Kemudian diikuti tawasul (doa) kepada leluhur, kemudian dilanjutkan dengan penyembelihan domba untuk dimasak dan dijadikan hidangan tamu nantinya. Seorang sesepuh setempat sekaligus penyelenggara kegiatan di lokasi mengatakan upacara tersebut dijadikan sebagai pendekatan ke masyarakat untuk mengingatkan kembali tentang kepedulian terhadap lingkungan.
Sejumlah instrumen ritual disajikan khusus, ialah nasi putih yang dibentuk tumpengan atau gunungan, ayam ingkung satu ekor, jajanan pasar, serta sayuran . Nasi tumpeng atau nasi gunungan adalah nasi yang dibentuk menyerupai segi tiga sama kaki wujud lancip mengarah ke atas melambangkan kepada ketajaman (tidak tumpul). Ini artinya bahwa usaha apapun baru akan berhasil kalau pelakunya sendiri berusaha meneguhkan kemauan dan menajamkan pikirannya. Saji mempunyai arti menghidangkan sesuatu, ketika mendapat akhiran en menjadi sajen berubah maknanya menjadi memberikan sesuatu dalam bentuk makanan (sajen=caos dhahar). Tujuan pemberian sajen ini bisa bermacam-macam tafsir.

GAPURA UMBULAN
1.       Sesampai di gerbang atau gapura menuju umbulan semua berhenti , disambut oleh penari-penari  persembahan Merti Patirtan serta wanita wanita kembenan CATANGO cacahe patang puluh songo berjajar menuju sumber umbulan dengan membawa damar kambang.
2.       Sampai di umbulan disambut oleh anak anak bermain air semprotan di udara, tawa sorak surai terhenti ketika terdengar suara suling dan gong bertalu talu.
3.       Penari Merti Patirtan persembahan  melingkari umbulan
4.       Anak anak umbulan semprotkan air keudara serempak
5.       49 Wanita wanita memasang damar kambang  dalam jambangan berisi bunga disisi sisi umbulan
6.       Diiringi tetembangan doa – doa demi kelestarian alam dan umbulan sebagai sumber kehidupan
7.       Para pengunjung di tata duduknya sambil bersila mengitari umbulan
8.       Tumpeng makanan masuk , di sambung dengan doa sesepuh / kiai
9.       Sambutan-sambutan
10.   Doa penutup
11.   Setelah itu petugas membagi bagikan makanan ke pengunjung
12.   Sementara ada beberapa sajian kesenian , daging kambing mulai di bakar satenya
13.   Masyarakat desa semuanya bersama sama

bersama mencintai seni budaya Indonesia





gandrung anak tk abba ambulu



mulai tumbuh bibit bibit seniman muda





Jumat, 20 Juli 2018

ganongan cilik singo gendeng


PERABEN


*by iwan ndut kusuma photoin

BOLOSREWU JEMBER

                                                                       disain logo mas dimas prasetya puger

Komunitas bolosrewu jemberan adalah bolo bolo dari seniman jaranan dan serumpunnya, para penikmat seni pertunjukan tradisi, penari dan kreator seni yang bergabung secara sukarela untuk mendukung pemajuan seni jaranan di Jember dan sekitranya. Rawe-rawe rantas malang malang putung, segala sesuatu yang merintangi maksud dan tujuan harus disingkirkan. Komunitas ini diinisiasi oleh DKJ (Dewan Kesenian Jember) setelah terlibat dalam event Bolosrewu Jaranan Barong  2017 dan 2018  di pantai Payangan, untuk meningkatkan kemampuan talent dan para pendukungnya maka Sekjend DKJ  Iwan Kusuma (cak Ndut) mengumpulkan para bolo- bolo menggagas Bolosrewu 2019. Para penggagasnya antara lain Ricky Ninin Laksmita wisnu , Choidar Kodrat Bapak Kodi dari Putra Sakti, Veri dari Putra Sakti, Nabil Cajarog, Taufik satria muda, Kartika Angel dari sanggar Hastarini, Isya Lumut, Sutinggal Cemeti Amarosuli.  Dengan tujuan agar seniman dan pendukung serta penikmat pagelaran Bolosrewu Jaranan Barong saling asah, asih ,asuh diantaranya.