Rabu, 08 Juni 2022

Nggak berkesan posoan tanpa patrol

 

Bulan Ramadhan adalah bulan suci umat Islam ini merupakan bulan yang ditunggu karena momentum untuk mohon ampun dan memperbanyak amal kebajikan serta perintah berpuasa sebulan penuh. Bulan ramadhan adalah bulan penuh berkah, masjid menjadi ramai, pasar-pasar ramai dan jalanan mendekati buka puasa juga berjubel, mungkin inilah makna bagi para pelakunya. Baik para ulama dan santri , baik santri maupun pengasuhnya , baik pembeli dan pedagang merasakan berkahnya bulan ramadhan. Banyak kegiatan yang harus dijaga agar tidak dilakukan selama bulan suci ini, mungkin kerja-kerja curang direm, korupsi niatnya harus diurungkan, pedagang yang suka tipu-tipu direm sepertinya semua terasa nyaman untuk melakukan ibadah . Tidak sama rasanya ketika melakukannya diluar ramadhan.

Ramadhan di Jember tidak akan lepas dari tradisinya, misalnya orang jadi sering dzikiran dimasjid, bagi-bagi takjil, berbagi sodakoh dan membangunkan orang untuk sahur. Di Jember cara membangunkan orang sahur selain menggunakan loudspeaker masjid dan mushola ada juga yang khas yaitu musik patrol. Nggak berkesan ramadhan di jember tanpa ada musik patrol yang berkeliling kota. Hal ni dilakukan oleh bberapa grup patrol secara bergantian kadang juga bersamaan. Mereka anak-anak muda dengan menggunakan gledekan atau gerobak modif berkeliling kota sambil bermain musik , ramai orang sepanjang jalan jelang sahur hingga sahur mendekati imsak. Peristiwa budaya ini sudah terjadi puluhan tahun, sehingga menjadi tradisi yang mengingatkan pada momentum posoan di jember dalam setahun sekali. Belum pernah merasakan sih bulan puasa terjadi setahun dua kali. Seru kali yaa gaes. Orang yang terjebak macet diantara rombongan musik patrol ini biasanya juga memakluminya peristiwa kayak gini kan setahun sekali, kecuali mobil ambulace yang akan melintas membawa orang sakit pasti akan diutamakan untuk melintasi mereka.



 

Papa Kodi, hidupnya untuk seni


Banyak yang memanggilnya papa, padahal orang memanggil tadi bukan anaknya. Mungkin sebutan papa bagi mereka yang memanggil menjadi sebuah keakraban, bahwa sosok orang tua laki-laki yang telah banyak membantu, mendidik dan memberikan kasih sayang seperti seorang bapak sendiri. Setelah ditelusuri sepertinya sosok lelaki yang sudah berumur ini layak dipanggil papa oleh anak-anak anggota sanggar yang dikelolanya selama ini. Lelaki itu adalah Kusnadi atau panggilan akrab kawan sebayanya Pak Kodi, seorang kakek tapi masih dandy masih okelah . Dikaruniai tiga putra yang sudah dewasa dan kini sudah punya  tiga orang cucu. Masih saja mengurusi sanggar seni Putra Sakti pakusari , meski hari-hari ini lebih banyak diurus oleh Very putranya.

Papa ini selain seniman seni tradisi, juga bekerja sebagai pengawas tembakau dan juga sempat sebagai pengurus parpol inilah bukti beliau merupakan sosok yang multi talenta. Gaya interaksinya juga renyah dan bersahaja selama lawan bicaranya juga tidak kaku dan ngotot. Keluwesan pergaulannya menjadikan banyak pengalaman sehingga pengalaman itu sering diajarkan pada anak-anaknya maupun pada anggota sanggar. Orang ini sangat peduli pada pengembangan seni pertunjukan terutama kesenian tradisi reyog, jaranan dan canmacanan kaduk. Dan selalu memberikan keleluasaan pada anak-anak di komunitas sanggar ini untuk mengembangkan kapasitas diri, baik menempuh pedidikan tinggi ataupun berkolaborasi dengan sanggar atau grup lainnya. Bahkan tidak sedikit yang disumbangkan untuk kemajuan kebudayaan di kabupaten Jember terutama di kesenian tradisi, bahkan kadang torok atau mengalami kerugian demi dedikasinya dalam kesenian ini. Salam sehat untuk papa Kodi, semangatmu bikin kami lebih bersemangat dalam pemajuan kebudayaan di Jember. 

Selasa, 07 Juni 2022

home industri pendukung seni budaya

 

 

 

Proses budaya yang berlangsung dalam kurun waktu tertentu, akan menemukan sebuah nilai dan menurunkan pranata-pranata sosial dalam masyarakatnya hingga mereka mampu membangun impiannya. Baik yang sifatnya pribadi maupun  nilai dan pranata yang mengatur cara pergaulan diantara mereka dan mengisi segi-segi kehidupannya, tak terkecuali sisi religiusitas transendensi terhadap kekuasaan alam semesta biasanya disitu akan terdapat ritus-ritus persembahan meski akan terjadi akulturasi karena pergaulan sosial mereka. Ini akan berpengaruh pada kegiatan keseharian masyarakat budaya jika kemudian berlangsung dan teruji oleh jaman maka akan menjadi tradisi yang mengikat tanpa ada paksaan tetapi justru kesukarelaan mengatur dan diatur oleh unsur kepemimpinan diantara mereka.

Unsur kehidupan yang terpengaruh nilai-nilai tradisi, selalu dekat dengan alam semesta  seisinya agar saling menghargai , mengerti dan bisa hidup berdampingan sesamanya. Misalnya pilihan matapencaharian akan lebih dekat dengan kekuasaan alam dan sebisa mungkin akan bersahabat, bertani, beternak, meramu kuliner, ramuan herbal sebagai sarana pengobatan, ketrampilan melindungi diri dari kuasa alam agar selamat dan meneruskan keturunannya inilah sifat-sifat alamiah manusia. Maka dari itu alam menuntun manusia dengan pikiran dan daya tubuhnya akan mencipta berkarya menggunakan rasa dan menyesuaikan irama alamnya dalam mencapai impian hidupnya. Disinilah akan muncul profesi manusia berdasarkan kapasitasnya, yang menjadi sebuah dinamika hidup dan kehidupannya berdampingan secara terus menerus menciptakan budaya demi kesejahteraan manusia.

Sebagaimana peran para ahli metalurgi dalam mendukung seni budaya, peran ini menjadi sangat berkaitan satu sama lain. Pencipta tari dalam prosesnya selain membutuhkan penari pasti akan membayangkan keindahan performa dan akan menjadi sebuah karya seni yang sempurna ketika memasukan unsur fashion dan ilustrasi didalamnya. Peran fashion bisa pembatik dan penjahit lalu pengisi ilustrasinya adalah ketrampilan pengrawit menimpa gamelan. nah makanya tukang pande besi atau ahli metalurgi ini juga punya tempat dan peranan disana. Metalurgi akan terkait dengan kebutuhan arang dan kayu untuk menata balungan gamelan. Tukan kayu dan pembuat arang pun punya andil dalam terciptanya  sebuah karya seni . Keterkaiatan nilai-nilai tradisi dengan peran manusia yang diatur oleh pranata sosial tersebut menciptakan peristiwa kebudayaan yang memberikan manfaat baik secara jasmaniah dan rohaniah bagi kehidupan manusia.

 

Peran pemerintah memajukan kebudayaan di tengah budaya digital

 

 

 

 

Latihan rutin di sanggar-sanggar tari biasanya memanfaatkan hari libur, hal ini umum terjadi di Banyuwangi terutama di kecamatan Srono. Tetapi jika ada acara yang menampilkan karya sanggar sendiri yang menampilkan tarian anak-anak sanggar mereka , mungkin juga undangan atau bahkan mendadak ada permintaan masyarakat tentusaja latihan ditambah frekuensinya.Anak-anak sanggar sudah paham hal ini, jadi hampir tidak ada yang mengeluh, karena sejak kecil sudah dikenalkan dengan seni tari dengan latihan rutin serta pentas berkala jadi semacam seniman siap latihan dan siap tampil. 

Begitu pula para anak-anak pengrawitnya, selalu mendampingi ketika sanggar ini latihan , jadi mereka sudah biasa setel dengan penarinya. Saya pernah melihat sesi latihan rutin mereka, pada hari minggu . Disana banyak anak-anak dari umur 5 tahunan hingga remaja baik laki-laki maupun perempuan beberapa masih diantar dan ditunggu oleh orangtuanya.  Sementara pengrawitnya juga anak-anak yang di didik untuk mengiringi garapan tari di sanggar tari Kuwung Wetan  Srono Banyuwangi inilah mereka bergabung berlatih dan mengenal budaya Banyuwangi. Ini sebuah peristiwa budaya yang sudah dikenalkan pada anak-anak sejak dini, mereka juga enjoy seperti tak ada yang tertekan ketika berlatih. 

Sanggar-sanggar di Banyuwangi semangat dalam berkarya ini karena pemerintah mengadakan festival tari Banyuwangi ini lah yang menjadi pemicu semangatnya. Festival Karya Tari Daerah adalah cara pemerintah untuk menghargai dan menggali kreativitas anak-anak muda seniman tari dan seniman musik untuk menciptakan karya-karya baru yang akan memperkaya seni budaya Banyuwangi. Acara seperti ini menjadi panggung bagi seniman memberikan karya terbaiknya , sehingga mereka juga bangga dan terus bersemangat melestarikan kekayaan seni budaya daerah mereka. Harusnya bisa dicontoh oleh pemerintah daerah lainnya dalam ikut serta memajukan kebudayaan nusantara.

 

Senin, 06 Juni 2022

Kerinduan seniman jaranan berproses kolosal


Pagelaran kolosal bolosrewu jaranan barong pernah diadakan di pantai wisata Payangan Ambulu 2017-2018, dengan tujuan memperkenalkan lokasi destinasi wisata pantai sekaligus mempopulerkan seni tradisi jaranan dan barong. Dua tahun itu sangat berkesan bagi penggerak dan pelaku kesenian tradisi, karena berkumpulnya para seniman tradisi dalam berproses sekitar sebulan mewujudkan performance art dengan durasi dua jam. Proses ini yang membuat rindu untuk mengadakan proses bersama, sehingga bisa saling kenal, saling menimba ilmu dan saling menghargai kesenian yang mereka punyai. Seniman yang terlibat dalam performance art tersebut jumlahnya sekitar seribuan yang mewakili seni tradisi jaranan, barongan, barongsai, tari tradisi, macapat, senirupa, seni musik mereka berkolaborasi dalam satu naskah performance art Bolosrewu jaranan Barong.

tari kodok berpartisipasi di pagelaran 

pementasan-bolo-srewu-jaranan-barong.html

jember-gelar-pentas-seribu-wadyabala-jaranan-dan-barong

perjalanan-jaranan-barong-jember/

Efek dari pagelaran tersebut bagi para penggerak jaranan dan barong sangat memberikan perubahan pandangan masyarakat bahwa dulu barong dan jaranan seperti seni yang tidak dipandang berkelas, seni kampung seninya rakyat jelata pedesaan , seni jaranan dipandang seni yang asal kesurupan, bahwa seni jaranan banyak yang kembang kempis dan banyak yang mati karena tidak ada tanggapan. Dengan adanya even yang digelar dalam dua tahun berturutan di tempat yang banyak orang datang akibatnya jaranan barong menjadi pembicaraan dikalangan mereka dan masyarakat secara umum karena media juga membantu dalam penyebaran berita serta apresiasi terhadap even ini.

Mereka merasakan manfaatnya kini jaranan dan barongan sering di tanggap orang, anak-anak seniman jaranan kini tidak malu karena ortu mereka wong jaranan, bahwa seni jaranan kini menjadi kesenian yang punya penghargaan yang bisa disejajarkan dengan kesenian tradisi lainnya ada yang tidak kalah menariknya grup-grup jaranan yang baru tumbuh dan yang mati hidup kembali bersemangat menghibur masyarakatnya. Sepertinya lama sekali waktu untuk mereka berkolaborasi bersama , semua itu butuh komunikasi untuk mencapai tujuan. Ibarat nelayan yang mengarungi samudra yang menghadapi pasang surutnya gelombang, begitulah dinamika gerakan kebudayaan di nusantara ini. Tetap semangat.

Nyanyian Sadeng


Gunung sadeng

By kisumo

Hoya woooh hoooyaa uwoo uooh .....wo yaa uwooh

panji panji  pating kelebet.. ana ning gunung, sadeng

panji panji  pating kelebet.. kena angin saka se.. gara

ayo pada mreneo.. delok srengenge.. tiba.saka akoso

yo pada bebarengan ..nguncalno endaheng moto

 

aja pada lunga, yen durung,  surub peteng

aja pada  lunga yen urung oleh  samubarang

gunung sadeng kuwi ,,gunung seng nguripi rakyan

gunung sadeng kuwi ,,gunung kapur grenden

Gusti allah seng paring pepasten.......

Hoya wooo hoooyaa uwoo uoo .....woho yaa uwooh

###

Gunung sadeng gunung kapur grenden

Gunung sadeng gunung kapur grenden

 

Mangsa rendeng,  sadeng  mbegegeg, di udani  banyu sewengi

Mangsa ktiga,  panase branang , nek bayu teka ,krasa adhem

Sansaya melek suryo,  wong kapuran nuli terus makaryo..

Nek wes angslop, wong kapuran pada ndang sirep leren kerjo

 

Suwi suwi klebatane, pada suwek

suwek amarga kresek plastike wes tuwek

Sadeng gunung kapur taksih jumeneng ngadeg

gunung kapur  rakyan wes nora melu duwe

Mugi gusti Allah tetep paring rejeki

REFF

aja pada lunga, yen durung,  surub peteng

aja pada  lunga yen urung oleh  samubarang

gunung sadeng kuwi ,,gunung seng nguripi rakyan

gunung sadeng kuwi ,,gunung kapur grenden

Gusti allah seng paring pepasten.......

 

Ampel  2005

 

Minggu, 05 Juni 2022

Cinta: kutetap mencarimu

                                                    jika jodoh cinta tak akan kemana

Biarkan saja lakon ini kan kujalani

menuju kearahmu dengan keadaanku 

niatku apik ora duwe pikiran ala, 

ibu pertiwi bapa akoso kula badhe lumampah

nyai among kiai among aku arep mlaku tulung jagakno 

ngarep lan mburiku  nduwur kaliyan ngandhap

segalanya kuserahkan padamu

aku menyusuri jalanan sepi ini

sepi, betapaku mengais cintamu

aku orang yang tak sempurna, nista

semua orang mencaci mengolok mencibirku

tetap saja kulangkahkan kaki ini, bisiku dalam

kem kem bingkem mingkemo cangkeme asu

kula nderek langkung kersane illahi taala

kuulang berulangkali , melangkah terpejam

suara-suara asu lirih, makin menghambur mendebu

makin tajam aroma cintamu, semakin jelas kutemukan hatimu

biarkan rindu menyatukan tubuh indah di kelambunya

Anak-anak digital belajar wayang kulit


kenalkan wayang sejak dini

Wayang adalah kesenian yang bisa dikatakan populer dikalangan masyarakat Jawa, karena seringkali seni pertunjukkan ini mentas pada even-even tradisi. Misalnya bersih desa, suroan, malam perpindahan tahun bahkan acara-acara yang diadakan oleh keluarga. Acara keluarga inilah yang kadang terlalu sering contohnya anak sunat nanggap wayang, pesta perkawinan ataupu acara ulangtahun bisa saja mereka menanggap wayang kulit semalam suntuk. Tapi jika kita ikuti dari mulai awal pagelaran wayang masih berjubel, mendekati goro-goro berkurang  justru berjalan cerita mengarah pada intinya yang tersisa hanyalah para lansia dan sesepuh saja. Sementara anak-anak muda sudah menghilang entah kemana, ada sih paling yang suka dan gemar nonton wayang. Kenapa yaa ?

Bisa jadi anak-anak sekarang ini milenial dan GenZ tidak suka karena tidak mengenal tokoh dan ceritanya wayang karena sedikit sekali sosialisasi pada mereka. Alasannya berikutnya mungkin durasinya yang terlalu lama, bagi yang nggak ngerti tambah bosan. Tetapi sebenarnya wayang adalah cerita kehidupan manusia baik interaksi dengan sesama maupun dengan sang penciptanya. Juga bagian uniknya wayang kulit jawa terdapat punokawan yang menggambarkan tokoh rakyat yang lugas dan segar canda tawanya.

Di Semarang ada tokoh yang memberikan waktunya meluangkan ruangnya untuk memberikan pengajaran pada anak-anak tentang wayang. Beliau adalah bapak Supuno Jepang seorang pengajar dari Unnes , memandang betapa pentingnya memberi pengetahuan wayang terhadap anak-anak, mulai dari cerita wayang, tokoh dan karakter serta sebagian teknis permainannya. Saya salut bener dengan  aktifitas ini, ternyata masih ada sosok pengajar yang meluangkan waktunya demi pemahaman budaya pada anak-anak bangsa. Semoga Bapak Supono Jepang selalu diberikan kesehatan oleh Sang Maha Pencipta. foto doc supono jepang
 

Pranatacara berlatih di sakola bhinneka


 

Kebudayaan Nusantara ini banyak ragam dan bentuknya, dari mulai arsitektur, kuliner, mata pencaharian, ritual tradisi dan bahasa. Bagaimana kebudayaan dapat mencerminkan masyarakatnya hal ini terlihat ketika masyarakat masih menaruh hormat bahkan menjalankan di keseharian . Bahasa punya kedudukan paling tinggi dalam pengembangan kebudayaan, karena disana hampir dipergunakan masyarakatnya dalam segala segi terutama pergaulan sosialnya.

Selain itu bahasa merupakan cara-cara menghormati dan menerapkan etika bergaul di masyarakat, biasanya dipergunakan untuk moment-moment tradisi yang sakral atau bisa dikatakan ritual menyambut tamu agung atau temu manten. Kebanyakan dalam dunia modern ini masyarakat lebih memilih yang simple saja nggak pengen yang ruwet rebyek. Sehingga kebutuhan pranatacara  seringkali dicancel, disamping pengenya simple tetapi karena sumberdaya nya yang jarang tersedia. Makanya ketika ada acara Sakola Bhinneka yaitu pelatihan pranatacara dengan tradisi Madura, Jawa dan Osing ini sangat menarik sebagai upaya pelestarian bahasa sekaligus tradisi penghormatan terhadap tamu maupun pengantin. Apalagi Jember sebagai wilayah yang terdapat akulturasi budaya yang demikian campu aduknya, bisa saja terjadi perkawinan antar budaya. Nah disinilah dibutuhkan pranatacara yang mampu menghantarkan acara sehingga dimengerti oleh hadirin yang mengikuti acara tersebut.

Pelatihan ini tentunya sangat membantu dalam acara-acara pergaulan antar budaya, ataupun dalam satu ragam budaya, diharapkan akan mencetak sumberdaya yang mempunyai ketrampilan untuk menghantarkan acara dengan kemampuan berbahasa dan tatacaranya. Semoga tetap menjadi pelatihan yang menjujung tinggi khasanah kebangsaan Nusantara ini, saling menghargai budaya lain tetapi juga mengenal budayanya sendiri, agar tidak kepaten obor. Jangan bosen-bosen menyelenggarakan acara demi pemajuan kebudayaan nusantara.

 

Sabtu, 04 Juni 2022

eling biyung


 laire mung bondo slendang kawung
kemulan anyep dadi anget ing wayah dalu
tangise jabang bayi nglegakno dadane eyang kakung
wes ditahan banyu moto isih ngembes nlutuh

bungahe biyung kelewat angkane 
nganti lali anggone nyikep singset nali
tombo teko loro lungo bocah iki wes kersane
nyusoni karo umik-umik mbrebes mili

pandungone biyung mesiyo nawondas tur lirih
diselingi sengguk tangisane, aku ngrungokno
dadi wong sak madya wae, nyelehke nafsu kekalih
open ingkang kaping telu eling marang seng kuoso

biyung niku saneh tiyang resik mening, tanpa cidro
weruhe mung blokosuto, yen ora seneng luwih apik nyingkrih
ora selak marang kahanan, diadepi tapi ora sembrono
ngajari wiwit cilik ojo crah karo sedulur, andum yen ono luwih

ooh biyung kulo nyuwun pangapuro, kulo dereng saged
damel bungahe manah, ooh biyung kulo kelangan
 rasane sedih, isone mung ndongaaken mugi gusti midhanget
urip iki sementara, tapi rasa tresnoku ora sirna nir sambikala


Jumat, 03 Juni 2022

percayalah pada tanda kuasanya


 

hidup ini sebuah sandiwara besar,  siapa saja dia hidup menjalani api

berkerngat dan berkubang dalam darah,  tinggal siapa  bisa bertahan

dan bersahabat  dengan takdirnya, lantas apa makna mati,

manusia hanya menunggu detik-detik seruling panggilan

 

musno yoiku jejere manungso mung sak urupe blencong, iso kawur kanginan

tumekan dulangan pamungkas , ora iso selak marang ingkang  nata  kayon

tandane gunge kuoso seng mungkasi  lakune wong wong pilihan

wadeg ragamu kebuntel jroning lempung kaliyan lawon

 

sementara jiwamu kembali, ya kembali terbang nunggu diangkat

jiwa tidak dilahirkan makanya jiwa tidak akan pernah mati

meski berjalan diatas api, tak akan ada darah air mata dan keringat

tapi jangan sampai jiwamu hanya duduk bersemedi di nisanmu sepi


senajan wong urip nang dunya mung mampir ngombe

ojo lali raup  lan nyuceni awakmu, nyuwuno pangapuro

lan golek tombo ati kanggo nginep ayem nang panggon liyan

yoiku alam akhir jaman kang langgeng tanpo goro-goro


Kamis, 02 Juni 2022

Jogetan patrol nuansanya jenaka


Sebelum jogetan patrol menjadi gaya jogetan yang populer, sebenarnya banyak ragam jogetan yang ditarikan oleh para pemain patrol yang intinya ikut pukulan patrol tadi. Biasanya sih sendiri tanpa ada yang merespon, kalaupun merespon juga punya gaya yang berbeda. Makanya seringkali jogetan solo. Solo artinya sendiri biasanya pemain tamborin atau icik-icik. Lalu apakah jogetan itu tidak ada yang berpasangan biasanya yang berpasangan dalam musik patrol adalah pemain tamborin dan pemain tek tuk jenis alat musik kenthongan yang mudah dibawa berjoget. Atau kalau tidak pemain tamborin dan vokalisnya biasanya saling respon dan seperti gaya tarian pergaulan anak-anak muda gitu.

Karena pukulannya cepat dan rapat kadang jogetannya  bisa sangat dinamik tetapi juga bisa dijogeti dengan slow tetap jatuhnya tempo ketukannya empat perempat. Kenapa kok ingin melihat jogetan patrol karena selama bertahun-tahun, patrol telah memasuki putaran kuat sebagai musik lokal jember yang populer dan prestasi telah mempengaruhi budaya masyarakat. Sebagai gerakan budaya saya pikir tetep harus mempersiapkan inovasi-inovasi baik performa musiknya juga style permainannya, misalnya jogetanya. Karena beat musik ini sangat enak untuk diikuti. Karakteristik utama dari jogetan patrol adalah langkah kaki, meliyuk tubuh , tangan hingga pundak , bisa sangat menyehatkan apa lagi bila diambil pada  pukulan cepat dengan ketukan seperempat dan gerakan goyang jogetannya akan dinamis dan bisa juga bisa erotis seksi . Dan bisa juga bernuansa magis bila pukulannya  lambat ritmis.

Sejarah Jogetan patrol , nampaknya tidak ada yang tahu persis kapan adanya karena setahu sya duapuluhan tahun yang lalu ketika patrol, keluar kandang pasti diikuti oleh suporternya sekampung jadi akan menjadi barisan yang banyak dan distulah sering terlihat orang berjoget tapi bukan ala dangdut. Ya modelnya jogetan patrol sih kayaknya. Mungkin karena banyaknya pengikut dan suporternya maka enak saja orang berjoget pede ajah dan nggak malu-malu.

Kayaknya jogetan patrol adalah tarian otentik untuk orang-orang jember terutama yang berada diwilayah kota dan jember bagian utara. Lebih banyak budaya maduranya tetapi sepanjang sepengetahuan saya jogetan ala madura juga berbeda dengan jogetan patrol. Mungkin budaya madura membawa banyak musik dan seni ke jember. Irama musik patrol telah lama digemari sejak mereka para seniman memodifikasi kenthongan tadi , nggak tahu siapa penciptanya. Musik patrol sangat berbeda dengan ul daul madura bukan kerena ada gamelannya, dan tanpa suling tetapi retotika musiknya beda. Bagi saya patrol masih orisinil sebagai hasil serapan masyarakat terhadap situasi budaya leluhurnya jadi jogetannya pun bisa jadi juga hasil dari musik yang orisinil juga.

Tarian jogetan patrol utamanya adalah gerakan kaki dan nuansanya cenderung bercanda suka ria yang memberikan tampilan dan nuansa yang nyentrik unik. Jogetan patrol adalah aksi lembut berirama yang dirasakan melalui lutut dan pergelangan kaki dan tangan lebih banyak memutar pergelangan pundak. Penjoget biasanya berusaha untuk membuat aksi ini tampak humoris mudah dan bebas tanpa beban. Mungkin bagi yang belum biasa berjoget terasa cukup sulit , tetapi kuncinya ikuti irama pukulan saja karena itu fondasi karakter keseluruhan dari jogetan patrol.

Langkah-langkah jogetan patrol yang khas adalah gerakan kaki  termasuk dan lincah cepat, adalagi berdiri dengan sedikit menekuk lutut goyang kiri kanan, pundak diputer setengah putaran dan sebaliknya . Ritme dasar jogetan ini goyangan kecil-kecil tapi cepat, cepat, kemudian melambat. Dan gerakan kaki dalam melangkah biasanya maju mundur , kadang berputar berbalik mungki itu yang khas. Dan kalaupun dijadikan tarian mestinya ketukannya empat perempat. Duakali pindah gerakan. Hahaha ini pun juga masih perlu di konsep lebih baik, karena ini hanya berdasarkan pengamatan dari pentasan musik patrol. Kira-kira kalau diberi nama jogetan patrol ini apa namanya yaa ?

Milenial dan GenZ suka seni tradisi hanya gimmick

 

 


Generasi milenial dan genZ mencintai seni budaya tradisi ini apakah hanya gimmick semata ataukah memang tulus dari dalam hatinya, dengan tujuan melestarikan budaya sekaligus upaya mengembangkan hobynya. Bisa jadi hoby tersebut akan memberikan manfaat baik secara mental maupun nominal, sebagai anak-anak muda yang belum bisa mencari uang sendiri, tentu saja dengan difasilitasi dan kemudian mendapatkan honor adalah pengalaman yang paling mengasyikan. Dapat uang dari jerihpayah sendiri tanpa meminta dari ortu, wow ini istimewa sekali buat mereka. Jadi mereka bukan hanya gimmick, tetapi tulus dengan apa yang mereka bisa lakukan. Sambil menyelam minum air, tentusaja secara fisik mereka dapat manfaat secara mental, yaitu juga mengasah pengetahuan dan kebangsaan mereka sebagai anak-anak muda yang mencintai kebudayaan leluhurnya.

Karena secara rasional menurut para muda upaya pelestarian budaya tidak cukup hanya dilakukan melalui berbagai pertunjukkan secara rutin periodik. Hal utama yang juga harus dilakukan adalah pemberian materi-materi sebagai sarana apresiasi dan pemahaman tentang filosofi serta nilai dari kebudayaan nusantara , warisan dan tradisi yang tumbuh dimasyarakat khususnyayang dialami oleh anak milenial dan genZ sekarang ini. Disamping itu kebudayaan juga harus mampu memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat melalui pengembangan produk kebudayan secara kreatif seperti seni pertunjukan, musik, arsitektur, kuliner, fashion show, film dan kegiatan ekonomi kreatif lainnya. Rasanya masuk dalam logika anak-anak muda jaman sekarang, bahwa aktifitas berkesenian apapun itu mesti harus ada apresiasi dan pengharagaannya baik secara langsung maupun dimasa depan.

Pemajuan kebudayaan merupakan tanggungjawab bersama sebagai warga negara Indonesia yang hidup dam bermasyarakat di wilayah nusantara ini, bahkan jika mereka hidup diluar negeri masih harus menjaga perilakunya yang mencerminkan budaya nusantaranya . Kebudayaan memegang peranan penting dalam kemajuan suatu bangsa. Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dan menjadikan kebudayaan sebagai investasi untuk membangun masa depan. Di nusantara ini terdapat keberagaman budaya daerahnya , ini  merupakan kekayaan dan sekaligus bisa menjadi identitas bangsa yang sangat diperlukan untuk memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah dinamika perkembangan dunia. Tentusaja sudah masuk dalam pemikiran generasi yang lahir ditengah-tengah tehnologi digital, mereka  sadar bahwa perkembangan penduduk dunia yang semakin global dengan percepatan teknologi dan ilmu pengetahuan tersebut dimasa datang harus dikawal perubahan demi perubahan oleh anak-anak muda milenial dan genZ Indonesia.