Senin, 11 November 2019

Kamus Accoustic Parade 2019





Musisi muda Puger sukses menyelenggarakan parade musik akustik dalam rangka memperingati hari Pahlawan 10 November 2019 di Maknun Queens Cafe Puger Kulon.  Pandangan bahwa Puger mempunyai potensi musisi-musisi muda yang mulai bergeliat untuk menampilkan eksistensinya ini terbukti dengan kesuksesan Kamus Accoustic Parade di ikuti oleh 18 grup musik anak muda.


Dimas sebagai aktivis pemuda Puger yang mempunyai hoby musik merasakan kebanggaan tersendiri ketika sebagai panitia penyelenggara, mampu memfasilitasi event yang cukup banyak peminatnya.   “ Saya senang bisa bekerja sama dengan panitia acara Kamus Reborn 2019.”kata Dimas. Ternyata minat musik anak-anak muda di Jember khususnya di Kecamatan Puger ini perlu mendapatkan support dari pemerintah, agar perkembangan musik di selatan ini semakin maju.



“Kami dari KAMUS, Komunitas Musisi Unit Selatan kini bangkit kembali melalui gelaran event KAMUS REBORN 2019. Kami merasakan kelegaan atas terselenggaranya kamus parade accoustic 2019 dan  sukses buat para juara 1.2.3, Semoga tahun depan semakin semarak,”begitu pungkas Dimas Wongseje


Selain untuk mengingatkan pemuda pada 10 November sebagai hari pahlawan juga bertepatan dengan HUT KAMUS yang ke-5 tahun. Semoga kedepan Kamus kembali mengadakan event-event parade musik yang akan meramaikan khasanah musik di wilayah selatan Jember ini.

Kamis, 07 November 2019

Bondowoso semakin nyata keindahannya

  

Kerinduan akan kampung halaman , yang terlintas sebagai pengobat rasa rindu ini adalah pulang. Menyatukan kembali kenangan masa lalu dengan masa kekinian, ternyata inspirasi itu berbuah  menjadi syair dan lirik lagu untuk kotaku. Inilah beberapa part dialog dengan Lutvan pencipta lagu Secangkir rindu untuk kotaku. 

Keindahan Bondowoso seakan terkuak atas alunan lirik dan kesederhanaan melodi, dari penampilan anak-anak muda yang tergabung dalam Estetiga. Kesan kota yang tertutup dengan dukungan sejuknya hawa lereng pegunungan . Bondowoso merupakan kota lembah yang dikurung oleh dua pegunungan, yaitu Argopuro dan Ijen, masyarakatnya lebih banyak sebagai petani dan pekerja yang lebih mementingkan ketenangan. Kota ini jarang gaduh, lebih terkesan anteng-anteng saja. 

“Secangkir Rindu Untuk Kotaku, merupakan single pertama Estetiga yang kita buat untuk masyarakat Bondowoso kota kelahiran saya,”kata Lutvan. Menurut Lutvan menceritakan kerinduan pada kota yang telah lama ditinggalkanya, ini justru bisa menggugah para muda yang juga merantau maupun akan meninggalkan Bondowoso jadi baper. Dan pada akhirnya dalam beberapa penampilan Estetiga banyak penonton yang mulai ikut menyanyikan lirik lagu ini.

“Estetiga juga sedang proses mempersiapkan beberapa lagu, doakan saja agar bisa segera kami rilis,”tutur Lutvan seniman muda jebolan ISI Yogakarta. Personel Estetiga semuanya anak-anak muda asal Bondowoso yang mencoba berkreasi dalam kancah seni musik ini memberikan warna tersendiri dijaman sekarang ini. Rupanya lagu dengan lirik yang kini sudah dirilis dibeberaa cafe dan acara di Bondowoso mendapatkan respon positif dari masyarakat, terbukti ada anak-anak muda hafal lirik lagu ini. 

Numpak Jaran di Pantai Pancer



Suasana sore di pantai Pancer yang cantik dengan pasir pantainya yang hitam , kadang semilir anginnya sangat kencang mendukung untuk mengabadikan sunset. Kecantikan pantai ini memang perlu terus diperhatikan, karena masih kotor dengan sampah disekitar pantai. Banyak ranting ranting pohon,sampah plastik, bahkan sepatu ditepi pantai. Menurut anggota Pokmas Wisata  Pantai Pancer Puger Edy, sebagai pengelola akan terus melakukan inovasi untuk menarik wisatawan agar berkunjung ke pantai Pancer ini  selain menyajikan keindahan alam, atraksi wisata juga harus diperhatikan jadi wisatawan tidak hanya menikmati pantai namun juga bisa menyusuri pantai dengan berkuda.

Biasanya kuda-kuda ini untuk tanggapan Jaran Kencak, sekitar Rp 800 ribu tiap kali tanggapan. Uang tanggapan itu masih dibagi dengan pemain gamelan dan penari. Kalau tanggapan sedang sepi, dan untuk mengisi waktu dan memanfaatkan kuda di tempat wisata seperti pantai Pancer ini. Hasilnya lumayan, jika hari liburan sehari bisa 150-300 ribu bersih per kudanya.

“Tidak tentu mas. Kalau pas liburan ramai bisa Rp 200-300 ribu seharinya. Kadang juga hanya Rp 100 ribu,” papar Tono pemilik kuda dari Balung. Oleh pihak pengelola wisata pantai Pancer, semuanya sama-sama dihimbau untuk menjaga kebersihan pantai , terutama membersihkan kotoran kuda yang berceceran di pinggir pantai. Untuk menjaga keindahan sekitar pesisir meskipun pantai Pancer tidak direkomendasikan dibuat renang.

Aras Musik Perkusi Khas Jember masa datang



Banyuwangi di kenal dengan Kendang kempulnya, di Jember mengikuti dengan kemunculan wacana kendang patrolnya. Kendang patrol menjadi alternatif patrol original, yaitu patrol hanya dengan alat perkusi kayunya semata , tetapi anak-anak muda seniman patrol lebih enjoy dengan kendang patrol senyampang ter pengaruh dengan mahzab camprsari yang menggalak. Musik perkusi merupakan jenis musik pukul  purba musik yang paling tua didunia ini, karena tergolong tidak harus ada alatnya karena bisa jadi hanya benda yang bisa dipukul kemudian menimbulkan bunyi yang diyakini masyarakatnya muncul harmonisasi. Musik jenis ini sudah ada sejak zaman dahulu. Masyarakat zaman dahulu ketika akan berperang atau ketika berkumpul biasanya akan memukul-mukul suatu benda sambil menyanyi dan menari. Perkusi pada dasarnya sangat sederhana. Apa pun benda yang ada di sekitar kita dapat kita manfaatkan menjadi perkusi. Sampai saat ini ada banyak jenis perkusi. Bahkan setiap negara mempunyai alat musik perkusi ciri khas masing-masing.

Patrol Jember  merupakan musik perkusi yang terbuat dari kayu dengan ragam susunan bunyi ber beat natural, itulah makanya bila mendengarkan musik ini seakan enak saja masuk ditelingga kita gaess. Ketukan serta irama pukulannya membuat rampak bunyi tersebut menjadi komposisi yang bisa dinikmati. Bisa saja monoton jika memang ada jenis irama patrol jadul, meski demikian masyarakat Jember menerima dengan antusias , mungkin karena sudah terbiasa .

Tapi kini patrol bisa sangat interaktif dengan situasinya, kekuatan pukulan bukanlah menjadi faktor utama melainkan permainan tempo ketukan dan  iramanya. Dalam patrol kekinian irama merupakan kesatuan yang tak terpisahkan dengan melodi, harmoni, dan juga sebagai sesuatu faktor ekspresi melalui penggunaan tubuh dan berkenaan dengan instrument perkusi. Anak-anak muda Patrol sekarang ini banyak mengalami perkembangan , diera digital ini seniman muda patrol Jember bisa mendapatkan pengetahuan dari internet. Sehingga musik Patrol Jember kekinian pengembangan mulai beraneka meski prosesnya banyak yang otodidak. Misalnya  beat (gerak), irama melodi, aksen gerak (accented beat), durasi (panjang, pendek, rata, tidak rata), pola (repetisi dan kontras), irama (dobel, triple), pembagian tekanan (bagian sama, tidak sama). Dan yang membangun ritme adalah beat, tempo dan aksen atau sinkop. Meskipun dalam keterbatasan referensi seniman patrol yang mendedikasikan dirinya untuk perkembangan patrol akan terus berproses secara dinamis.

Adalah seorang pegawai negeri sipil yang sangat menyukai musik patrol Ahmad Syafii orang asli penangan Kaliwates Jember, beliau merupakan salah satu tokoh pergerakan seni musik patrol di Jember. Sentuhan tangan telah banyak melahirkan beberapa variasi dan lagu-lagu yang didedikasikan untuk musik Patrol Jember. Di kantornya Lingkungan Hidup pun pak Ahmad Syafii ini masih berlatih patrol dengan kawan-kawannya. “Pak Ahmad Syafii ini kawan papi saya, tetapi kini juga menjadi kawan saya, guru saya dan juga sparing saya dalam musik patrol Jember,”ucap Ody pimpinan musik patrol Jember Putra. Menurut Ody pak Ahmad Syafii ini adalah kawan diskusi dan guru terbaik untuk perkembangan patrol terutama untuk perkembangan musik patrol yang dipimpinnya. “Lagu-lagu ciptaan beliau baik dalam proses aransemenya selalu melibatkan seniman muda untuk penyempurnaannya agar selalu up to date di jamnnya,”kata Ody yang juga bekerja sebagai sekuriti sebuah hotel di Jember.

Lagu ciptaan Ahmad Syafii antara lain Manosa, tobate brandalan, setong dhikah adalah lagu-lagu yang diciptakannya, bersama seniman dari grup-grup patrol Jember. Musik patrol ini musik khasnya Jember jadi perlu dikembangkan agar tidak mati telan jaman. Peranti alat patrol yang pokok misalnya Bass, kontra bass, tik tok, leter, Remo , selingan dan kenthir (yang sekaang ini jarang dipakai oleh patrol . Dismaping itu harmoni suling patrol yang semakin manjadi komposisi yang laras di telinga. Biasanya dalam patrol kekinian di tambah dengan kendang, tamborin, terbang hadrah atau bahkan keyboard , patrol semakin menjadi sebuah pertunjukan musik perkusi yang enak di nikmati secara umum.

Selasa, 03 September 2019

Squad tari Samper Sarung SMP 1 Silo Jember

 

 





Siswa yang senang menari biasanya sesuai dengan minat dan bakatnya. Wujud dari minat dan bakat tersebut adalah melatih dirinya dalam bidang yang digemarinya. Dan tampil dalam pementasan merupakan jam terbang bagi siswa yang punya minat bakat di tari.  Adalah siswa SMP 1 Silo Jember akan menampilkan  tari Samper Sarung dalam event lomba tari di Jember yang diadakan oleh transmart pada 1 September 2019 kemarin.

Squad tari SMP 1 Silo Jember mereka mendaftarkan timnya untuk menjadi peserta kelompok kategori umum. Tim tari Samper Sarung dari Silo, ingin menambah wawasan dan jam tampil. Kita juga mau melihat para penampil lainnya, sekaligus memupuk rasa percaya diri anak-anak kita. 

Mengenai siswa yang ikut menjadi peserta lomba  antara lain Nabila Citra, Nurul, Sintya , Anggun dan Agel sya mereka siswa kelas 8 di SMP 1 Silo. Meskipun tidak mendapatkan juara mereka tetap  bersemangat dan yang penting berani tampil itu modal utamanya. Mereka menyadari bahwa banyak teri tari yang bagus dan keren, kostumnya juga bagus-bagus selain itu teknik penarinya juga mantap dari sini kita mendapatkan pelajaran yang berharga. Bahwa berlatih dengan giat itu sangat diperlukan dalam menghadapi lomba apapun hasilnya, soal kalah menang dalam lomba itu hal yang biasa. Yang penting tetep semangat dan tetep berlatih dengan baik.



Tari Niskala Seblang Semakin Moncer




Tarian Niskala Seblang yang dibawakan oleh Sanggar Umah Seni Kuwung Wetan, Desa Mojoagung Kecamatan Srono. Tarian ini terinspirasi dari tradisi suku Osing Seblang Olehsari, yang oleh penarinya divisualkan dengan jelas bagaimana di ritual Seblang, warga yang kerasukan menari dengan gerakan statis menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.  Tari Niskala Seblang mengangkat ritual adat Seblang Olehsari. Sebuah ritual tolak bala warga Desa Olehsari, Kecamatan Glagah Banyuwangi. Penampilan sanggar Umah Kuwung Wetan dalam kedua event itu,  berhasil menyabet penyaji terbaik, penata tari terbaik dan penata rias terbaik. Tim ini mewakili provinsi Jawa Timur untuk berkompetisi dalam Festival Karya Tari 2018 Tingkat Nasional di Jakarta yang bersaing dengan 30 sanggar se-Indonesia.

Dalam kesempatan lainnya tari Niskala Seblang ini juga ditarikan oleh penari-penari yang tergabung dalam organisasi mahasiswa UKM Kesenian Universitas Jember dalam lomba tari yang diadakan oleh BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. UKM Kesenian tampil sebagai pemenang kedua. Event lomba tari di Jember yang diadakan oleh Transmart UKM Kesenian Universitas Jember juga menyabet juara pertama dalam lomba tari yang bertitle Pelangi Nusantara pada 1 September 2019 yang baru lalu. Meskipun tampil dipusat perbelanjaan dengansetting seadanya serta tata lampu yang tidak memadai, penampilan teri ini tetap terkesan mistis dan bikin merinding. Tari Niskala Seblang ini semakin terkenal dan mulai moncer di Nusantara. Salam anget. Salam budaya. Salam tarian Nusantara. 


SMP 1 Silo Ikuti Lomba Tari Pelangi Nusantara


Setiap siswa yang mengikuti ekstrakulikuler disekolahnya tentusaja akan senang bila sesuai dengan minak dan bakatnya. Wujud dari minat dan bakat tersebut adalah melatih dirinya dalam bidang yang digemarinya. Dan tampil dalam pementasan merupakan jam terbang bagi siswa yang punya minat bakat di tari.  Adalah siswa SMP 1 Silo Jember dengan persiapan dan latihan tari Samper Sarung berusaha menambah jam tampil mereka. Dan ketika ada event lomba tari di Jember yang diadakan oleh transmart Jember mereka mendaftarkan timnya untuk menjadi peserta kelompok kategori umum.

“Kita dengan tim tari samper sarung dari Silo, ingin menambah wawasan dan jam tampil dlam lomba tari ini,”begitu kata Kartika . “Sengaja datang dari Silo karena kita mau melihat para penampil lainnya, sekaligus memupuk rasa percaya diri anak-anak kita. Ikut lomba itu biar semakin bersemangat dan tampil perfect di pentasnya,”imbuh Kartika yang mendampingi tim SMP 1 Silo. “Dalam tari yang penting berani tampil itu modal utamanya, dalam kompetisi kalah menang itu hal yang biasa, biar mereka terbiasa dengan suasana lomba”pungkas Kartika.

Lomba tari di pusat perbelanjaan transmart dengan tittle Pelangi Nusantara pada hari Minggu 1 September 2019 kemarin, dalam kelompok kategori umum diikuti sebanyak 17 peserta. Peserta kelompok kategori umum ini meliputi  SMP, SMA dan umum atau sanggar tari di Jember. Untuk kali ini lomba tari Pelangi Nusantara dimenangkan oleh tari Niskala Seblang dari UKM Kesenian Universitas Jember. Kemudian tari Ludoyo dan yang menjadi juara ketiga adalah tari Jaripah yang dibawakan oleh sanggar Cemara Biru Jember. Sementara juri tari diambil dari pihak transmart dan dari pelaku seni tari Jember.

 
penyerahan hadiah juara 1 lomba tari Pelangi Nusantara pada UKM Kesenian


Tetapi ada kritik terhadap penyelenggara adalah stage yang disediakan sangat tidak representatif untuk acara lomba tari, terutama yang tampil sebagai peserta kelompok. Rasanya terlalu sempit karena penempatannya diantara rak barang-barang komoditas dagangan perbelanjaan. “Usul saya jika nanti transmart bikin acara semacam lomba seni khususnya tari , saya berharap penyelanggara mampu memfasilitasinya. Saya pikir panngung seperti ini kurang menghargai para seniman yang tampil,”tukas Kodrat mengomentari pelaksanaan acara lomba. “Kok kesannya tidak siap sebagai penyelenggara lomba,”tuturnya dengan raut muka masam.

Sementara pengamat seni tari Bu Ninin dari Sanggar Hastarini menyayangkan bahwa dari ketiga pemenang tersebut semuanya menarikan tari Banyuwangian. Padahal tari-tari produksi koreografi Jember banyak yang sudah dikenal masyarakat, mungkin karena tarian Banyuwangian lebih energik daripada Jember sehingga dipilih sebagai materi menghadapi perlombaan. Semoga bila ada event lagi tarian Jember akan bisa tampil menjadi pemenang.

Jumat, 30 Agustus 2019

Tirai bambu kini jadi cantik

 


 




tirai bambu yang biasanya hanya dibuat untuk penutup rumah dari panas terik matahari kini bisa menjadi ornamen dekorasi taman atau mungkin cafe. Karena bentuknya sudah tidak biasa lagi, dulu tirai atau krei hanya dibuat secara original natural saja kini sudah diberi hiasan dan gambar yang dipadukan dengan pengecatan. Jadi kini bisa tampil lebih cantik. Kerajinan ini dibuat dari pengrajin Sumberpakem di Bondowoso. 

Sebenarnya masih banyak gambar yang lain , ada juga yang lucu-lucu seperti mickey mouse dan gambar cartoon lainnya. Jika anda berminat untuk memilikinya harga yang ditawarkan Rp. 70 ribu per buahnya. Tirai tadi berukuran 250 x 150 cm ditambah ongkos kirim . Untuk pemesanan hubungi nomer hp 085748610097.

Jaran Konyong Sumbermujur Candipuro Lumajang






Grebeg Suro adalah acara desa Sumbermujur yang diadakan setiap tahun pada 1 Suro, tema acara suroan kali ini Grebeg Suro Bedah Kerawang Acara tersebut nantinya akan didukung oleh kesenian daerah jaranan dan jaran konyong. Ada juga  tari Oling adalah tarian khas Sumbermujur, Oling adalah ikan yg diyakini menjadi penunggu sumber mata air Hutan Bambu
Jaran konyong itu sebenarnya seperti prototype jaran kencak , tapi kalau jaran kencak menggunakan kuda asli atau beneran, sedangkan jaran konyong  kuda yang digunakan bukanlah kuda sungguhan melainkan dibuat meniru kuda . Jaran Konyong ini juga asli kesenian Lumajang.

Dalam prosesi Grebeg Suro sampai saat ini, beberapa tradisi dilakukan untuk memperingati pergantian tahun itu. Salah satunya seperti tradisi rutin pemendaman kepala sapi  yang dilakukan warga Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Lumajang. Kegiatan ini sendiri diselenggarakan , sebagai bentuk perwujudan rasa syukur masyarakat setempat, atas berkah Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan rejeki hasil bumi dan sumber mata air yang melimpah sehingga dapat memberikan pengairan untuk pertanian yang ada di desa.

Semoga kesenian tradisi di desa Sumbermujur selalu mendapatkan perhatian dari pemerintah desanya dan masyarakat tetap mencintai dan melestarikannnya sebagai aset budaya desa.

Kamis, 29 Agustus 2019

Singo Gendeng dan Bupatinya


Bagi kelompok seni jaranan diperhatikan penonton sudah menjadi sego jangan, artinya memang para pemain beratraksi untuk menghibur penontonya. Bahkan sampai berupaya membentuk pertunjukan sebagai sarana menarik bagi penikmatnya. Tak terkecuali kelompok seni jaranan Singo Gendeng Talangsari, semakin banyak yang menyaksikan pertunjukannya semakin mempunyai kebanggan tersendiri. Artinya bahwa apa yang disuguhkan mampu menarik perhatian penontonya, bisa jadi pertunjukan tersebut dianggap berhasil. Namun bahwa keberadaan Kelompok Singo Gendeng diperhatikan oleh pejabat pemerintahan Kabupaten Jember ini yang kadang-kadang yang tidak kesampaian. Bisa saja pak Camat yang datang meminta hiburan dalam rangka tujuhbelasan atau acara lainnya, konteksnya adalah tanggapan. Tetapi ada yang lain ketika atraksi Singo Gendeng dalam karnaval 2019 kemarin menjadi fokus perhatian Bupati Jember. Mereka semua seperti tidak percaya bahwa pejabat sekelas Bupati ingin berfoto bersama mereka. Yah dengan sukacita mereka lalu menggerumbul untuk berfoto dengan Bupatinya. Salam anget Salam Budaya #Jemberceria 

Lomba Tari Kecamatan Ambulu