Kamis, 09 Juni 2022
tetap berkesenian meski harus juga berjuang
Suyadi, petani penggerak seni tradisi
Petani penggerak seni budaya tradisi di desa Andongrejo salah satunya adalah bapak Suyadi. Sebagai petani biasa yang kerap merasakan jayanya panen juga tidak luput dari kerugian atas hasil panenannya. Tetapi semangatnya ngurip uripi kesenian tradisi terutana seni jaranan dan seni campursari sungguh tidak usah diragukan, bahkan rumahnya dipake untuk latihan rutin, kalau pas cuaca tidak menentu. Banyak anak-anak muda baik laki-laki maupun perempuan terlibat dalam semangat berkesenian di desa ini. Desa Andongrejo ini letaknya hampir berhimpitan dengan Taman Nasional Meru Betiri berada di wilayah administrasi kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember. Bisa kita bayangkan desa yang letaknya di pinggir hutan, masih bisa menggerakkan warganya untuk berkesenian secara turun temurun. Salut banget !!
Rasanya belum pernah terdengar beliau mengeluh karena merasa kecewa terhadap pengembangan kesenian ini, ia percaya pasang surut mesti ada dalam hal pengelolaan kesenian. Sanggar seni ini dinamakan Sari Budoyo Pangestu, yang menghibur masyarakat denga seni jaranan dan campursari, tetapi mereka juga terbuka ketika diajak untuk kolaborasi dengan grup atau kesenian lainnya. Kepuasan pak Suyadi ini terlihat jika kesenian tradisi yang dikawalnya berkembang dan selalu membina secara terus menerus para generasi selanjutnya. Itu karena harapannya seni tradisi ini jangan sampai mati.
Rabu, 08 Juni 2022
Nggak berkesan posoan tanpa patrol
Papa Kodi, hidupnya untuk seni
Papa ini selain seniman seni tradisi, juga bekerja sebagai pengawas tembakau dan juga sempat sebagai pengurus parpol inilah bukti beliau merupakan sosok yang multi talenta. Gaya interaksinya juga renyah dan bersahaja selama lawan bicaranya juga tidak kaku dan ngotot. Keluwesan pergaulannya menjadikan banyak pengalaman sehingga pengalaman itu sering diajarkan pada anak-anaknya maupun pada anggota sanggar. Orang ini sangat peduli pada pengembangan seni pertunjukan terutama kesenian tradisi reyog, jaranan dan canmacanan kaduk. Dan selalu memberikan keleluasaan pada anak-anak di komunitas sanggar ini untuk mengembangkan kapasitas diri, baik menempuh pedidikan tinggi ataupun berkolaborasi dengan sanggar atau grup lainnya. Bahkan tidak sedikit yang disumbangkan untuk kemajuan kebudayaan di kabupaten Jember terutama di kesenian tradisi, bahkan kadang torok atau mengalami kerugian demi dedikasinya dalam kesenian ini. Salam sehat untuk papa Kodi, semangatmu bikin kami lebih bersemangat dalam pemajuan kebudayaan di Jember.
Selasa, 07 Juni 2022
home industri pendukung seni budaya
Peran pemerintah memajukan kebudayaan di tengah budaya digital
Senin, 06 Juni 2022
Kerinduan seniman jaranan berproses kolosal
Pagelaran kolosal bolosrewu jaranan barong pernah diadakan di pantai wisata Payangan Ambulu 2017-2018, dengan tujuan memperkenalkan lokasi destinasi wisata pantai sekaligus mempopulerkan seni tradisi jaranan dan barong. Dua tahun itu sangat berkesan bagi penggerak dan pelaku kesenian tradisi, karena berkumpulnya para seniman tradisi dalam berproses sekitar sebulan mewujudkan performance art dengan durasi dua jam. Proses ini yang membuat rindu untuk mengadakan proses bersama, sehingga bisa saling kenal, saling menimba ilmu dan saling menghargai kesenian yang mereka punyai. Seniman yang terlibat dalam performance art tersebut jumlahnya sekitar seribuan yang mewakili seni tradisi jaranan, barongan, barongsai, tari tradisi, macapat, senirupa, seni musik mereka berkolaborasi dalam satu naskah performance art Bolosrewu jaranan Barong.
tari kodok berpartisipasi di pagelaran
pementasan-bolo-srewu-jaranan-barong.html
jember-gelar-pentas-seribu-wadyabala-jaranan-dan-barong
perjalanan-jaranan-barong-jember/
Efek dari pagelaran tersebut bagi para penggerak jaranan dan barong sangat memberikan perubahan pandangan masyarakat bahwa dulu barong dan jaranan seperti seni yang tidak dipandang berkelas, seni kampung seninya rakyat jelata pedesaan , seni jaranan dipandang seni yang asal kesurupan, bahwa seni jaranan banyak yang kembang kempis dan banyak yang mati karena tidak ada tanggapan. Dengan adanya even yang digelar dalam dua tahun berturutan di tempat yang banyak orang datang akibatnya jaranan barong menjadi pembicaraan dikalangan mereka dan masyarakat secara umum karena media juga membantu dalam penyebaran berita serta apresiasi terhadap even ini.
Mereka merasakan manfaatnya kini jaranan dan barongan sering di tanggap orang, anak-anak seniman jaranan kini tidak malu karena ortu mereka wong jaranan, bahwa seni jaranan kini menjadi kesenian yang punya penghargaan yang bisa disejajarkan dengan kesenian tradisi lainnya ada yang tidak kalah menariknya grup-grup jaranan yang baru tumbuh dan yang mati hidup kembali bersemangat menghibur masyarakatnya. Sepertinya lama sekali waktu untuk mereka berkolaborasi bersama , semua itu butuh komunikasi untuk mencapai tujuan. Ibarat nelayan yang mengarungi samudra yang menghadapi pasang surutnya gelombang, begitulah dinamika gerakan kebudayaan di nusantara ini. Tetap semangat.
Nyanyian Sadeng
Gunung sadeng
By
kisumo
Hoya woooh hoooyaa uwoo uooh .....wo yaa uwooh
panji panji pating kelebet.. ana ning gunung, sadeng
panji panji
pating kelebet.. kena angin saka se.. gara
ayo pada mreneo.. delok srengenge.. tiba.saka
akoso
yo pada bebarengan ..nguncalno endaheng moto
aja pada lunga, yen durung, surub peteng
aja pada
lunga yen urung oleh samubarang
gunung sadeng kuwi ,,gunung seng nguripi
rakyan
gunung sadeng kuwi ,,gunung kapur grenden
Gusti allah seng paring pepasten.......
Hoya wooo hoooyaa uwoo uoo .....woho yaa uwooh
###
Gunung sadeng gunung kapur grenden
Gunung sadeng gunung kapur grenden
Mangsa rendeng, sadeng mbegegeg, di udani banyu sewengi
Mangsa ktiga, panase branang , nek bayu teka ,krasa adhem
Sansaya melek suryo, wong kapuran nuli terus makaryo..
Nek wes angslop, wong kapuran pada ndang sirep
leren kerjo
Suwi suwi klebatane, pada suwek
suwek amarga kresek plastike wes tuwek
Sadeng gunung kapur taksih jumeneng ngadeg
gunung kapur
rakyan wes nora melu duwe
Mugi gusti Allah tetep paring rejeki
REFF
aja pada lunga, yen durung, surub peteng
aja pada
lunga yen urung oleh samubarang
gunung sadeng kuwi ,,gunung seng nguripi
rakyan
gunung sadeng kuwi ,,gunung kapur grenden
Gusti allah seng paring pepasten.......
Ampel 2005
Minggu, 05 Juni 2022
Cinta: kutetap mencarimu
Biarkan saja lakon ini kan kujalani
menuju kearahmu dengan keadaanku
niatku apik ora duwe pikiran ala,
ibu pertiwi bapa akoso kula badhe lumampah
nyai among kiai among aku arep mlaku tulung jagakno
ngarep lan mburiku nduwur kaliyan ngandhap
segalanya kuserahkan padamu
aku menyusuri jalanan sepi ini
sepi, betapaku mengais cintamu
aku orang yang tak sempurna, nista
semua orang mencaci mengolok mencibirku
tetap saja kulangkahkan kaki ini, bisiku dalam
kem kem bingkem mingkemo cangkeme asu
kula nderek langkung kersane illahi taala
kuulang berulangkali , melangkah terpejam
suara-suara asu lirih, makin menghambur mendebu
makin tajam aroma cintamu, semakin jelas kutemukan hatimu
biarkan rindu menyatukan tubuh indah di kelambunya
Anak-anak digital belajar wayang kulit
kenalkan wayang sejak dini
Wayang adalah kesenian yang bisa dikatakan populer dikalangan masyarakat Jawa, karena seringkali seni pertunjukkan ini mentas pada even-even tradisi. Misalnya bersih desa, suroan, malam perpindahan tahun bahkan acara-acara yang diadakan oleh keluarga. Acara keluarga inilah yang kadang terlalu sering contohnya anak sunat nanggap wayang, pesta perkawinan ataupu acara ulangtahun bisa saja mereka menanggap wayang kulit semalam suntuk. Tapi jika kita ikuti dari mulai awal pagelaran wayang masih berjubel, mendekati goro-goro berkurang justru berjalan cerita mengarah pada intinya yang tersisa hanyalah para lansia dan sesepuh saja. Sementara anak-anak muda sudah menghilang entah kemana, ada sih paling yang suka dan gemar nonton wayang. Kenapa yaa ?
Bisa jadi anak-anak sekarang ini milenial dan GenZ tidak suka karena tidak mengenal tokoh dan ceritanya wayang karena sedikit sekali sosialisasi pada mereka. Alasannya berikutnya mungkin durasinya yang terlalu lama, bagi yang nggak ngerti tambah bosan. Tetapi sebenarnya wayang adalah cerita kehidupan manusia baik interaksi dengan sesama maupun dengan sang penciptanya. Juga bagian uniknya wayang kulit jawa terdapat punokawan yang menggambarkan tokoh rakyat yang lugas dan segar canda tawanya.
Di Semarang ada tokoh yang memberikan waktunya meluangkan ruangnya untuk memberikan pengajaran pada anak-anak tentang wayang. Beliau adalah bapak Supuno Jepang seorang pengajar dari Unnes , memandang betapa pentingnya memberi pengetahuan wayang terhadap anak-anak, mulai dari cerita wayang, tokoh dan karakter serta sebagian teknis permainannya. Saya salut bener dengan aktifitas ini, ternyata masih ada sosok pengajar yang meluangkan waktunya demi pemahaman budaya pada anak-anak bangsa. Semoga Bapak Supono Jepang selalu diberikan kesehatan oleh Sang Maha Pencipta. foto doc supono jepang
Pranatacara berlatih di sakola bhinneka
Sabtu, 04 Juni 2022
eling biyung
Jumat, 03 Juni 2022
percayalah pada tanda kuasanya
hidup ini sebuah sandiwara besar, siapa saja dia hidup menjalani api
berkerngat dan berkubang dalam darah, tinggal siapa bisa bertahan
dan bersahabat dengan
takdirnya, lantas apa makna mati,
manusia hanya menunggu detik-detik seruling panggilan
musno yoiku jejere manungso mung sak urupe blencong, iso
kawur kanginan
tumekan dulangan pamungkas , ora iso selak marang
ingkang nata kayon
tandane gunge kuoso seng mungkasi lakune wong wong pilihan
wadeg ragamu kebuntel jroning lempung kaliyan lawon
sementara jiwamu kembali, ya kembali terbang nunggu diangkat
jiwa tidak dilahirkan makanya jiwa tidak akan pernah mati
meski berjalan diatas api, tak akan ada darah air mata dan
keringat
tapi jangan sampai jiwamu hanya duduk bersemedi di nisanmu
sepi
senajan wong urip nang dunya mung mampir ngombe
ojo lali raup lan nyuceni awakmu, nyuwuno pangapuro
lan golek tombo ati kanggo nginep ayem nang panggon liyan
yoiku alam akhir jaman kang langgeng tanpo goro-goro