Jumat, 27 Mei 2022
Caplokan ada yang tahu ??
Ada yang kenal dengan caplokan atau barongan, jika anda kenal seni jaranan maka pasti pernah melihat orang bermain dan menarikan seperti kuda kepang yaitulah jaranan dan jathilanya , kemudian ada yang menarikan secamacam barong, celengan atau kadang juga nampak ganongan . Itu kalau pentasan jaranan di jember kalau di kulonan nggak dicampur seperti itu. Biasanya jaranan yang umum dipadukan dengan barongan. Barongan di wilayah mataraman biasa disebut caplokan.
seni pertunjukkan di ruang terbuka
Seni pertunjukan di pentaskan di ruang terbuka, kini mulai menjadi pilihan para penggeraknya. Alasan mengapa mereka lebih memilih ruang terbuka dikarenakan bahwa ruang terbuka lebih banyak orang yang akan menyaksikan, beragam profesi dan status bahkan kelasnya pun secara acak heterogen. Dari alasan itu diharapkan ada apresiasi obyektif. Sisi lainnya sebagai sarana sosialisasi pada masyarakat luas bahwa seni pertunjukan masih eksis dan ada beragam jenis dan bentuknya.
Ruang terbuka bisa saja memanfaatkan fasilitas publik yang sudah ada misalnya alun-alun, tempat wisata, ruang terbuka hijau, pantai, lapangan, lahan parkir bahkan stadion olahraga. Keterbukaan dan keluasan panggung akan dicoba di kemas dan disajikan tersebut dimungkinkan akan menginspirasi masyarakat bahwa jika ada keterbatsan fasilitas gedung dengan konsekuensi keterbatasan pola gerak, solusi pilihannya adalah ruang terbuka. Mestinya dengan pengamatan dan identifikasi kebutuhan pementasan oleh tim produksi seni pertunjukan agar nantinya pementasa bisa berjalan dengan lancar dan sukses menghibur masyarakat. Pernah dilakukan di Jember yaitu pementasan performance art bolosrewu jaranan barong yang di adakan di pantai wisata payangan ambulu pada tahun 2017 dan 2018 yang lalu. Pentas musik patrol juga ada beerapa yang diadakan di pantai watu ulo jember dan beberapa seni lainnya. Sendratasik jatayu tiwikromo juga pernah digelar di alun-alun Jember. Yah semoga dalam mengekspresikan seni kita tidak terikat dan terkungkung oleh ruang atau gedung saja.
Kamis, 26 Mei 2022
Seni Pertunjukkan mempengaruhi psikologi massanya
Interaksi panggung mengawal sisi komunikasi dengan penonton, semakin intens maka semakin penonton terlibat dalam pertunjukan tersebut. Jadi pemain juga merupakan kekuatan dalam penyajiannya diatas panggung yang sebelumnya telah dilengkapi dengan pemahaman naskah, serta arahan sutradara dalam memainkan sesuai dengan logika panggung dengan menterjemahkan gagasan dan pesanya yang ingin disampaikan juga latar temanya, plot, blokingnya, artikulasi gaya dan bahasa dalam dialognya. kekuatan pemain tadi akan didukung dengan perangkat kru panggung lainnya yaitu kostum, makeup, property panggung, ilustrasi, sound dan lampu panggung. Itu semuanya akan diatur oleh tim produksi, nah disanalah peran yang sering tidak terlihat tetapi vital yaitu perijinan, promosi, dokumentasi, transportasi konsumsi dan akomodasi, admnistrasi dan manajemen keuangan serta sponsor pendukung. Kalau masih memungkinkan sumberdaya bisa double casting.
Mengenai kebutuhan ruang di seni pertunjukan tidak harus memakai standar gedung teater atau konser musik, karena itu semua menyesuaikan kebutuhan dan target yang ingin dicapai. Bisa saja menggunakan stadion, lapangan, studio, amphiteater , jika ruang sepeti gedung tidak mampu mewakili penyampaian ide dan gagasan seni pertunjukna maka bisa menggunakan lainnya karena ruang seperti apa itu tidak mutlak. Sehingga ketika ruang sudah diputuskan maka kebutuhan pementasan lainya pasti akan menyesuaikan agar tersampaikan apa pesan yang ingin dicapai. Sudah pasti akan berpengaruh pada biaya produksi. Termasuk didalamnya urusan sewa alat, gedung ,kostum, sound system , lampu , kontrak honor pemain dan kru, belum lagi urusan pendukung lainnya bila pementasan di ruang terbuka yaitu keamanan , tenaga angkut bongkar pasang dan kru pawang sebagai mediator harmonisasi alam . Sehingga pembiayaan seni petunjukan dalam gedung dan di areal terbuka akan berbeda. Memang sepertinya rumit sekali menjalankan ide gagasan ke dalam bentuk produksi seni pertunjukan, tetapi kalau sudah menjalaninya pasti asik-asik saja bahkan bisa ketagihan. Markicob, mari kita coba.
cerita cinta
tak ada kekuatan yang melebihi kekuatan cinta
karenanya,
cinta bisa kuat seteguh gunung berbatu
tak ada kelemahan meluluh lumerkan selain cinta
maka dari itu,
cinta bisa menggelapkan api semangatmu
pilihlah cerita cintamu
Rabu, 25 Mei 2022
jadilah diri sendiri
Aku tak tahu benar, apakah aku baru saja dilahirkan
mengawal jalannya matahari dari timur kebarat
ataukah hanya sebagai jasad yang sudah dimatikan
menyaksikan bau kebohongan demi kebohongan
Nyatakan hari terang ke redup, dari redup ke terang
lemas tak mereaksi, hanya tulus polos caraku menilainya
ini bukan mimpi tapi nyata, nyata sebagai kebodohan yang panjang
rasakan jiwa yang menyendiri tubuh yang tercerai dari indranya
tak ada yang datang menyapa memberikan tangan membangunkanku
tak ada yang coba hentikan lambatnya waktu usia kematianku
tak ada yang menjawab jeritan risaunya kata hatiku
tak ada yang menjelaskan mandegnya nafsu birahiku
Baru kusadari ternyata aku hanya pelengkap dunia
hanya menjadi ornamen keindahan tidak ada artinya
sudah saatnya kutinggalkan sinarmu, menjelma lilin kecil
menjadi diri yang menyala, terangi jalanku yang sangkil
yang muda yang berkreasi
Ekspersi seni anak muda biasanya tidak melulu pada satu genre seni, bisa saja pas lagi ingin berekspresi tidak terlalu terkat dengan tradisi mereka ungkapkan dengan modern dance, kadang teater musikal, sendratari ataupun lainnya . Yang penting bisa untuk mengekspresikan diri mereka, bahwa anak muda milenial maupun GenZ itu bisa kreatif dan inovatif, sekaligus menunjukan eksistensinya dalam berkesenian. Hanya butuh ruang, arahan dan bimbingan tetapi tidak perlu sampai intervensi, maka jiwa mudanya yang penuh keinginan pembebasan kreasi bisa dinikmati sebagai performance art yang berkualitas.
Pengakuan bahwa mereka adalah generasi yang bisa berkreasi dan menujukkan bakat di kesenian itu yang dibutuhkan, agar selanjutnya dapat produktif menciptakan kreasi-kreasi barunya. Sebagai orang dewasa yang mendampingi tentusaja akan merasa bangga dengan aktifitas positif generasi muda dalam berkesenian bisa dilakukan secara mandiri. tetapi ada kalanya orang dewasa takut pada aktifitas anak-anak muda yang terlalu diberi peluang kebebasan tersebut akan kebablasan. Sehingga akan sering memberikan rambu-rambu batasan, bisa jadi cenderung cerewet. Tetapi hal ini bisa diminimalisir jika orang dewasa tadi sejak awal menekankan pondasi pada anak-anak muda sebelum dalam berkreasi , mereka harus menguasai nilai dasar pergaulan sosial diruang budaya, etika komunikasi, sopan santun serta tehknik dasar seni. Teknik dasar tadi sebagai bekal mereka berekspresi kelak, misalnya dasar gerak, tehnik muncul, pola panggung, sense musikal serta simbol sebagai bahasa tubuh dan ekspresi. Memang tidak akan disampaikan secara bertahap, sampai mereka cukup memahami dan menerima secara rasional menurut mereka. kalaupun ada kesalahan atau kekeliruan tugas sebagai orang dewasa yang mendampingi untuk mengarahkannya. Maka harapanya pengalaman tersebut akan menjadi pelajaran yang paling berharga bagi kelangsungan kehidupan berkesenian dimasa mendatang.
Seniman tak ada kata pensiun
Cintanya pada reyog ponorogo tidak hanya sekedar kata-kata belaka, tetapi konkrit dalam tindakan ini terlihat dari seorang Jarkasi. Mas jarkasi adalah seorang pns tetapi juga sangat mencintai seni tradisi yaitu reyog ponorogo, nampaknya tugasnya sebagai pegawai masih dia selipkan untuk berkesenian. Di hari liburnya sebisa mungkin disempatkan untuk berekspresi apalagi ada undangan grup reyognya tampil, dia akan berusaha agar tidak ketinggalan. Beliau juga multi talent dalam posisi di pementasan reyog tersebut, kadang di gamelan , kadang peganng dadak reyog , tetapi seringkali lebih memilih sebagai tukang kendang. Mungkin kalau seorang pegawai akan pensiun, semoga dalam berkesenian tak kenal kata pensiun menjadi seniman. Salam budaya. Lestari reyog ponorogo.
Selasa, 24 Mei 2022
Berjuanglah demi cintamu
kesenian itu cukup dengan niat baik
Komunitas jaranan wirowongso Ajung yang cukup kondang adalah Cemeti Amarosuli, sudah bertahan sepuluh tahun lebih. Anggotanya juga banyak terutama anak anak muda minlenial dan GenZ yaitu pemuda pemudi yang tinggal di sekitar desa atau dari luar desa. Beragam jenis profesinya ada yang masih pelajar dan mahasiswa ada juga yag sudah bekerja bahkan berkeluarga. Lebih tepatnya komunitas ini kita sebut keluarga besar Cemeti Amarosuli. Kenapa mereka bisa bertahan berkesenian bahkan mampu mengembangkan kapasitas sumber dayanya sekaligus berkemampuan mengadakan eksebisi secara mandiri tanpa ada bantuan dari pihak luar yang berarti.
Dalam pantauan kami rupanya selain berkegiatan seni tradisi mereka juga mengadakan pengajian rutin setiap malam jumatnya, kira-kira inilah resepnya . Kemudian dengan beberapa acara rutin tahunan yang wajib mereka lakukan, sepanjang yang kita tahu even yang wajib itu acara peringatan ulangtahun, suroan, bersih diri sebelum memasuki bulan ramadhan dan selain itu ada latihan rutin semacam arisan sebulan sekali dan melayani tanggapan-tanggapan dari pihak yang punya hajat. Saya tidak melihat detai manajemen komunitas ini tetapi rasanya jarang ada masalah urusan keuangan, mungkin manajemen di atur secara kekeluargaan. Dan jika ada masalah internal segera mereka atasi jadi tidak berlarut-larut, displin latihan juga mereka terapkan. Relatif rapi organisasi mereka ini, mungkin karena faktor kepemimpinan oleh seorang yang sangat mengerti sikon anggota dan situasi luaran. Sebagai pemimpin sekaligus ustad dalam pengajiannya, nama Muhammad Sutinggal yang juga sering disebut Bopo oleh anggotanya sangat tegas dalam mengelola komunitas ini yang sudah dianggap menjadi keluarganya menjadi motor penggerak seni tradisi jaranan di Jember. Sutinggal yakin, bahwa menggerakkan seni tardisi jaranan tidak harus orang yang sekolahan bertitel, berkedudukan sebagai pejabat bukan juga orang yang punya harta tetapi cukup dengan niat , tindakan nyata serta doa serta saling menjaga antar anggota keluarga besar. Sudah itu saja cukup, rejeki sudah ada yang mengatur selama kita berusaha dan berdoa Gusti Allah tidak akan melupakan kita. Sepakat sih dengan pandangan beliau, semoga keluaraga besar Cemeti Amarosuli senantiasa diberi kelancaran dalam pengembangan kesenian dan kebudayaan.
menhir di jember
Senin, 23 Mei 2022
Minimnya Kepedulian pada Kebudayaan
Swasta yang setia mendukung kebudayaan
Kebudayaan merupakan suatu produk yang diciptakan manusia untuk lebih beradab dan bermatabat dalam kehidupan sosialnya, jadi mesti dinamis selalu bergerak sesuai kebutuhan manusianya. Karena kebudayaan adalah unsur dari hidup dan prilaku manusia termasuk cipta, rasa , karsa dan hasil karyanya, yang terbentuk secara kurun waktu. Maka dari kebiasaan hidup yang kemudian menjadi identitas pengelolaan akal budi hingga kurun waktu tertentu menjadi budaya masyarakat yang telah mengalami konsensus. tapi apakah setelah terjadi konsensus hidup dengan identitas bermartabat dalam lingkungan sosial kemudian akan mandeg atau dogmatis. Tentusaja tidak karena kebudayaan adalah kata kerja yang akan selalu dinamik sesuai dengan jamannya, sehingga perlu tetep untuk dikembangkan dan dimajukan. Dan tugas itu bukan hanya tugas masyarakat saja tetapi juga pemerintah. Apalagi di Nusantara ini banyak sekali wujud dan bentuk-bentuk kebudayaan yang mempunyai keunikan , identitas dan komunitasnya sendiri yang secara rasional mestinya akan megalami akulturasi budaya diantaranya dan membentuk konsensus baru yang lebih meluas sifatnya dan tetap membumi karena berakar pada budaya dan keraifan lokalnya. Siapa peduli ?
Lha kalau melihat sampai sekarang siapa yang peduli ya paling jelas adalah para pemangku budaya masing-masing entitas atau komune budaya yang ada di nusantara ini. Kalaupun pemerintah peduli itu sifatnya adalah tugas sebagai hadirnya negara dalam proses kebudayaan bangsa ini. Bisa dimaknai hadirnya UU no 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan salah satunya dibuat untuk melindungi, mengembangkan, pemanfaatan dan pembinaan kebudayaan. seusai dengan tujuan cita-cita nasional .
Tujuan nasional kita adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Pasal 32 ayat (1) UUD 1945 secara tegas mengamanatkan “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya”.
PP 87 tahun 2021 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Pemajuan Kebudayaan menyebutkan bahwa Objek Pemajuan Kebudayaan adalah unsur Kebudayaan yang menjadi sasaran utama Pemajuan Kebudayaan. Strategi Kebudayaan adalah dokumen tentang arah Pemajuan Kebudayaan yang berlandaskan pada potensi, situasi, dan kondisi Kebudayaan Indonesia untuk mewujudkan tujuan nasional.
Sudah jelas siapa saja pihak yang diamanatkan untuk memajukan kebudayaan, pemerintah, swasta dan orang per orang. Dalam kegiatan kebudayaan yang sangat membantu selama ini adalah pihak swasta dan perorangan. Nggak pernah ada BUMN atau BUMD atau lembaga pemerintahan lainnya yang peduli terhadap pemajuan kebudayaan seperti yang diamanatkan di perundangan kita. Ampun deh kaka. Perlu kita beritahukan pada mereka agar peduli memberikan dukungan secara konkrit sesuai aturan, daripada hangus tersedot dengan msi-misi yang tidak jelas dan ilegal.
Minggu, 22 Mei 2022
hitammu menjelma nyata
takkan sanggup kubayangkan
takkan sanggup kuimpikan
takkan sanggup kupikirkan
Menyerukan suara hati ini
padamu, yang ada hanya kenangan
mengenangmu butuh mengulik kisah
kasih dipanjangnya musim hujan
selalu hitam yang kudapatkan
biarlah alam memilihmu menemaniku
aku tertawa saat kehujanan, basah dalam hujan
mungkin memang benar tidak ada yang sia-sia
mengukir alam menjadi bulir-bulir harapan
ya kau jadikan khyalan menjadi kenyataan
kenyataanlah yang selalu menemaniku